Terima Kasih Alkhairaatku
Curhat | 2023-01-03 02:38:20SDIT Al-Khairaat (saat ini Al-Khairaat Islamic School) merupakan lembaga pendidikan sekolah dasar Islam Terpadu yang berada di bawah naungan yayasan Al-Khairaat yang didirikan oleh Almarhum Habib Syech Al-Jufri.
SDIT Al-Khairaat merupakan lembaga pendidikan sekolah dasar Islam Terpadu yang berada di bawah naungan yayasan Al-Khairaat yang didirikan oleh Dr. Habib Syech Al-Jufri dan diresmikan oleh wakil Presiden Indonesia H.Try Sutrisno pada 12 Agustus 1993 dan Gedung TKIT Al-Khairaat (gedung kedua) diresmikan oleh Kementerian Agama Bapak Tarmidji Taher pada 13 Agustus 1995.
Al-Khairaat sendiri telah memiliki kiprah selama 29 tahun hingga saat ini, pada perjalanannya Al-Khairaat sendiri mengalami beberapa kali renovasi tanpa meninggalkan nuansa hijau yang menjadi ciri khas Yayasan Al-Khairaat itu sendiri. Lembaga pendidikan yang ditawarkan Al-Khairaat pun cukup beragam mulai dari TK,SD,SMP dan TPA.
Yayasan Al-Khairaat mengalami pergantian pengurus dan kini Yayasan Al-Khairaat dijabat oleh Habib Mohammad Al-Jufri, SE sebagai ketua umum Yayasan Al-Khairaat.
Selanjutnya, terlepas dari itu Al-Khairaat sendiri merupakan sekolah Islam terpadu yang memiliki muatan pelajaran agama yang kuat mulai dari Qiroati, Tahfidz (hafalan) hingga pelajaran Fikih dan Akidah yang menjadi mata pelajaran yang terpisah dan diajarkan langsung oleh para guru-gurunya. Sebagaimana mayoritas sekolah Islam terpadu pada umumnya, SDIT Al-Khairaat mengadakan kegiatan shalat dhuha pagi sambil membaca Al-Ma’tsurat yang merupakan zikir Pagi dan Siang. Hal uniknya pelajaran olahraga di SDIT Al-Khairaat menggunakan musik Aruhul jadid’ yang lazim digunakan di SDIT (Sekolah Dasar Islam Terpadu) pada umumnya.
Tak lupa SDIT Al-Khairaat juga memiliki muatan pelajaran umum yang seimbang sehingga dengan sekolah di Al-Khairaat akan memiliki pondasi agama yang kuat karena penerapan syariat seperti tidak bersalaman dengan non-mahram, pemisahan kelas antara perempuan dan laki-laki serta nasihat untuk menjauhi maksiat seperti pacarana memiliki peranan yang sangat kuat terutama bagi penulis hingga saat ini.
Pendidikan agama yang diajarkan di SDIT Al-Khairaat akan lebih maksimal jika didukung dari peranan keluarga yang peduli akan aspek syariat Islam namun di fase SD juga memegang peranan penting dalam penyerapan ilmu yang diajarkan di sekolah tanpa sadar, bisa dibilang seperti membius lebih tepatnya.
Ilmu agama yang diajarkan di SDIT Al-Khairaat pada zaman penulis dan alumni adalah suatu keberuntungan yang luar biasa terutama sebagai sekolah Islam Terpadu. Hal ini tercermin ketika penulis lulus dari SDIT Al-Khairaat penulis terbiasa untuk tidak bersentuhan dengan non-mahram meskipun penulis melewati godaan iman yang kuat.
Sejauh ini juga penulis melihat teman-teman penulis luar biasa sekali lulus dari SDIT Al-Khairaat apalagi lulusan Al-Khairaat tidak hanya menjadikan para alumninya kuat dalam keilmuan agama, umum dan keislaman yang kuat akan tetapi ketika para alumni bertemu dan saling berinteraksi menjadi suatu kehangatan serta momen yang indah dan mengobati rasa rindu penulis terhadap masa-masa SD silam.
Teringat dahulu, disaat penulis bercita-cita masuk pondok pesantren ketika lulus namun qodarullah penulis melanjutkan SMP di salah satu sekolah swasta ternama dan bergengsi di Jakarta. Terlepas dari takdir tersebut, penulis mewakili seluruh alumni Al-Khairaat terutama SDIT Al-Khairaat bangga dan ketika ada pelajaran agama di SMP kami memiliki kemampuan lebih karena jasa Al-Khairaat yang membawa kami seperti saat ini.
Terima kasih Al-Khairaatku, kau telah membuat kami para alumni bangga dan menjadi pribadi yang baik dalam agama terima kasih Al-Khairaatku, disaat yang lain mengajarkan ilmu umum yang lebih dominan disinilah akhlak dan pondasi agama kami dibina. Sekali lagi Terima kasih Al-Khairaatku!!.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.