Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image waya

Pagelaran Wayang Golek

Sastra | 2023-01-18 11:53:09

Poto wayang golek Purwa Raja Amarta dan para punakawan

Seni wayang golek adalah kesenian yang sudah ada sejak zaman sebelum Indonesia Merdeka. Seni wayang golek lahir di tatar pasundan Jawa Barat. Melalui iringan musik yang disebut gending karawitan sunda, dan menggunakan dialog bahasa sunda. Wayang golek adalah sejenis boneka berbentuk tiga dimensi terbuat dari kayu, dari mulai bentuk mukanya pun memiliki khas dengan pewarnaan cat sesui dengan karakter tokoh pewayangannya. Berbeda dengan pewayangan lainnya seperti wayang kulit dan wayang lainnya.

Wayang Kulit merupakan kesenian khas Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wayang kulit secara dimensi berbeda dengan wayang golek, wayang kulit hanya memiliki dua dimensi terbuat dari kulit. Jawa Baratpun memiliki seni wayang kulit yaitu di wilayah Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Indramayu. Secara umum kesenian wayang golek maupun wayang kulit disebut sebagai kesenian WAYANG, namun yang membedakanya adalah media dalam material yang dipakai dalam pagelarannya serta proses pembuatannya.

Wayang merupakan warisan Maha Karya yang lahir sebagai warisan bentuk budaya tak benda yang sangat bernilai secara mutu tinggi (Adiluhung) yang harus dipelihara oleh negara. Sejak tahun 2008, Wayang sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda Indonesia yang diakui secara Internasional, wayang juga sebagai warisan Mahakarya Dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur. Hari Wayang di Indonesia di tetapkan pada tangga 7 November melalui Keputusan Presiden nomor 30 tahun 2018.

Kesenian Wayang pertama kali dipagelarkan oleh para Wali Songo di tatar jawa yaitu dengan tujuan menyebarkan Agama Islam. Ketika masyarakat mau menonton pagelaran wayang, tiket masuknya bukan memakai karcis atau memakai uang akan tetapi harus bisa membaca syahadat, yang bisa membaca syahadat langsung bisa menonton, yang belum bisa membaca syahadat pada saat itu juga diajarkan membaca syahadat. Cerita cerita dalam pagelaran wayang oleh para wali songo adalah mengambil cerita Ramayana dan Mahabarata dari India, namun cerita tersebut sudah dirubah disesuaikan dengan ajaran ajaran Islam.

Poto Pagelaran Festival wayang golek

Pada tahun 70 wayang golek di tatar pasundan sudah sangat popular dan di minati oleh masyarakat Jawa Barat. Dahulu hampir di setiap pesta hajatan di masyarakat wayang golek sebagai bagian dari hiburan. Dalam sebuah pagelaran wayang golek yang memainkan peran wayang golek adalah seorang Dalang. Dalang adalah sosok seniman yang pandai memainkan wayang golek, bukan saja memainkan wayang golek, akan tetapi Dalang juga harus pandai menyanyikan lagu -lagu karawitan, karena ada beberapa tokoh wayang punakawan yang sering bernyanyi, sebut saja tokoh punakawan wayang golek Astrajingga yang sering di kenal dengan cepot, ketika di perankan oleh Dalang pasti tokoh tersebut bernyanyi. Juga tokoh tokoh wayang golek lainnya ketika diperankan memiliki khas dan karakter suara. Suara tokoh wayang golek tersebut disesuikan dengn Titi nada lagu.

Seiring dengan perkembangan zaman, kesenian wayang golek khususnya di Kabupaten Karawang, wayang golek saat ini kurang di minati oleh masyarakat. Penyebab kurang di minatinya kesenian wayang golek ada beberapa faktor diantaranya :

Pertama Dalam sebuah pagelaran wayang golek harganya berkisar antara 15 sampai 30 juta rupiah untuk Dalang lokal atau Dalang yang belum terkenal, beda halnya dengan dalang terkenal berkisar antar 30 sampai 70 juta rupiah, sehingga bagi kalangan masyarakat menengah ke bawah jarang sekali memakai kesenian wayang golek ketika mengadakan pesta hajatan baik pesta hitanan maupun pesta pernikahan.

Kedua kemudahan Media sosial yang menjadikan kurangnya minat masyarakat untuk menonton secara langsung di area pagelaran. Satu bukti Masyarakat Karawang saat ini lebih menyenangi nonton wayang golek lebih melalui media sosial seperti youtube dan lainnya dibandingkan menonton secara langsung.

Ketiga Kesenian modern saat ini lebih disenangani oleh masyarakat dibandingkan kesenian tradisional wayang golek. Keempat Tidak diperkuat sebagai program kurikulum Pendidikan di sekolah untuk dijadikan kekuatan regenerasi. Hal ini menjadikan kesenenian tradisional wayang golek kurang diminati, seharusnya seni wayang golek pertunjujukan disetiap sekolah.

Kelima Kurangnya Peranan Pemerintah terhadap dukungan pagelaran wayang golek .Pertunjukan wayang golek hampir jarang di selenggarakan oleh pemerintah, baik pada event skala besar maupun event sekala kecil, bahkan dalam acara penyambutan tamu maupun kegiatan HUT Karawang dan HUT Kemerdekaan RI sangat jarang sekali dilibatkan.

Keeenam Kurangnya diadakan event Festivala Pedalangan. Kegiatan event festival Pedalanagn khususnya wayang golek minim diadakan baik di tingkat Kabupten maupun tingkat Provinsi. Sehingga para dalang khusususnya untuk berkreasi membuat pagelaran kurang semangat. Imbas dari kurangnya event pedalangan tersebut bagi masyarakt menjadi sangat kurang minat menonton kesenenian wayang golek.

Dari kenam faktor tersebut pagelaran kesenian tradisional wayang golek menjadi kurang diminati di Kabupaten Karawang. Sementara Dalang di Kabupaten Karawang menurut salah seorang Pengurus Pedalangan Kabupaten Karawang, Darwis Setiadi ketika di temui di sekretariat padalangan di lingkungan Disparbud Kabupaten Karawang sebanyak 64 orang, yang masih eksis menjadi dalang masih berjumlah 43 orang, artinya eksistensi para dalang masih sangat siap menjaga dan mengawal budaya serta melestarika wayang golek hingga saat ini. (waya)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image