Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad Dahri

Kembali Pulang dengan Riang Gembira

Agama | Tuesday, 09 Apr 2024, 17:33 WIB
Ilustrasi pulang (sumber; pixabay)

Doa terbaik untuk semua yang sedang mudik dan berjuang bertemu keluarga dan sahabat-sahabat tercinta.

Ramdhan segera rampung, sambut hari raya pasti ramai dari kota hingga kampung-kampung. Riuh kumandang takbir terdengar menggugah batin, gemuruhnya mengantarkan jiwa menuju fitrah sejak jumpa syawal yang agung.

Puasa, tarawih, zakat dan saling memaafkan adalah kiat menuju insan yang kembali fitri, kembali kepada kesadaran hamba yang suci. Suci dari dosa haqqul adami.

Umpama obat, sehat adalah harapan selepas meminumnya. Tiada sakit yang kembali dirasa atau dijumpa. Begitulah ibadah, nilainya adalah amal kemanusiaan dan kesadaran insaninya. Tanpa mengusik kembali kesalahan antar sesama.

Ibadah akan berbuah nilai kehambaan juga persaudaraan. Menghamba kepada Tuhan Subhanallah Wa Ta'ala, serta memandang sesama manusia adalah saudara. Jika saudara merasa sakit, maka tergetar hati kita untuk mengurangi beban sakitnya.

Berpegang teguh menjaga kebersamaan tanpa menindas satu sama lain. Adalah cita-cita mulai manusia dilahirkan ke dunia. Di samping mengabdikan diri kepadaNya, mencintai sesama dan menghindari cerai berai adalah puncak kemanusiaan yang luhur.

Tidak adalah yang utama selain menjaga kemanusiaan kita. Tidak seling merasa unggul atau merasa paling lusuh di antara sesama, saudara bahkan kolega.

Karena fitrah kehidupan adalah cinta. Begitu juga puasa dan ramadhan yang telah kita jabat bersama. Ia akan menjadi modal latihan kita ke depan dalam menjalani kehidupan.

Menahan, menempatkan diri, berbagi, bertanggung jawab dan tidak menyakiti adalah wujud nilai dari ibadah kita kepadaNya. Pun menjadi wujud dari menjaga silaturrahmi antar sesama.

Kunci utama kembali ke fitrah ternyata adalah membangun semangat persaudaraan. Silaturrahmi. Menghargai segala perbedaan bukan mencela kelebihan atau bersorak riang atas kekurangan.

Semangat inklusif ini menjadi modal utama kembali pulang. Kembali pada persaudaraan. Kembali kepada fitrah setelah sebulan lamanya berlatih untuk menahan dan menempatkan diri pada tempatnya.

Poin selanjutnya adalah fokus membangun diri sendiri tanpa merugikan orang lain. Saudara kita adalah energi, sahabat kita adalah semangat untuk memposisikan diri kita sebagai manusia yang mudah berkembang dan mengevaluasi diri. Bukan mengevaluasi orang lain dengan daftar pustaka kecacatan dan kekurangannya.

Memang terkadang harapan berbanding terbaling dengan realitas. Tapi perlu diingat bahwa kita adalah cerminan dari lingkungan dan kehidupan. Anda mengharapkan cinta dari orang lain tapi sama sekali tidak memberi cinta kepada orang lain, sama halnya dengan bohong.

Karena memberi tidak mesti kehilangan, justru akan datang dan semakin terbuka lebar pintu kebahagiaan. Silaturrahmi telah dijanji sebagai jalan menuju kebahagiaan dalam setiap usia perjalanan. Maka tidak heran jika kunci dari kembali kepada fitrah yang suci adalah menjaga silaturrahmi.

Harapan dan doa terbaiknya adalah semoga kita semua bisa berjumpa dengan ramadhan tahun depan. Serta diberi kekuatan oleh Tuhan untuk menjalankan pengabdian kita sebagai hamba kepada Tuhan dengan sebaik mungkin.[]

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image