Kontribusi Islam pada Dunia Barat
Sejarah | 2023-01-13 21:06:30Renaissance merupakan peristiwa terjadi di Dunia Barat pasca abad pertengahan, renaissance telah merubah Dunia Barat dari keterbelakangan menjadi peradaban modern.
Kata renaissance sendiri berasal dari bahasa latin, yaitu re berarti kembali dan naitre berarti lahir, artinya kelahiran kembali peradaban barat setelah mengalami kemunduran ketika abad pertengahan.
Renaissance terjadi pada abad ke-14 sampai abad ke-17, berawal dari Italia kemudian menyebar ke seluruh negara-negara Eropa.
Kelahiran kembali dari apa? Kelahiran kembali dari warisan intelektual peradaban Yunani Kuno yang sekian lama hilang dari tradisi dan budaya masyarakat Barat.
Menariknya penemuan kembali tradisi pemikiran Yunani tidak terjadi tiba-tiba, tetapi melalui perantara Dunia Islam ketika itu mencapai puncak kejayaan, disaat Dunia Barat justru mengalami kemunduran.
McDonald dan Lee Cameron (1968) dalam buku Western Political Theory menjelaskan situasi abad pertengahan di Dunia Barat. Menurut mereka abad pertengahan disebut masa kegelapan (Dark Ages). Disebut masa kegelapan karena tidak terjadi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, disebabkan tidak ada kebebasan berpikir, akibat dari dominasi Lembaga Gereja yang mengakibatkan ruang berkreasi serta inovasi dibatasi.
Lembaga Gereja menjadi satu-satunya institusi yang menentukan segala aspek kehidupan umat manusia. Tidak saja membatasi kreatifitas berpikir, Lembaga Gereja menekan tokoh-tokoh kritis yang memiliki pandangan bersebrangan dengan kebijakannya.
Kungkungan dari dogmatisme Lembaga Gereja akhirnya melahirkan gerakan reformasi dipelopori Martin Luther dan John Calvin, dampak dari gerakan reformasi ini tidak saja berpengaruh kepada bidang teologi, tetapi juga kehidupan sosial politik masyarakat Eropa, satu diantaranya melahirkan renaissance, sebagai tonggak berdirinya modernisasi, perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi di Dunia Barat.
Menurut Ahmad Suhelmi (2007) pemikiran filsuf muslim sangat mempengaruhi gerakan reformasi Calvin. Sudah menjadi rahasia umum banyak literatur dari ilmuwan Islam masuk ke Eropa pada abad pertengahan, bahkan menurut Tan Malaka (2022) pemikiran Ibnu Rusyd (Averroism) sangat mempengaruhi gerakan reformasi di Dunia Barat.
Artikel ini ingin menjelaskan kepada pembaca mengenai pengaruh Islam pada renaissance, sehingga mampu merubah wajah dunia dari dekadensi ke kemajuan peradaban.
Tradisi intelektual Islam sudah terbangun ketika risalah Tauhid turun di Mekah melalui wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, turunnya perintah untuk membaca (Iqra) bukti Islam mengajak pemeluknya untuk mencintai literasi (membaca dan menulis).
Bahkan dalam sirah nabawiyah ditulis Tariq Ramadan (2007) pasca Perang Badar para tawanan perang (Quraisy) menebus kebebasan setiap orang dari mereka dengan mengajarkan membaca dan menulis kepada sepuluh pemuda Madinah.
Dalam tradisi kesukuan bangsa Arab tebusan tawanan perang lajimnya menggunakan tebusan harta, hal ini menjadi bukti Islam mengajurkan umatnya mencintai ilmu pengetahuan.
Kemudian Nabi Muhammad SAW merintis lembaga pendidikan pertama bagi umat Islam, terbentuklah institusi pendidikan disebut al-Suffah sedangkan komunitasnya disebut Ashab al-Suffah, lembaga pendidikan al-Suffah mengkaji isi kandungan Al-Qur’an dan Hadis.
Lembaga al-Suffah menghasilkan para ulama diseganai seperti Abu Hurairah, Abu Dzar al-Ghifari, Salman al-Farisi, dan lain-lain (Muslih, 2020).
Sepeninggal Nabi Muhammad SAW tradisi intelektual Islam dilanjutkan generasi Islam selanjutnya, sejarah mencatat kekhalifahan Islam dari Khulafaur Rasyidin, Daulah Bani Umayah, Daulah Bani Abbasiyah, Daulah Bani Utsmaniyah, dan lainnya.
Mereka selain membangun infrastruktur bangunan massif, megah, dan modern, para khalifah tidak lupa membangun peradaban ilmu, ditandai pendirian banyak perpustakaan seantero negeri. Tidak hanya dipusatkan dikota, tetapi melimpah keberbagai pelosok, ribuan buku dan manuskrip tersedia untuk dijelajahi setiap lembarnya. Tujuannya agar peradaban literasi terus hidup serta melakukan regenerasi keilmuan.
Terdapat beberapa faktor kemajuan ilmu pengetahuan di masa kejayaan Islam.
Pertama, ketika Islam menguasai sebuah wilayah, tidak melakukan penghancuran terhadap tradisi dan budaya sebelumnya, terutama karya-karya ilmu pengetahuan (filsafat), para ilmuwan muslim justru mempelajarinya dengan menerjemahkan, memberikan komentar, dan mengembangkan keilmuan baru dengan menggunakan Islamic Worldview.
Termasuk karya yang diterjemahkan diantaranya Plato, Aristoteles, Pythagoras, dan lainnya.
Kedua, penguasaan Islam terhadap suatu wilayah justru memperkaya dan menyuburkan peradaban-peradaban lokal tersebut, sehingga terjadi akulturasi budaya yang menciptakan kebudayaan khas perpaduan keduanya.
Ketiga, ilmu pengetahuan dikembangkan Islam bersifat terbuka dengan mendirikan berbagai perguruan tinggi dan perpustakaan bisa diakses semua orang dari berbagai etnik, bangsa, dan agama.
Pemberian akses terbuka ilmu pengetahuan bagi semua orang, menyebabkan pengaruh peradaban Islam menyebar keseluruh penjuru dunia termasuk ke Dunia Barat.
Menurut Jonathan Lyons dalam buku The Great Bait Al-Hikam (2013) banyak para intelektual Barat di abad pertengahan melakukan perjalanan ke negeri-negeri Islam untuk mengakses ilmu pengetahuan. Kaum cendikia Barat ini umumnya menguasai bahasa Arab, sebab semua literatur ilmu pengetahuan di pusat-pusat peradaban Islam menggunakan aksara Arab, bahkan bahasa Arab di masa itu menjadi bahasa utama di dunia akademis.
Dari mengakses literatur berbahasa Arab akhirnya para cendikia Barat mengenal kembali pemikiran filsafat Yunani kuno, tentu saja selain menemukan kembali tradisi kritis filsafat Yunani, kontribusi ilmu pengetahuan dikembangkan para ilmuwan Islam banyak memberikan pengaruh besar bagi cendikia Barat ketika mencetuskan gerakan renaissance di Italia.
Menurut Ahmad Suhelmi dalam buku The Third Heritage (2011) seorang pemikir kunci renaissance, bernama Giovanni Pico mempelopori lahirnya humanisme melalui pidatonya berjudul Oration On the Dignity of Man, Giovanni Pico sendiri murid dari seorang pengikut Ibnu Rusyd (Averroism) serta tekun mempelajari Islam dan budaya Arab, percikan pemikiran Islam terlihat jelas dari pidatonya tersebut.
Kemudian Copernicus seorang great renaissance, ternyata pemikiran astronominya selain terpengaruh premis-premis matematis dari Yunani (Euclid dan Ptolemy), juga mengadopsi teorem-teorem matematis dua ilmuwan Islam, yaitu Nasir al-Din al-Tusi dan Mu’ayyad al-Din al-Urdu.
Tentunya masih banyak bukti menunjukan bahwa kontribusi Dunia Islam terhadap kemajuan peradaban Dunia Barat sangatlah besar, maka tidaklah berlebihan bila seorang sarjana Islam kontemporer Prof. DR. Raghib As-Sirjani menulis buku setebal 700 halaman berjudul The Harmony Humanity membuat sebuah tesis, bahwa peradaban di dunia saling silang menyilang dalam memberikan kontribusi bagi kemanusiaan dan ilmu pengetahuan, menurutnya manusia memiliki beberapa aspek kesamaan, yaitu memajukan perdamaian dan menebar kemanusiaan di muka bumi.
Jadi sudah sepantasnya Dunia Barat berlaku adil terhadap Dunia Islam, karena sejatinya peradaban mereka dibangun atas kontribusi pemikiran bangsa-bangsa lain, tidak sepenuhnya murni berasal dari barat sendiri.
DAFTAR REFERENSI
1. As-Sirjani, Raghib. 2015. The Harmony Humanity : Teori Baru Pergaulan Antar Bangsa Berdasarkan Kesamaan Manusia. (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar).
2. Cameron, Lee, McDonald. 1968. Western Political Theory (New York, NY: Harcourt, Brace and World).
3. Lyons, Jonathan. 2013. The Great Bait Al-Hikam : Kontribusi Islam dalam Peradaban Barat. (Bandung : Noura Books).
4. Muslih, M. Kholid (editor). 2020. Tradisi Intelektual Islam : Melacak Sejarah Peradaban Ilmu Pada Masa Kejayaan (Ponorogo : Direktorat Islamisasi Ilmu Universitas Darussalam Gontor).
5. Malaka, Tan. 2022. Madilog (Yogyakarta : Ircisod).
6. Ramadan, Tariq. 2007. Muhammad Rasul Zaman Kita. (Jakarta : Serambi).
7. Suhelmi, Ahmad. 2007. Pemikiran Politik Barat (Jakarta : Pustaka Utama Gramedia, 2007).
8. Suhelmi, Ahmad. 2011. The Third Heritage: Kontribusi Islam Terhadap Renaisans dan Pemikiran Politik Barat. (Jakarta : Indone
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.