Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sam Edy Yuswanto

Pentingnya Bahasa Tubuh Ketika Berkomunikasi

Edukasi | Saturday, 28 Jan 2023, 06:33 WIB
Dokumen pribadi/ Sam Edy

Komunikasi merupakan hal yang urgen dalam kehidupan ini. Oleh karenanya, dalam berkomunikasi dengan orang lain, diperlukan kiat agar komunikasi yang terjalin dengan sesama dapat berjalan lancar, efektif, dan saling menghormati.

Dalam buku “Berpikir Cerdas Bertindak Tegas” dijelaskan bahwa komunikasi adalah proses di mana suatu ide ditransfer oleh sumber kepada penerima dengan maksud untuk memberi pemahaman dan pengertian. Proses komunikasi yaitu bagaimana pengirim menyampaikan pesan kepada penerima. Komunikasi antar-manusia bisa terjadi dalam dua proses, yaitu verbal dan non-verbal.

Kita tentu telah mengetahui contoh komunikasi verbal, yakni komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan kata-kata. Penting digarisbawahi di sini bahwa dalam bertutur kata dengan sesama itu diperlukan pemilihan kata-kata yang baik, enak, sopan, dan tidak membuat orang yang kita ajak bicara merasa sakit hati.

Selanjutnya, kita akan membahas komunikasi non-verbal. Bahasa tubuh adalah bentuk komunikasi pesan non-verbal atau tanpa kata-kata. Bahasa tubuh merupakan proses pertukaran pikiran dan gagasan di mana pesan yang disampaikan dalam bentuk isyarat, ekspresi wajah, pandangan mata, sentuhan, artifak atau lambang yang digunakan, diam, waktu, suara, serta postur dan gerakan tubuh (hlm. 89).

Hari Laksana menjelaskan, bahasa tubuh memiliki fungsi untuk mengulang kembali gagasan yang disajikan secara verbal. Misalnya, setelah seseorang menjelaskan penolakannya terhadap suatu hal, ia akan menggelengkan kepalanya berulang kali untuk menjelaskan penolakannya.

Setiap orang seyogianya mempelajari bagaimana memiliki bahasa tubuh yang baik ketika berkomunikasi dengan sesama. Hal ini penting karena ada sederet bahasa tubuh yang memiliki konotasi negatif yang mestinya kita hindari dalam pergaulan.

Beberapa bahasa tubuh negatif yang diungkap dalam buku ini misalnya: tangan di saku, tangan di belakang, berdiri dengan bertumpu pada satu kaki, menyilangkan kaki dan tangan, menggaruk hidung atau kepala, dan sebagainya.

Mengapa memasukkan tangan ke dalam saku termasuk bahasa tubuh yang negatif? Pertanyaan ini mungkin terbetik di benak sebagian orang. Jawabannya, karena ketika kita memasukkan tangan ke dalam saku, kita tampak kurang terbuka. Seolah-olah ada yang ingin kita sembunyikan. Sikap ini juga secara alami muncul jika kita tidak terlalu yakin dengan apa yang kita sampaikan. Hindari melakukan hal ini. Segera keluarkan tangan kita setiap kali kita sadar telah memasukkan tangan ke dalam saku celana (hlm. 98).

Selain membahas tentang bahasa tubuh saat berkomunikasi dengan orang lain, buku ini juga memaparkan tentang berpikir cerdas dan bertindak tegas dengan berpikir positif. Kita tentu telah memahami perihal pentingnya memiliki pikiran positif dalam berbagai situasi dan kondisi. Pikiran positif telah terbukti ikut memengaruhi tindakan atau perilaku kita. Pikiran positif juga menjadi salah satu kunci dalam meraih kesuksesan.

Hari Laksana menjelaskan: semakin positif pikiran seseorang, maka orang tersebut juga akan memiliki peluang besar menuju perubahan yang lebih baik.

Terbitnya buku “Berpikir Cerdas Bertindak Tegas” karya Hari Laksana (terbitan Araska 2023) ini layak dijadikan sebagai salah satu bacaan yang bermanfaat bagi para pembaca.

***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image