Adab Mendengarkan Alquran Dibacakan
Agama | 2023-01-18 13:57:48Adab Mendengarkan Alquran Dibacakan
Oleh : Dhevy Hakim
Publik dikejutkan dengan beredarnya video yang menunjukkan saweran kepada seorang Qoriah. Nampak dalam video tersebut sang qori’ dikasih uang yang disusun seperti kalung lalu diletakkan di atas kepalanya.
Video inipun menjadi topik yang hangat untuk diperbincangkan. Pasalnya saweran yang biasanya identik dengan hiburan semacam dangdutan, kini justru dilakukan kepada seorang qoriah.
Para ustadz seperti ustadz Hilmi merasa fenomena tersebut tidaklah pantas. Bahkan sebagian kaum muslimin ada yang menilai tindakan saweran tersebut sebagai bentuk pelecehan bahkan masuk dalam upaya desakralisasi Alquran.
Sang qoriah yang menjadi korban saweran pun menuturkan ke media bahwasanya dirinya merasa tidak dihargai. Bahkan beliau menuturkan kemarahannya pada panitia penyelenggara seusai dirinya membaca Alquran pada saat kejadian. (kompas.com, 6/1/2023)
Lantas, bagaimanakah sebenarnya adab ketika ada seseorang yang sedang membaca ayat suci Alquran?
Dalam pandangan Islam membaca ayat-ayat yang ada di dalam Alquran adalah salah satu bentuk ibadah. Pahalanya pun luar biasa, baik bagi yang membacanya maupun yang mendengarkannya.
Rasulullah SAW. Bersabda: “Siapa saja membaca satu huruf dari Kitabullah (Alquran) maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Masyaallah, betapa banyak pahala yang mengalir buat orang yang mau membacanya. Bahkan di dalam hadis yang lain disebutkan bahwa tidaklah alif-lam-mim itu satu huruf tapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim juga satu huruf.
Sedangkan dalil yang menunjukkan pahala buat orang yang mau mendengarkan ayat suci Alquran adalah sabda Rasulullah SAW berikut ini: “Barangsiapa mendengarkan (dengan sungguh-sungguh) ayat dari Alquran, dituliskan baginya kebaikan yang berlipat ganda dan barangsiapa membacanya adalah baginya cahaya pada hari Kiamat.” (HR Bukhari dan Imam Ahmad dari Abu Hurairah RA)
Oleh karenanya Islam mengajarkan adab saat firman Allah itu dibacakan. Ada dua hal yang mesti diperhatikan yakni kita diperintahkan untuk mendengarkan dan juga memperhatikan sambil berdiam diri, baik ayat suci Alquran dibacakan di dalam shalat maupun di luar shalat.
Jika dibacakan Alquran, kita diperintahkan mendengar dan memperhatikan sambil berdiam diri, baik di dalam sholat maupun di luar sholat. Hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT yang ada di dalam Quran Surat Al-A’raf ayat 204 : “Dan apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.”
Maksud ayat ini, sampaikan juga apabila dibacakan ayat-ayat Alquran oleh siapapun, maka dengarkanlah dengan penuh perhatian, dan diamlah sambil memperhatikan tuntunan-tuntunannya dengan tenang agar kamu mendapat rahmat dari Allah SWT.
Hendaklah mereka mendengarkan sebaik-baiknya lantunan ayat Alquran atau memahami isinya, mengambil pelajaran-pelajaran dari padanya dan mengamalkannya dengan ikhlas.
Sehingga pembacaan ayat suci Alquran menjadi sesuatu yang semestinya sakral bukan untuk dibuat bercandaan ataupun semacamnya. Jelaslah, peristiwa penyaweran seorang qoriah yang sedang viral di media sosial tidaklah semestinya terjadi.
Kaum muslimin harus kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya, tidak boleh terbawa arus sekulerisme yang semakin menjauhkan syariat Islam yang sempurna dan paripurna dalam kehidupan sehari-hari.
Di sisi lain fenomena saweran terhadap seorang qori’ sesungguhnya memperlihatkan pada kita sebagai bukti adanya sekulerisasi di negeri ini.
Sekulerisme sebagai pondasi ideologi kapitalisme telah memisahkan agama dari kehidupan bahkan nilai-nilai agama yang murni saja tak luput dari target untuk sengaja dijauhkan dari nilai-nilai yang sebenarnya. Oleh karenanya tidak heran terjadi kasus penyaweran kepada pembaca Alquran.
Sekulerisme yang menjauhkan agama dari kehidupan jelas mengakibatkan manusia serba bebas untuk bertingkah laku. Atas dalih HAM mereka dengan mudah dan tanpa dosa melakukan hal-hal yang jelas menyalahi agamanya sendiri.
Oleh karenanya selama negara mengadopsi sekulerisme maka kejadian-kejadian yang melecehkan agama, menodai agama akan terus terjadi. Umat Islam harus segera sadar bahwa situasi yang sesuai dengan habitat Islam hanya mampu diwujudkan bilamana sistem yang dijalankan berdasarkan syariat Islam. Sistem Islam yakni dalam bingkai khilafah Islamiyyah. Wallahu a’lam.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.