Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nurul Layli

Meraih Keberkahan dengan Memuliakan Al-Quran

Agama | Saturday, 14 Jan 2023, 19:44 WIB
Al-Qur'an sebagai petunjuk hidup manusia

Al-Qur’an merupakan salah satu di antara kitab-kitab yang Allah turunkan untuk umat manusia. Al-Qur’an berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman untuk menjalani hidup di dunia. Mengingat begitu pentingnya peran Al-Qur’an, maka menjadi kewajiban bagi kita untuk senantiasa menjaga dan memuliakan Al-Qur’an.

Namun sayang, beberapa waktu lalu beredar video viral yang memperlihatkan seorang qari’ah tengah disawer oleh beberapa orang ketika melantunkan ayat suci Al-Qur’an. Peristiwa itu terjadi ketika sang qari’ah yaitu Nadia Hawasy menghadiri acara maulid di Kecamatan Cibaliung Kabupaten Pandeglang pada bulan Oktober lalu. Ketika sang qari’ah membacakan ayat suci Al-Qur’an, tiba-tiba ada beberapa orang yang naik panggung dan menghamburkan uang kepada sang qari’ah.

Bahkan Nadia sendiri menyampaikan bahwa dirinya merasa tidak dihargai. "Saya merasa tidak dihargai," ujar Nadia (Kompas.com, 6 Januari 2023). Tetapi saat itu, ia belum bisa jika langsung menegur panitia atas kejadian yang ia alami karena masih melantunkan ayat suci Al-Qur’an. "Tidak mungkin saya mau langsung tegur atau saya langsung berhenti dan turun dari panggung karena itu termasuk adab dalam membaca Al Quran," ungkap Nadia. Akhirnya, ia menasihati panitia seusai ia tampil.

Sungguh sangat disayangkan ketika kita menyaksikan bagaimana Al-Qur’an beserta pembacanya diperlakukan secara tidak terhormat seperti itu. Sang qari’ah yang disawer seolah disamakan dengan biduan yang biasanya ada di acara hiburan. Hal ini merupakan bentuk pelecehan dan desakralisasi terhadap Al-Qur’an. Selain itu, peristiwa ini juga semakin menunjukkan tiadanya adab seseorang dalam memuliakan Al-Qur’an sebagai kitab suci umat manusia.

Itulah yang terjadi ketika seseorang tidak memahami bagaimana cara memuliakan Al-Qur’an. Hal ini wajar karena saat ini umat hidup jauh dari agama (sekularisme). Sekularisme merupakan paham yang memisahkan agama dari kehidupan. Agama hanya sekedar formalitas untuk mengisi kolom di KTP. Tapi nihil penerapannya dalam kehidupan.

Hari ini, umat hidup tidak berstandarkan pada aturan agama tetapi pada kebebasan di bawah naungan Hak Asasi Manusia (HAM). Sementara, orientasi dari setiap aktivitasnya adalah manfaat atau keuntungan tanpa memandang apa yang dilakukan baik atau buruk. Selama apa yang dilakukan dapat memberikannya keuntungan atau manfaat, maka apapun akan dilakukan untuk meraih manfaat tersebut. Meskipun apa yang dilakukan bertentangan dengan aturan agama.

Selain dari individu yang jauh dari agama, masyarakat hari ini pun juga apatis terhadap peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Walaupun peristiwa tersebut juga bertentangan dengan agama. Misalnya, pada aksi sawer ini, jama’ah yang lain hanya diam melihat sang qari’ah disawer tanpa akhirnya menegur atau berbuat apapun untuk menghentikan aksi sawer. Hal ini menunjukkan abainya masyarakat terhadap pelecehan nilai-nilai agama.

Namun, pihak yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah negara. Negara sebagai pihak penyelenggara kehidupan bernegara sekaligus pemberlaku kebijakan memiliki andil besar terhadap kondisi masyarakat hari ini. Jauhnya nilai-nilai agama dari kehidupan masyarakat adalah imbas dari penerapan sistem Kapitalisme-Sekuler yang didapuk oleh Indonesia saat ini. Maka dari itu, wajar jika masyarakat kita hari ini banyak yang berbuat maksiat dan kerusakan karena baik secara individu, masyarakat, dan negara bersinergi untuk menjauhkan umat dari agama.

Tentu kita tidak ingin Allah mengazdab kita sebab kerusakan dan maksiat yang terus-menerus kita lakukan. Sebagai orang yang beriman, sudah seharusnya kita mengembalikan seluruh urusan kepada Allah. Bahkan Allah sudah memberikan seperangkat aturan bagi kita yang itu tertuang dalam Kalamullah yaitu Al-Qur’an. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk menjaga dan memuliakan Al-Qur’an.

Selain itu, ada beberapa hak Al-Qur’an yang harus kita penuhi, di antaranya mengimaninya, membacanya, memelajarinya, memahaminya, mengamalkannya, mendakwahkannya, dan termasuk menghafalkannya. Semua itu memang tidak akan bisa kita laksanakan ketika sistem hidup yang diterapkan saat ini adalah sistem Kapitalisme-Sekuler. Untuk itu, perlu adanya sebuah sistem hidup baru yang bisa menjaga kemuliaan Al-Qur’an dan mensuasanakan masyarakat dengan keimanan. Sistem hidup itu tidak lain adalah sistem kehidupan Islam.

Islam sebagai agama sekaligus sistem kehidupan telah mengatur secara sempurna seluruh urusan. Ketika Islam diterapkan secara menyeluruh dalam kehidupan, maka akan terwujud keberkahan bagi seluruh alam. Sebab Islam adalah Rahmatan lil ‘Alamiin atau rahmat bagi sekalian alam. Islam diturunkan bukan hanya untuk kaum muslim tapi untuk seluruh manusia bahkan juga alam semesta. Untuk itu, sudah saatnya kita kembali pada Islam dan meraih keberkahan hidup dengan penerapan Islam secara kaffah.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image