Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Annisa Rahayu

Peran Petani Sebagai Ibu dari Ketahanan Pangan

Info Terkini | Wednesday, 04 Jan 2023, 20:17 WIB
Ilustrasi Bertani (Pexels/Quang Nguyen Vinh)

Beberapa pekan terakhir, Kementerian Keuangan menggembor-gemborkan soal ketahanan pangan untuk menghadapi dinamika global. Sektor pertanian sangat penting untuk menunjang aspek ketahanan pangan. Seberapa besar peran petani sebagai Ibu yang menjaga ketahanan pangan di Indonesia?

Selayaknya peran Ibu yang merawat anaknya dengan penuh kasih sayang. Begitu pun dengan petani yang merawat padi dari benih hingga jadi bulir-bulir padi dengan penuh perhatian. Efek domino dari pandemi COVID-19 sangat terasa, perekonomian, pariwisata, dan sektor lainnya terkena imbas. Meskipun mengalami kenaikan bahan-bahan pertanian, tapi sektor pertanian tumbuh ke arah positif selama pandemi.

Menurut Adegoye & Dittah dalam Research Clue, ekonomi berkembang penuh, terutama di sektor pertanian. Terjadi peningkatan produksi tanaman ekspor dengan peningkatan kuantitas dan kualitas tanaman tersebut. Namun, bagi suatu negara untuk melakukan industrialisasi, hasil pertanian akan dikatakan telah memperoleh pertumbuhan jika pertanian dapat memasok bahan yang cukup bagi industri-industri lainnya.

Melansir data dari website bps.go.id, produksi padi mengalami kenaikan sebesar 2,31% dari tahun 2021. Mulanya sebesar 54,42 Juta Ton GKG (Gabah Kering Giling) menjadi 55,67 Juta Ton GKG. Tidak hanya itu, pada bulan Agustus 2022 Indonesia mendapatkan penghargaan dari International Rice Research Institute (IRRI) sebagai sistem pangan yang tangguh dan swasembada beras tahun 2019-2021. Melansir dari Kementerian Koordinator Perekonomian Indonesia, sektor pertanian pada Q2-2022 memberi sumbangsih 12,98% terhadap perekonomian nasional dan mengalami surplus 7,5 juta ton. Melihat angka yang bertumbuh ini, semuanya tidak lepas dari jasa petani yang telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan beras nasional.

Disadari atau tidak, produktivitas petani di pedesaan ternyata masih minim. Kurangnya alat pendukung dan harga pupuk meroket menjadi salah satu faktornya. Seperti pengalaman Endang, Petani Garapan asal Jatinangor yang mengeluhkan harga pupuk kian meroket, dan ketersediaan traktor yang terbatas.

“Saya sudah 20 tahun jadi petani, tapi gak punya kartu tani dan sekarang harga pupuk mahal sekali, garap sawah pun masih tradisional pakai kerbau. Soalnya kalau traktor itu rebutan dan disini itu cuman ada 1,” ujar Endang.

Sudah semestinya pemerintah mendorong dan mendukung petani supaya kualitas produksi menjadi lebih baik. Anak muda pun harus turun andil untuk membantu petani Indonesia dengan menyadari pentingnya sektor pertanian ini bagi negeri kita.

Peran Krusial Petani Bagi Indonesia

Sektor pangan dan pertanian saat ini mampu menggerakkan perekonomian Indonesia di masa dinamika global ini, banyak hal yang perlu disadari terhadap peranan petani sebagai tameng ketahanan pangan Indonesia.

1. Berpengaruh Terhadap Ekosistem Lingkungan

Pertanian organik yang mengandalkan bahan alami dapat memberikan dampak yang bagus bagi lingkungan sekitar dan ekosistem tanah. Ketika harga pupuk kimia meroket, sistem pertanian organik bisa menjadi salah satu solusinya. Selain alami, sistem ini bisa menjadikan struktur tanah menjadi lebih gembur dan tidak mudah terkikis. Hal ini pun dapat membantu mengurangi erosi.

2. Menumbuhkan Perekonomian Indonesia

Sedikitnya, sektor pertanian mampu menopang perekonomian Indonesia. Melansir dari Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun 2022 tumbuh 5,44 persen. Salah satunya yang berkontribusi sektor pertanian. Syahrul Yasin selaku Menteri pertanian mengatakan bahwa dalam 3 tahun terakhir pertanian menjadi penopang kuat ekonomi nasional disaat sektor lain tumbang. Ini menjadi hal bagus untuk menghadapi krisis global.

Johnston dan Mellor (1961), mengidentifikasi hubungan antara pertanian dengan pembangunan ekonomi. Hampir semua negara, pertanian menjadi sektor utama dalam penunjang pertumbuhan perekonomian. Pentingnya transformasi, tenaga kerja, dan modal diperlukan dalam pengembangan sektor industri modern bagi pertanian.

3. Ketahanan Pangan Nasional

Ketahanan pangan dapat terus terjaga jika masyarakat Indonesia ikut berperan dalam menjaga dan mendukung produktivitas petani. Pemerintah juga bisa memberikan bantuan modal untuk membeli alat ataupun pupuk bagi petani.

4. Membantu Mengurangi Angka Pengangguran

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat besar, pun lahan pertanian masih sangat banyak. Hal ini bisa menjadi peluang yang sangat besar untuk menyerap SDM. Hanya saja, kesejahteraan dan regenerasi petani saat ini menjadi kendala anak muda untuk berkiprah di sektor pertanian.

Tentu di masa yang akan datang pertanian tetap menjadi sektor yang kuat. Selama masyarakat Indonesia membutuhkan beras untuk makanan pokoknya, disitulah petani akan terus bertahan. Pertahanan pangan pun akan terus kuat. Pertanian merupakan proses dari hulu ke hilir. Senada dengan teori rantai pasok (supply chain) yang berarti aliran kegiatan yang tidak terputus mulai dari pembelian, pembayaran, pengelolaan, perencanaan, distribusi dan pengiriman, begitu sebaliknya (Turban, 2004). Terjadi proses yang berkesinambungan, melibatkan banyak orang untuk menjalankan roda perekonomian pangan. Jika ada salah satu yang kurang, maka akan berdampak besar bagi yang lain. Ibaratnya mobil tanpa roda, maka mobil tersebut tidak akan berjalan karena ada komponen yang kurang. Begitu pun di sektor pertanian, petani tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan dari masyarakat dan pemerintah. Peran anak muda dibutuhkan untuk terus menjaga keberlangsungan profesi petani.

Peran yang besar tentu saja membutuhkan SDM yang berkualitas dan banyak pula agar terus menghasilkan produk-produk yang berkualitas. Pencerdasan dan pemahaman teknologi bagi petani juga penting. Saat ini, teknologi sudah sangat berkembang pesat guna membantu masyarakat untuk mendapat kemudahan. Adanya komunitas online petani memberikan manfaat yang baik untuk mengetahui informasi terbaru mengenai kebijakan dan harga-harga dipasaran.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image