Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sam Edy Yuswanto

Puisi tentang Suara Hati Perempuan

Sastra | Tuesday, 17 Jan 2023, 14:30 WIB

Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh seseorang yang memutuskan menjadi penulis puisi. Ya, puisi, meskipun termasuk ke dalam jenis tulisan fiksi, tetapi di dalamnya terdapat petuah, pesan moral, kenangan indah, dan hal-hal penting lainnya.

Dokumen pribadi/ Sam Edy

Menulis puisi juga bisa menjadi sarana mencurahkan segala resah dan gundah yang membelenggu perasaan. Bagi seorang penulis puisi sejati, jiwa yang tengah ditikam gulana dapat menjadi sebuah maha karya yang indah, puitis, dan bernilai seni tinggi.

Bicara tentang puisi, buku karya Yanwi Mudrikah yang berjudul ‘Rumah di Atas Batu’ (Hyang Pustaka, 2022) ini layak disimak dan renungi makna atau pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh penulis kepada para pembaca.

Dalam kata pengantarnya, Yanwi Mudrikah mengungkapkan bahwa buku ini penuh dengan dengan percikan air mata dari berbagai pengalaman, realitas, kerja seni, kerja budaya, kenangan yang penuh liku-liku.

Salah satu puisi karya Yanwi Mudrikah yang menarik direnungi kedalaman maknanya berjudul ‘Perempuan’. Kita tentu tahu bahwa perempuan adalah makhluk yang lemah lembut tapi di sisi lain ia adalah sosok yang kuat bahkan bisa melebihi kekuatan fisik kaum lelaki.

Bukti bahwa seorang perempuan adalah sosok kuat dan perkasa ketika dia telah berstatus menjadi istri dan ibu. Ketika dia mengandung, betapa berat beban yang harus dia tanggung di dalam perutnya selama kurang lebih sembilan bulan. Belum lagi saat dia melahirkan, betapa kian bertambah susah-payahnya. Bahkan nyawa rela menjadi taruhannya.

Berikut ini petikan sebagian puisi berjudul ‘Perempuan’ karya Yanwi Mudrikah:

(kepada kaum Ibu)

Siapa pun perempuan, aku anggap Ibu

ia yang merahim

yang melanggengkan keperempuanannya

ia yang menyatukan

jiwa-raga

perempuan,

adalah seorang Ibu

yang dilahirkan para generasi maju

yang tak hanya soalkan masa lalu

tetapi menjunjung tinggi

nilai keluhuran hidup

Puisi bertemakan tentang perempuan menarik lainnya karya Yanwi Mudrikah berjudul ‘Mesin Jahit Ibu’. Dalam puisi tersebut pembaca bisa merenungi pesan yang disampaikan penulis perihal dendam yang tak harus dibayar dengan dendam.

Sebagaimana kita maklumi bersama, hidup di tengah masyarakat kita akan menjumpai orang-orang yang tak sejalan dengan kita. Kadang perselisihan terjadi dan menimbulkan dendam. Padahal, yang namanya dendam itu tidak akan membuat hati terasa tenang dalam menjalani kehidupan.

Berikut saya kutip sebagian puisi berjudul ‘Mesin Jahit Ibu’ karya Yanwi Mudrikah:

seperti puisi

yang lahir dari dongeng masa kecilmu

Ibu...

dendam tak harus dibayar dengan dendam

tetapi,

lunaskanlah

bersama kebaikan

Selain bertemakan tentang perempuan, buku kumpulan puisi karya Yanwi Mudrikah ini juga mengangkat tema beragam, misalnya tema kritik sosial tentang pembakaran lahan dan pohon, tentang santri, kisah percintaan, dan sebagainya. Sebuah buku yang layak diapresiasi dan semoga Yanwi Mudrikah dapat terus menulis dan menebar manfaat melalui buku kumpulan puisi lainnya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image