
Pentingnya Persamaan Persepsi dalam Komunikasi Psikologi
Pendidikan dan Literasi | 2023-01-07 14:05:28Noni nur oktaviani (20210110400026)
(psikologi komunikasi) fakultas ilmu sosial dan ilmu politik UMJ
Menurut Sarwono (2009), persepsi dapat didefinisikan sebagai proses perolehan informasi yang kemudian ditafsirkan secara indrawi. Persepsi ini dapat terbentuk karena adanya proses kognitif berupa serangkaian aktivitas stimulus (otak) dalam diri manusia yang berujung pada suatu penilaian sesuai apa yang mereka rasakan atau mereka peroleh dari apa yang mereka lihat, dengar, rasa, hayati, atau kegiatan melibatkan alat indra lainnya (Thoha, 1999).
Proses kognitif yang dilakukan oleh individu ini membentuk pemahaman mereka sendiri terhadap sesuatu. Hal inilah yang menyebabkan persepsi dapat berbeda antarindividu.
Seseorang dengan yang lainnya bisa saja mengartikan sebuah pesan, objek, atau menanggapi kondisi di lingkungannya secara berbeda. Menurut Walgito (1989), ada serangkaian alur proses dalan pembentukan sebuah persepsi, yaitu diawali oleh individu berperan sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari sebuah objek, baik melalui alat indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, pendengaran, maupun proses penghayatan. Proses ini disebut sebagai proses alamiah (natural process).
Rangsangan yang diterima oleh reseptor ini kemudian diterima oleh syaraf sensori otak, atau proses fisiologis. Sensor atas objek yang merangsang ini kemudian diterima oleh otak, lalu diproses informasinya. Serangkaian proses yang terjadi dalam otak/pusat kesadaran inilah yang dinamakan dengan proses psikologis. Proses akhir dari seluruh tahap ini adalah individu menyadari apa yang diterima oleh alat indranya.
Ada juga berbagai jenis persepsi dalam psikologi, yaitu:
1. Persepsi personal, mengacu pada kemampuan untuk mengidentifikasi dan menggunakan isyarat sosial tentang orang dan hubungan.
2. Persepsi sosial, yaitu bagaimana kita memandang masyarakat tertentu dan dapat dipengaruhi oleh hal-hal seperti stereotip dan generalisasi.
Jenis persepsi lainnya adalah persepsi selektif. Ini melibatkan perhatian terhadap beberapa bagian dari lingkungan kita sambil mengabaikan yang lain. Melalui persepsi, kita menjadi lebih sadar (dan dapat menanggapi) lingkungan kita.
Kita menggunakan persepsi dalam komunikasi untuk mengidentifikasi bagaimana perasaan orang yang kita cintai, kita menggunakan persepsi dalam perilaku untuk memutuskan apa yang kita pikirkan tentang individu dan kelompok. Persepsi tentang orang dan benda dibentuk oleh pengalaman individu sebelumnya, minat individu, dan seberapa hati-hati individu tersebut memproses informasi.

Peran Persepsi dalam Komunikasi Psikologi
Persepsi penting dalam komunikasi karena menentukan bagaimana orang yang berbeda merasakan pesan yang sama. Dalam hal komunikasi yang efisien, filter perseptual seperti kepribadian, psikologi, dan varian berdasarkan pengalaman sangatlah penting. Cara orang memandang dan bereaksi terhadap kepribadian dan kualitas satu sama lain biasanya merupakan aspek komunikasi yang signifikan.
Komunikasi adalah jalan dua arah; persepsi orang tentang perilaku mereka sendiri dan perilaku orang lain sangat memengaruhi komunikasi. Misalnya, banyak pewawancara berharap orang yang diwawancarai datang dengan pakaian bisnis.
Akibatnya, sebuah perusahaan mungkin kehilangan kandidat yang sangat baik yang datang dengan pakaian kasual bisnis karena persepsi bahwa mereka cenderung tidak kompetitif di industri mereka. Persepsi unik untuk setiap orang dan bisa sangat berbeda. Perspektif kita menentukan sentimen kita dan kemanjuran kita dalam berkomunikasi.
Dengan kata lain, persepsi kita sendiri dan persepsi orang lainlah yang memengaruhi cara kita berkomunikasi. Ini membantu kemampuan seseorang untuk mendengarkan dan memasukkan umpan balik dari orang lain, serta meningkatkan keterampilan komunikasi mereka yang berorientasi pada orang lain.
Lebih menjurus lagi, persepsi ini menjadi kunci keterikatan antarpelaku komunikasi. Jika pengalaman awal kita dalam komunikasi menimbulkan perasaan tidak mengenakan satu sama lain, hal itu mengarah pada perkembangan persepsi yang negatif.
Persepsi negatif ini memaksa individu untuk berhenti berkomunikasi dengan orang lain atau menyamarkan emosinya tentang dirinya. Apa pun yang dikatakan atau dilakukan orang lain dianggap negatif dan mengakibatkan melebarnya jurang pemisah di antara mereka.
Persepsi memang bisa berbeda-beda pada setiap orang. Namun, dalam komunikasi, sangatlah penting menyatukan pemahaman dan persepsi. Selain yang sudah diuraikan sebelumnya, kesamaan persepsi ini menjadi dasar tersampaikannya informasi melalui proses komunikasi sebagaimana tujuan yang terkandung dalam informasi atau pesan tersebut.
Bagaimana Jika Terjadi Perbedaan Persepsi dalam Komunikasi Psikologi?
Komunikasi psikologi adalah subbidang psikologi yang berfokus pada fenomena komunikasi verbal dan nonverbal manusia. Hal ini berfokus pada konstruksi realitas dari perspektif teori komunikasi. Ini berkaitan dengan psikologi media yang berkaitan dengan konten tentang komunikasi termediasi dan perilaku komunikasi terkait teknologi media. Penyampaian pesan dalam proses komunikasi psikologi pada hakekatnya harus dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga menimbulkan kesamaan persepsi.
Komunikasi psikologi sangat erat hubungannya dengan keadaan mental dan behavioral individu. Jadi, selayaknya, perbedaan persepsi dihindari. Pada tingkat individu implikasi dari persepsi komunikasi psikologi yang berbeda berkaitan dengan seseorang dengan persepsi yang tidak akurat. Contoh klasiknya adalah penderita anoreksia. Ketika disampaikan oleh pelaku melalui proses komunikasi psikologi, orang tersebut terus-menerus melihat dirinya kelebihan berat badan dan tidak sehat yang menyebabkan mereka tidak makan. Namun, tidak harus begitu drastis.
Bisa jadi seseorang yang pergi ke gym secara teratur untuk menambah massa otot, dan percaya bahwa dirinya sehat. Namun, mereka tidak makan buah atau sayur, menghabiskan sedikit waktu dengan keluarga dan teman-teman mereka dan sering merasa sedih atau marah.
Padahal, yang dimaksud pelaku komunikasi psikologi di sini adalah agar pasien (penerima pesan) lebih memperhatikan pola makan, jenis makanan, olahraga, dan memperhatikan aktivitas sehari-harinya. Hal ini mampu menggambarkan mengapa sebaiknya antarindividu yang terlibat dalam komunikasi psikologi memiliki persepsi yang sama.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook