Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Khoirunnisa

Perilaku Kolektif dan Gerakan Sosial

Pendidikan dan Literasi | Saturday, 31 Dec 2022, 18:40 WIB

Saya Siti Khoirunnisa

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Program Studi Ilmu Administrasi Publik

Taukah kalian apa yang dimaksud perilaku kolektif itu? Jadi perilaku kolektif adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam mencapai tujuan yang bersama. Perilaku kolektif dapat terjadi pada tingkatan, mulai dari tingkat individu hingga tingkat masyarakat. Namun sifatnya jangka pendek.

Apa itu gerakan sosial? yaitu gerakan sosial dalam kelompok yang terorganisasi dan terkoordinasi yang bertujuan untuk mencapai perubahan sosial yang signifikan. Gerakan sosial dapat terjadi di berbagai tingkatan, mulai dari tingkat lokal hingga tingkat nasional atau bahkan sampai pada internasional.

Perilaku kolektif dan gerakan sosial seringkali terjadi di tengah-tengah perubahan sosial yang sedang berlangsung, dan dapat berampak signifikan terhadap kehidupan individu atau kelompok dalam masyarakat. Gerakan sosial dapat menggunakan berbagai strategi, seperti demonstrasi, aksi unjuk rasa, dan sebagainya, untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Ciri-ciri perilaku kolektif:

Ada beberapa ciri yang biasanya terdapat pada perilaku kolektif:

1. Berorientasi pada tujuan yang sama: Perilaku kolektif berorientasi pada tujuan yang sama, yaitu tujuan yang diinginkan oleh seluruh anggota kelompok.

2. Memiliki sifat terorganisir: Perilaku kolektif memiliki sifat terorganisir, yaitu terdapat struktur atau tatanan yang membantu mengatur tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok.

3. Dapat terjadi di berbagai tingkatan: Perilaku kolektif dapat terjadi di berbagai tingkatan, mulai dari tingkat individu hingga tingkat masyarakat.

4. Memiliki dampak yang signifikan: Perilaku kolektif dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan individu atau kelompok di masyarakat.

Faktor penentu perilaku kolektif:

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kolektif:

1. Tujuan yang sama: Tujuan yang sama merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kolektif, karena tujuan yang sama dan dapat menjadi motivasi bagi individu atau kelompok untuk bekerja sama dalam mencapainya.

2. Hubungan interaksi: Hubungan interaksi yang kuat antar anggota kelompok juga dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kolektif, karena suatu hubungan interaksi yang kuat dapat membantu meningkatkan kepercayaan dan solidaritas di antara anggota kelompok.

3. Keadaan sosial: Keadaan sosial, seperti tingkat kemiskinan, ketidakadilan, dan sebagainya, juga dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kolektif, karena keadaan sosial yang tidak memuaskan dapat menjadi motivasi bagi individu atau kelompok untuk bersikap kolektif.

4. Faktor eksternal: Faktor eksternal, seperti tingkat kekuasaan, akses terhadap informasi, dan sebagainya, juga dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kolektif ini.

5. Faktor individu: Faktor individu, seperti motivasi, sikap, dan kepercayaan, karena itu juga dapat mempengaruhi terjadinya perilaku kolektif.

Bentuk dan contoh serta penyimpangan pada perilaku kolektif

Ada beberapa bentuk perilaku kolektif:

1. Demonstrasi: Demonstrasi adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk menunjukkan pendapat atau keberatan terhadap suatu masalah. Demonstrasi dapat berupa aksi unjuk rasa, protes, atau lainnya.

2. Aksi solidaritas: Aksi solidaritas adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk menunjukkan dukungan atau simpati terhadap sesuatu atau seseorang. Aksi solidaritas dapat berupa penurunan keikutsertaan dalam kegiatan tertentu, atau lainnya.

3. Aksi kekerasan: Aksi kekerasan adalah tindakan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang menggunakan kekerasan atau kekerasan ancaman untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Aksi kekerasan dapat berupa pemogokan, penjarahan, atau lainnya.

Contoh perilaku kolektif:

1. Demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa untuk menuntut hak-hak mereka

2. Aksi solidaritas yang dilakukan oleh warga untuk menunjukkan dukungan terhadap sesuatu atau seseorang

3. Aksi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang diinginkan

Penyimpangan pada perilaku kolektif:

Perilaku kolektif yang, dapat dilakukan dengan menggunakan kekerasan atau kekerasan ancaman merupakan penyimpangan, karena dapat menyebabkan kerusakan atau kekerasan yang tidak perlu.

Tiga karakteristik gerakan sosial

1. Terorganisasi: Gerakan sosial dengan terorganisasi, yaitu terdapat struktur atau tatanan yang membantu mengatur tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kelompok.

2. Bertujuan mencapai perubahan sosial yang signifikan: Gerakan sosial bertujuan mencapai perubahan sosial yang signifikan, yaitu perubahan yang dapat mengubah struktur sosial atau kebiasaan-kebiasaan yang ada di masyarakat.

3. Memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat: Gerakan sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap masyarakat, karena dapat mempengaruhi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pemerintah atau instansi lainnya, atau bahkan mengubah cara pandang masyarakat terhadap suatu masalah.

Bentuk dan contoh gerakan sosial:

1. Gerakan hak-hak sipil: Gerakan ini bertujuan untuk memperjuangkan hak-hak yang seharusnya sudah ada bagi semua orang, seperti hak untuk memilih, hak untuk mendapatkan keadilan, hak untuk bebas dari diskriminasi, dll. Contoh gerakan hak-hak sipil adalah gerakan hak-hak LGBT, gerakan hak-hak wanita.

2. Gerakan lingkungan: Gerakan ini bertujuan untuk melindungi dan memperbaiki lingkungan hidup, seperti melakukan aksi penyelamatan hutan, mengurangi polusi, dan meningkatkan kesadaran akan isu-isu lingkungan. Contoh gerakan lingkungan adalah gerakan "Go Green", dan gerakan "Say No to Plastic".

3. Gerakan politik: Gerakan ini bertujuan untuk memperjuangkan kepentingan politik tertentu, seperti memperjuangkan kemerdekaan, memperjuangkan reformasi politik, atau memperjuangkan pemilu yang adil. Contoh gerakan politik adalah gerakan reformasi dan gerakan kemerdekaan.

4. Gerakan sosial kemasyarakatan: Gerakan ini bertujuan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan sosial. Contoh gerakan sosial kemasyarakatan adalah gerakan anti kemiskinan, gerakan anti-korupsi, dan gerakan anti kekerasan.

5. Gerakan sosial dapat menggunakan berbagai bentuk aksi, seperti demonstrasi, unjuk rasa, aksi damai, hingga aksi kekerasan. Pilihan bentuk aksi yang digunakan tergantung pada tujuan dan strategi yang ingin dicapai oleh gerakan tersebut.

Tahapan perkembangan pada gerakan sosial:

Tahapan yang merujuk pada proses yang dialami oleh sebuah gerakan sosial dari awal hingga akhir. Tahapan ini dikemukakan oleh sociologist Amerika Serikat bernama Richard A. Cloward dan Frances Fox Piven pada tahun 1979. Tahapan tersebut adalah:

1. Kegusuran (marginality): Tahap ini merupakan tahap awal sebuah gerakan sosial, dimana sekelompok orang merasa tidak puas dengan keadaan yang ada dan mulai merasa tergusur dari sistem sosial yang ada.

2. Pelembagaan (organization): Tahap ini merupakan tahap dimana sekelompok orang yang merasa tergusur mulai terorganisir dan mulai membentuk lembaga-lembaga sosial seperti organisasi, partai politik, atau kelompok-kelompok kecil untuk memperjuangkan hak-hak dan kepentingan mereka.

3. Kegelisahan (mobilization): Tahap ini merupakan tahap dimana lembaga-lembaga yang telah terbentuk mulai melakukan aksi-aksi sosial untuk memperjuangkan hak-hak dan kepentingan mereka, seperti demonstrasi, unjuk rasa, atau aksi lainnya.

4. Formulasi (institutionalization): Tahap ini merupakan tahap akhir pada sebuah gerakan sosial, dimana hak-hak dan kepentingan yang diperjuangkan oleh gerakan tersebut telah diakui oleh pemerintah atau oleh masyarakat secara umum, dan telah diadopsi menjadi bagian dari sistem sosial yang ada.

Tahapan perkembangan gerakan sosial ini tidak harus dilalui oleh semua gerakan sosial secara bertahap dan tidak harus sesuai dengan urutan yang telah ditentukan. Setiap gerakan sosial mungkin mengalami tahap-tahap ini secara berbeda-beda, tergantung pada kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image