Pulang yang Entah Apa dan Kapan
Curhat | 2023-01-01 11:38:11PULANG
Tak terbayang di angan-angan. Tak terbaca dialam bawah sadar. Kosakata asing itu mengambang antara dua akal. Tak tercatat dalam buku harian. Tak digenggam dalam cita-cita harapan. Kata kerja itu jauh dari tujuan perjalanan. Berbagai pertahanan telah mengahadangnya muncul. Berbagai perlawanan telah menghalaunya kembali. Betapa tak diinderanya kata pulang dalam kehidupan.
Aku termenung dan terpekur dalam diam. Pulang? Suatu pekerjaan yang tak ada dalam rencana perjalanan ini. Roadmap perjalanan hijrah tak sedikitpun mengukir kata itu. Aku tak pernah menaruh kata pulang dalam alur perjalanan.
Qadar berkata lain. Qada’ memancangkan kaki. Kamu harus pulang! Kata mereka. Pulang? Apakah menjadi akhir perjalanan?
Pulang? Apakah kembali ketitik nadir penghidupan?
Pulang? Apakah akan membawa kebaikan atau malah menitipkan kehancuran?
Aku ingin sekali bertanya kepada seluruh penduduk bumi ini. Untuk Apa Pulang?
Malam enggan untuk menjawab. Rembulan bersembunyi di balik awan. Bintang terdiam tak mampu menghembuskan kata-kata. Awan berarak tak nampak. Untuk Apa Pulang?
Tak ada yang mampu menjawab. Untuk Apa Pulang?
Bukankah pulang berarti mati? Bukankah Pulang berarti tak kembali? Bukankah pulang berarti abadi?
Energi dari materi terkuras hanya demi kata Pulang.
Untuk Siapa Pulang? Jika itu untuk Allah, apakah Dia mengharapkan untuk pulang? Sedangkan di sinilah surga dunianya. Daarul Barakah dari-Nya. Jika itu untuk orang tua mungkin dibenarkan. Namun bukankah Ibuku tak pernah memerintahkan pulang? Lantas Untuk Siapa Pulang? Pulang untuk nenekku tentu tidak dapat mengembalikan segalanya dan juga sudah banyak anggota keluarga yang tinggal di rumah dan mengurusi nenek.
Kenapa Pulang? Maka tidak ada jawaban yang kuat untuk pulang. Keberdaanku di sini jauh lebih baik daripada di rumah. Kehadiranku di sini bukan sekedar dimensi hari ini. Kehadiranku di sini terkoneksi dimensi masa depan. Pulang? Hanya realitas terbatas. Pulang yang sesungguhnya itu adalah Taubat dan Hijrah. Maka Pulang bagimu adalah tetap berada di sini. Pulang adalah merubah jalan hidup serta mengarahkannya menuju jalan realitas haqiqi. Pulang adalah islamisasi kehidupan. Pulang ke Syurga bersua dengan Allah dan Rasulnya itulah yang aku rindukan_semoga Allah meridhoi kita_ Syurga adalah tempat kepulangan kita, Syurga adalah tempat perkumpulan kita. Bukankah ninikku sudah menungguku di sana? Maka Papuq Tuanku akan segera menyusul. Aku akan segera berkumpul dengan mereka.
Dampak Negatif Kepulangan
1. Untuk Agama? Menuntut Ilmu Syar’I menjadi terputus (padahal wajib).
2. Untuk Negara? –
3. Untuk STID? Kwalitas kampus berpengaruh.
4. Untuk DSB? Menggetarkan tanahnya karena kehadiran pendosa serta mengurangi keberkahannya (Ampuni kami ya Allah).
5. Untuk Danial dan teman-teman lainnya? Menjadi contoh kepulangan tidak pada jadwalnya.
6. Untuk Pribadi?, kemungkinan kehilangan kepercayaan dalam menyalurkan dana yang diberikan (dana tetap disalurkan asalkan bicara kemana arahnya), Mengingatkan kenangan buruk masa lalu yang telah susah payah dilupakan (Jogja-Jakarta, itulah alasan kemari), belum jelas kapan kembali, menghabiskan banyak dana karena tiket akhir tahun, bolos kuliah, bolos kajian syeikh Nafi’, bolos kajian ustadz Irham, melanggar perintah ninik (perintah fokus belajar dan menamatkan studi dengan baik), waktu menghafal semakin berkurang, kesiapan UAS tidak dapat dijamin, beberapa tugas belum siap, Ilmu juga belum matang, pasti dicomment (Fikri kenapa kurus sekali! Males gua!).
Dampak Positif Kepulangan
1. Untuk Agama? Menampakkan Akhlak yang baik dan keindahan Islam.
2. Untuk Negara? –
3. Untuk STID? Iklan kampus dan mengajak orang untuk masuk ke sini. (nama kampus akan lebih harum jika kamu berhasil menjadi lebih baik di sini dan masyarakat merasakannya)
4. Untuk DSB? Memberikan semangat baru untuk mereka yang berjalan di jalan dakwah (meskipun belum tentu bisa).
5. Untuk Danial dan teman-teman lainnya? Berpisah sejenak mungkin dapat kembali menumbuhkan kasih sayang. (bukankah kami jarang bertemu? Beda kelas, beda asrama, dan kami pernah pisah satu tahun)
6. Untuk Pribadi? Bersilaturrahim (walaupun bisa melalui Medsos), meminta ridho orang tua (Via HP bisa), mengucapkan perpisahan untuk nenek (meskipun aku sudah melakukannya), menyalurkan dana yang diberikan (dana tetap disalurkan asalkan bicara kemana arahnya), kumpul dengan keluarga (jika itu baik, sedangkan ilmu belum matang), mengembalikan Fikri yang dulu (itu mudah saja karena sesungguhnya dia tetap bersamamu), Memperbaiki Laptop (bisa disini), mengambil Hp Danial (apa perlumu pada HP, HP tulalit danial ada di sini), fokus menghapal di rumah (mustahil).
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.