Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Totok Siswantara

Perlu Inovasi untuk Mitigasi Banjir Tol dan Kawasan Industri

Teknologi | Tuesday, 03 Jan 2023, 15:33 WIB

RETIZEN.REPUBLIKA.CO.ID, Intensitas hujan yang tinggi menyebabkan sejumlah ruas jalan tol tergenang banjir. Seperti yang terjadi di ruas jalan tol Batang-Semarang. Banjir juga menerjang exit tol Kaliwungu dan sejumlah wilayah di Kota Kendal, Sabtu (31/12/2022), karena guyuran hujan lebat di wilayah ini.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat terus mewaspadai potensi cuaca ekstrem. Kondisi dinamika atmosfer di wilayah Indonesia cukup signifikan berpotensi mengakibatkan peningkatan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah.

Curah hujan yang tinggi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia menyebabkan bencana banjir. Ruas jalan tol juga rawan tergenang banjir. Perkembangan jumlah ruas maupun panjang jalan jalan tol di Indonesia membutuhkan sistem pengelolaan dan inovasi yang lebih terintegrasi. Terutama terkait dengan inovasi sistem mitigasi bencana alam yang berpotensi terjadi di ruas jalan tol.

Badan Pengatur Jalan Tol perlu menerapkan sejumlah teknologi dan berinovasi terkait dengan sistem keselamatan dan mitigasi terhadap bencana. Apalagi ruas jalan tol banyak yang rawan bencana alam.

Inovasi teknologi tidak hanya terkait dengan sistem transaksi di jalan tol tanpa henti untuk multilajur (multilane free flow/MLFF), weigh in motion (WIM), kecerdasan buatan untuk memprediksi lubang dan retak di jalan tol, serta pemodelan informasi bangunan (building information modeling/BIM).

Tetapi juga perlu platform Intelligent Toll Road System yang terkait dengan lembaga lain seperti BMKG, BIG dan BNPB. Platform digital yang bertajuk Toolroad 4.0 itu adalah jawaban untuk manajemen lalu lintas jalan tol yang semakin kompleks dan kebutuhan untuk mengelola miliaran transaksi serta tantangan untuk menekan/ mengurangi fatalitas dari korban meninggal dalam kejadian kecelakaan kendaraan.

Urgensi layanan informasi dan monitoring jalan tol maupun jalan raya biasa. Masyarakat sangat membutuhkan layanan monitoring jalan secara online disertai peralatan surveillance yang berkemampuan tinggi. Potensi bahaya dan hambatan di jalan semakin banyak. Sehingga petugas dan pengelola jalan mesti membenahi dan menambah jumlah Closed Circuit Television (CCTV).

Mitigasi banjir tol sebaiknya diikuti dengan kawasan industri. Kementerian Perindustrian tahun lalu menyatakan ada 105 kawasan industri rentan bencana alam. Perlu mitigasi bencana, seperti halnya banjir, agar risiko kerugian bisa ditekan dan aktivitas industri tidak lumpuh. Keselamatan dan kesehatan Kerja (K3) saat terjadi bencana perlu diperhatikan lebih seksama. Faktor-faktor yang bisa membahayakan ketika terjadi banjir perlu diantisipasi.

Kawasan Industri yang menyebar di Indonesia sebagian belum memiliki mitigasi atau upaya dalam mengurangi potensi bencana alam di wilayahnya. Mitigasi bencana di kawasan industri bisa mengatasi kerugian produksi.

Mitigasi bencana banjir di kawasan industri kini juga telah menjadi perhatian besar di negara lain. Seperti di Jepang yang tahun lalu telah memakan lebih dari 100 korban jiwa dan 50 orang hilang. Bencana akibat hujan lebat yang mengguyur Jepang hingga berhari-hari itu juga telah menghentikan produksi di pabrik-pabrik otomotif yang terletak di wilayah barat Hiroshima, Kyoto, Yamaguchi, dan kota terdekat Osaka.

Produsen kendaraan seperti Mazda, Nissan, Mitsubishi, dan Daihatsu sempat menghentikan produksi dalam waktu yang cukup lama.Mereka menghentikan produksi atasalasan keselamatan, gangguan lalu lintas, dan tersendatnya pasokan suku cadang akibat bencana.

Dari sisi pelaku usaha, banjir menyebabkan kerugian karena kerusakan aset. Sementara dari sisi penjualan, untuk produk konsumsi yang bersifat kebutuhan non-primer juga menjadi turun.Sementara untuk logistik, juga mengalami kerugian yang tinggi karena perusahaan pengangkutan tidak bisa beroperasi jika sarana transportasinya tergenang air.

Aset sektor logistik menjadi rusak karena banjir sehingga beban maintenance menjadi tinggi. Belum lagi kerugian karena harus menghentikan operasi dan kerugian kalau klien meminta ganti rugi bila consignment tidak dikirimkan tepat waktu.

Berbagai daerah yang memiliki kawasan industri juga masih bingung dan belum siap menghadapi bencana dengan sistem mitigasi yang tangguh.

Meskipun pihak pemerintah daerah mengklaim sudah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang berlaku dalam kondisi bencana alam yakni SOP level pabrik, SOP level zona industri, dan SOP level antarzona. Namun untuk SOP antarzona masih ada kebingungan dari pemangku kepentingan untuk berperan sebagai koordinator penanganan bencana.

Cuaca ekstrim merupakan ancaman serius terhadap kawasan industri. Sewaktu-waktu banjir datang menyergap kawasan. Infrastruktur industri seperti gedung perkantoran, pabrik, gudang dan bangunan bawah tanah bisa terkena petaka akibat bencana yang tak terduga. Kondisinya semakin fatal jika kondisi struktur bangunan sudah ringkih dimakan usia.

Perlu antisipasi infrastruktur pabrik yang rawan bencana alam. Salah satu infrastruktur yang sangat rawan menghadapi musim hujan dan cuaca ekstrim pada saat ini adalah basement gedung dan bangunan-bangunan di bawah permukaan tanah lainnya. Seperti misalnya gudang dan mesin-mesin produksi atau pembangkit. Banyak pihak yang tidak sadar bahwa basement gedung sarat masalah dan selalu diintai malapetaka seperti jebakan air akibat banjir.

Banyak infrastruktur basement gedung yang berdampingan dengan aliran sungai sehingga rawan bocor dan kondisi destruktif lainnya. Kondisinya semakin rawan karena banyak tanggul sungai di sekitar gedung yang dalam kondisi rusak. Kerusakan tanggul sungai semakin membahayakan ruang-ruang bawah tanah dan merusak konstruksi.

Untuk mengatasi kerawanan basement gedung yang dekat dengan aliran sungai dibutuhkan metode dan teknologi pengamanan sungai yang cepat jika terjadi kondisi darurat yang mengarah kepada jebolnya tanggul dalam skala besar.

Kasus jebolnya tanggul yang sering terjadi memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya waktu yang cepat untuk mengatasi dengan peralatan khusus dan material siap pakai dan mudah dirakit. Semua itu sebaiknya dibakukan dalam crash manajemen proyek yang mampu mempersingkat durasi penanganan sehingga bisa cepat mengurangi resiko bencana. Mekanisme cepat di atas ditandai dengan kemampuan untuk membuat konstruksi gabion atau bronjong yang bersifat tepat guna dan siap guna. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image