Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Andri Mastiyanto

Hubungan Kesehatan Mental dan Rehabilitasi Narkoba bagi Pecandu

Edukasi | Saturday, 21 Jan 2023, 15:30 WIB
Renungan malam di rehabilitasi Narkoba RSKO Jakarta I Sumber foto : dokpri

"Rehabilitasi menjadi salah satu cara untuk membantu para pecandu agar dapat terlepas dari penyalahgunaan obat, NAPZA atau narkoba, dengan berbagai efek negatif yang ditimbulkannya termasuk kesehatan mental"

Februari 2019 silam, merupakan hari terakhir saya bertugas di Unit Rehabilitasi NAPZA / Narkoba RSKO Jakarta. Pengalaman baru dimulai dengan bertugas di Kepegawaian dan Tata Usaha selama dua minggu, lalu Humas dan Pemasaran (2019), Humas dan PKRS (2019 s/d 2021) kemudian PKRS dan Pemasaran (2021 s/d sekarang).

Saya mendapatkan berbagai cerita dari pasien RSKO Jakarta yang mengalami masalah kesehatan mental karena penggunaan NAPZA / Narkoba saat bertugas di Unit Rehabilitasi NAPZA (2015 s/d Februari 2019).

Banyak pemberitaan yang beradar selama bertahun-tahun dan silih berganti dimana dunia selebritas Indonesia dihebohkan dengan terjeratnya selebritis atas kasus penyalahgunaan obat dan narkoba.

Bahkan ada selebritas di tahun 2015 tertangkap tangan menggunakan sabu, dimana sebelumya terkena kasus tindak pidana kekerasan fisik terhadap pasangannya (pacar).

Tidak hanya public figure saja yang terjerat, tapi juga masyarakat umum. Pemuda berinisial T di Palembang pada Januari 2021 membakar rumahnya sendiri karena tidak diberikan uang oleh ibunya untuk membeli narkoba.

Ternyata tidak hanya rumahnya yang terbakar habis, si jago merah juga melalap 18 rumah tetangganya. Kejadian ini terjadi di kawasan belakang Pasar Gubah, Kelurahan Bukit Kecil, Kota Palembang pada Januari 2021 lalu.

Dua kasus di atas menggambarkan bagaimana kondisi mental akibat penyalahgunaan NAPZA / Narkoba seseorang dapat mempengaruhi perilakunya. Penyalahgunaan NAPZA / Narkoba dapat merusak kesehatan mental penggunanya juga mengakibatkan tidak stabilnya kondisi mental.

Bila kita mengacu pada defenisi WHO maka kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan individu yang menyadari potensinya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif dan menghasilkan, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya.

Individu yang sehat mentalnya dapat mengatasi berbagai permasalahan dan tekanan kehidupan dengan memanfaatkan potensi yang dimiliki.

Patut kita pahami bahwa mental yang sehat akan mampu mengarahkan diri sendiri untuk dapat hidup lebih produktif dan bermanfaat bagi lingkungan sekitarnya. Tentunya penyalahgunaan obat dan narkoba akan membuat sebaliknya.

Ketika saya membaca situs yang peduli mengenai kesehatan mental, dearsenja.com, ada banyak cara untuk mengecek kondisi kesehatan mental secara langsung ataupun online.

Kesehatan mental tidak kalah pentingnya dengan kesehatan fisik, malahan kesehatan mental yang buruk justru bisa berdampak negatif terhadap kondisi fisik.

Terdapat 5 situs yang disarankan blog.dearsenja.com untuk mengecek kesehatan mental dari Mental Health America, Clinical Partners, Talk Space, Psychology Today, dan University of Washington. Untuk lebih jelasnya dapat membaca artikel blog.dearsenja mengenai tes online kesehatan mental DI SINI

Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebutkan dalam situs resminya, narkoba merupakan obat atau zat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik yang dapat menyebabkan perubahan kesadaran, menenangkan syaraf, menghilangkan rasa sakit, mengakibatkan rasa kantuk, menurunkan serta menghilangkan rasa nyeri, hingga mampu menimbulkan ketergantungan.

Narkoba yang disalahgunakan oleh pengguna (pecandu) untuk mendapatkan efek adiksi pada akhirnya akan berdampak menganggu berbagai aspek dalam kehidupan mulai dari aspek sosial, ekonomi, hukum, psikologis, kesehatan fisik hingga kesehatan mental.

Para pecandu narkoba ini memilih menyalahgunakan obat atau narkoba sebagai pelampiasan dari rasa cemas, stres, takut, bahkan depresi. Mereka menganggap narkoba dapat digunakan sebagai sarana untuk dapat menghilangkan perasaan tersebut.

Bahkan, banyak pecandu berharap dengan menggunakan narkoba dapat melupakan permasalahan mereka, dan menimbulkan perasaan bahagia dan menyenangkan, membuat lebih percaya diri serta berani. Padahal itu kebenaran semu.

Hal tersebut yang saya dengar langsung dari para pasien saat berkerja sebagai Penyuluh Kesehatan Masyarakat di Unit Rehabilitasi NAPZA RSKO Jakarta.

Namun, tidak hanya pecandu narkoba saja yang terdampak kesehatan mental, keluarga pun juga bisa terdampak. Berbagai situasi kesehatan mental mereka alami, para keluarga ini bisa stress, cemas dan depresi juga.

Acapkali saya menemui alasan kenapa para pecandu menggunakan narkoba, salah-satunya karena stres dan memilih menggunakan narkoba sebagai jalan pelampiasan. Sumber stres ini bisa bermacam-macam, bisa dari konflik dalam keluarga, masalah pekerjaan, ekonomi, tertipu, dll.

Bila kita membaca Indonesia Drugs Report 2020, gangguan jiwa menjadi salah satu dampak kesehatan dari penyalahgunaan narkotika jika digunakan dalam jangka panjang. Adapun dampak kesehatan mental yang paling banyak dialami pecandu narkoba adalah kecemasan, takut dan panik.

Mengapa pecandu narkoba sebaiknya di rehabilitasi narkoba ?

Rehabilitasi narkoba bisa menjadi salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membantu memulihkan pecandu narkoba dan penyalahguna obat.

Treatment yang dilakukan di rehabilitasi narkoba akan membantu pemulihan mulai dari segi fisik, mental, spiritual, dan sosial yang terdampak efek dari zat adiktif tersebut.

Tak hanya itu, rehabilitasi narkoba juga dapat membantu pecandu terbebas dari narkoba, dan menjaga diri mereka untuk tetap bersih dari rayuan penggunaan kembali zat adiktif tersebut.

Patut diketahui, efek penyalahgunaan obat / NAPZA / Narkoba terhadap mental pengguna bisa mengarah pada masalah kesehatan mental dan gangguan kepribadian.

Zat terlarang ini juga dapat membuat penggunanya mengalami kebingungan, kehilangan kesadaran, dan bahkan peningkatan agresivitas.

Rehabilitasi narkoba dengan tenaga professional seperti dokter spesialis jiwa, psikolog, perawat, tenaga medis dan penunjang lainnya, pekerja sosial, konselor, dan pekerja lainnya dapat membantu mereka mengembalkan kesehatan mental.

Ilustrasi kegiatan di rehabilitasi dari morning meeting hingga art therapy I Sumber Foto : dokumen pribadi

Recovery addict (pecandu narkoba yang telah pulih dari kecanduannya) akan mendapatkan risiko menerima pandangan negatif dari masyarakat yang membuat mereka mendapatkan sanksi sosial dengan dikucilkan.

Namun, disini peran rehabilitasi narkoba membantu recovery addict untuk mampu menghadapi situasi tersebut. Karena tidak mungkin kita menginjeksi kepercayaan kepada semua orang bahwa recovery addict merupakan individu yang sudah berbeda.

Rehabilitasi narkoba mungkin menjadi proses yang terasa sulit dan berat bagi beberapa calon recovery addict untuk kali pertama. Akan tetapi, melalui dukungan dan motivasi dari petugas dan orang-orang terdekat, proses ini akan menjadi lebih mudah dilalui.

_

Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas

Bro Agan aka Andri Mastiyanto

Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan I Instagram @andrie_gan

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image