Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Warohmatul Madinah Putri Salasa

Depresi Dianggap Lemah dan Lebay

Eduaksi | 2021-12-15 08:40:58

Pernahkah Anda mendengar bahwa orang yang sedang mengalami depresi itu lemah, lebay alias berlebihan yang terlalu meromantisasi kesedihan yang dialaminya? Atau justru Anda sendiri yang dikatain oleh teman Anda hal seperti demikian? Atau bahkan Anda dianggap bermental dangkal karena tidak tahan terhadap tekanan?

Pada saat ini seringkali kita mendengar orang-orang pengidap depresi, entah itu tekanan keluarga, tugas yang menumpuk, atau bahkan masalah karier?. Depresi adalah hal yang tidak ingin dimiliki setiap orang, akan tetapi depresi hal yang kadang tidak dapat kita hindari. Ketika kita ditempa terus-menerus dengan tekanan kehidupan yang tiada habisnya. Masalahnya adalah sulit untuk menghilangkan tekanan itu sendiri. (Kusharjanti, 2020). Diperkirakan orang yang mengidap depresi di seluruh dunia adalah 300 juta orang, dan menurut World Health Organization (WHO) di seluruh dunia setiap 40 detik terjadi kasus bunuh diri diakibatkan karena depresi. (Nur Azizah, 2019).

Sumber: https://fkm.unair.ac.id/jangan-sampai-salah-sindrom-depresi-dan-gangguan-depresi-itu-berbeda/

Depresi timbul bukan karena rendahnya iman, kurangnya beribadah ataupun kurang dekatnya dengan Tuhan, akan tetapi depresi bisa timbul karena kurangnya dorongan sosial. Ironinya rendahnya iman seseorang tidak menyebabkan depresi, akan tetapi depresi dapat menyebabkan rendahnya iman. Misalkan, seseorang sedang mengalami sebuah masalah, baik masalah fisik maupun batin, ia tidak mempunyai teman untuk bercerita atau menganggap dirinya tidak memiliki siapa-siapa di dunia ini. Sehingga dia hanya bisa memendam perasaan yang dia alami atau rasakan.

Namun, apabila seseorang mengalami suatu masalah dan orang tersebut mudah terbawa perasaan secara langsung akan membuatnya tertekan depresi, sekali atau dua kali mungkin masih bisa ia kendalikan hatinya, tetapi jika berkali-kali yang dirasakan oleh hatinya itu seolah berubah menjadi sayatan yang benar-benar menguras semua emosinya. Karena tidak segala sesuatu kita anggap lemah atau lebay, depresi juga bisa berdampak bahaya jika tidak mengatasinya dengan baik. Orang yang mengalami depresi bukan berarti mentalnya lemah, akan tetapi segala hal yang terjadi pada dirinya sangat melelahkan walaupun sudah dibantu tenaga profesional atau orang lain tetapi masih terlalu berat baginya. Jadi, mari kita bersikap baik ke semua orang.

Menurut National Institute of Mental Health, depresinya seseorang mungkin yang dialami riwayat keluarga yang mengalami depresi, memiliki sikap yang panik, trauma, memiliki penyakit yang kronis, menyalahgunakan obat-obat tertentu, dan lain-lain. (Prastika, 2021). Ada empat cara mengatasi hadirnya depresi.

Bicarakan perasaan kita pada seseorang yang dipercayai

Mungkin bercerita kepada orang terdekat atau orang lain pada awalnya terasa sulit. Namun, usaha yang kita lakukan untuk bercerita karena keinginan menarik diri tidak ingin berhubungan dengan siapapun emang perjuangan yang sangat berat. Tetapi setelah dipikirkan lagi, bahwa depresi yang kita alami meyakinkan bahwa diri kita tidak sendiri masih banyak orang baik yang ingin menolong kita.

Carilah pertolongan profesional

Segara mencari pertolongan profesional seperti Konselor, psikolog, ataupun psikiater, pokoknya siapapun yang bisa mengatasi kita dengan segera. Karena langkah ini adalah langkah besar yang bisa kita ambil untuk mencegah depresi. Biaya konsultasi ke psikolog atau psikiater tidak murah makanya itu penyebab terkadang seseorang enggan menemui psikolog, akan tetapi jika belum mampu menemui psikolog atau psikiater, kita dapat melakukan “Self Therapy” dengan menjalankan hobi yang kita sukai, misalnya seperti menulis atau jalan-jalan melihat pemandangan alam.

Sumber: https://www.hipwee.com/narasi/lebih-baik-pergi-psikolog/

Makan dengan teratur dan tidur yang cukup

Seringkali ketika kita sedang depresi maka kita kehilangan nafsu untuk makan dan kecemasan yang kita alami akan mengganggu pikiran-pikiran kita ketika hendak tidur. Masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, obesitas, depresi atau bahkan mudah marah dan penurunan konsentrasi merupakan bagian kurangnya pola tidur yang tidak teratur (Esherlita, 2015). Jika makan dengan teratur dan tidur yang cukup ini terasa sulit hendaklah membuat jadwal pola makan dan tidur untuk diri kita sendiri, makanlah apapun meskipun sedikit, berusalah untuk tidur sesuai dengan jadwal yang sudah kita buat, dan jangan begadang.

Sumber: https://www.suara.com/health/2019/06/23/162500/biasakan-tidur-yang-sehat-berapa-jam-yang-diperlukan-anak-anak

Olahraga dengan teratur

Dalam keberlangsungan hidup menjaga kesehatan tubuh merupakan peranan sangat penting salah satunya yaitu dengan berolahrga, sehingga dengan berolahraga kita bisa menjalani berbagai aktifitas dengan normal tanpa adanya gangguan depresi (Cahya, 2019), kita bisa memulainya dengan cara berjalan kaki dalam waktu lima sampai sepuluh menit dalam sehari. Atau olahraga apapun yang bisa dilakukan selain berjalan kaki yang kita sukai.

Maka dari itu jangan pernah menganggap depresi itu lemah dan lebay, mari kita senantiasa menjadi makhluk sosial yang saling mendukung, membantu, dan menolong. Jika kamu saat ini sedang mengalami depresi jangan lupa segera mengatasinya dengan cara yang di atas. Everything will be OK!

Referensi:

Prastika, Netty, dkk. (2021, Mei 28). Sembuh Dari Depresi. Tim Indonesia: Sastra Jendral Media (CV. Brilian Angkasa Jaya.

Cahya, K. D., & LEMA, I. R. (2019, July 1). Pentingnya Olahraga Dalam Kehidupan Sehari Agar Sehat dan Bugar.

Esherlita, Tiffany. (2015, Juni 30). Susah Tidur. Bandung:Lentera Bangsa.

Kusharjanti, Rahma. (2020, April). Jiwa-jiwa yang lelah. Yogyakarta: Psikologi Corner.

Nur Azizah, Khadijah. (2019, Juni 22). 15,6 Juta Orang Indonesia Alami Depresi, Cuma 8 Persen orang Berobat. detikHealth.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image