Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Kamil

Strategi Meningkatkan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia

Ngariung | Thursday, 29 Dec 2022, 10:38 WIB
Dirut BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo, Direktur Keuangan PT Ayopop Teknologi Indonesia Alexander Andrew Jatra, Direktur Pelayanan Roswita Nilakurnia, dan Direktur Perencanaan Strategis dan TI BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro berkomitmen meningkatkan pelayanan untuk pekerja migran.

Pemberitaan di Tanah Air banyak membahas tentang situasi politik dan hukum. Belum banyak yang mengupas tentang pekerja migran Indonesia. Hidup di negeri tetangga atau bahkan di benua berbeda, mereka terpisah dari keluarga dan kerabat dekat.

Sesekali mereka berkomunikasi dengan mereka melalui telpon, tapi itu tidak dapat menggantikan pertemuan luring, kesempatan yang membuat mereka dapat saling bercengkerama dan berpelukan, mendapatkan kehangatan batin.

Pekerja migran Indonesia merupakan keluarga jauh warga di Tanah Air. Mereka berjibaku mencari penghidupan di negeri rantau nan jauh di sana. Keberadaannya tersebar di berbagai benua. Rela berpisah dan berjauhan dengan handai tolan.

Mereka ingin membahagiakan keluarga. Caranya dengan mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Kemudian menyisihkan sebagian dari itu untuk menghidupi keluarga di Tanah Air.

Mereka juga ingin mengaktualisasikan diri dengan mencurahkan segala potensi yang dimiliki. Dengan itu, mereka dikenal sebagai pekerja yang berprestasi sehingga mengharumkan nama bangsa di negeri rantau tempat mereka bekerja.

Dari negeri nan jauh di sana, mereka tetap menyumbang devisa buat negara. Sumbangsih itu terbilang cukup besar, yaitu kurang lebih Rp 100 miliar pada tahun 2021. Namun jumlah itu belum dibarengi dengan kehadiran negara yang maksimal di tempat mereka bekerja. Misalkan kehadiran dalam hal melindungi mereka dari risiko kerja yang bisa datang kapan pun.

Merespons hal tersebut, BPJS Ketenagakerjaan menjalin kerja sama dengan PT Ayopop Teknologi Indonesia (Ayoconnect). Keduanya berkomitmen untuk memudahkan transaksi keuangan peserta BPJS Ketenagakerjaan dari kalangan PMI.

Sinergi tersebut tertuang dalam nota kesepahaman yang ditandatangani oleh Direktur Perencanaan Strategis dan TI BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro, Direktur Pelayanan Roswita Nilakurnia dan Direktur Keuangan PT. Ayopop Teknologi Indonesia Alexander Andrew Jatra serta disaksikan Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo.

“Kolaborasi ini merupakan bagian dari upaya kita memperluas layanan kepada peserta melalui aplikasi Jamsostek Mobile. Saat ini usernya sudah mencapai 17 juta, namun fungsinya masih sangat spesifik kepada pelayanan klaim, informasi saldo dan penyediaan data. Kita merasa 17 juta ini punya kebutuhan yang lain kebutuhan kebutuhan lain ini ya kita kerjasama dengan Ayoconnect,”terang Anggoro.

Memperluas koneksi BPJS Ketenagakerjaan

Dengan kerja sama ini, pihaknya mengharapkan Ayoconnect berperan sebagai agregator yang dapat membangun dan memperluas koneksi BPJS Ketenagakerjaan dengan mitra dan peserta di negara penempatan.

“Kita akan memperbanyak benefit atau fitur JMO. Kita ingin agar peserta mendapatkan manfaat bukan hanya pada saat mendapatkan risiko. Sinergi ini bukan penyempurnaan, tapi penambahan, sehingga fitur-fitur tersebut bisa memenuhi kebutuhan peserta di mana pun mereka berada,”imbuh Anggoro.

Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan kedepannya PMI akan mendapatkan pelayanan lebih maksimal, dimana JMO menjadi kanal daftar, bayar dan klaim bagi PMI yang berada di luar negeri.

Sementara itu Direktur Keuangan PT Ayopop Teknologi Indonesia Alexander Andrew Jatra mengapresiasi kerja sama dengan BPJS Ketenagakerjaan. Ini merupakan bentuk komitmen pihaknya untuk membantu masyarakat luas mendapatkan layanan BPJS Ketenagakerjaan yang semakin prima.

“Kalau dari kita sangat excited ya. Karena masih banyak banget kesempatan-kesempatan dari BPJS Ketenagakerjaan dengan inisiatif dari JMO. Hopefully dari Ayoconnect bisa menggabungkan teknologinya untuk meningkatkan layanan kepada peserta BPJS Ketenagakerjaan. Semoga penetrasinya bisa lebih mudah dan bisa langsung dirasakan secara cepat oleh peserta.,” kata Alexander.

Menurut data BPJS Ketenagakerjaan, hingga 30 November 2022 jumlah PMI yang terdaftar sebagai peserta aktif adalah sebesar 296.530 orang. Angka itu menunjukkan pertumbuhan PMI sebesar 46 persen sejak pemerintah mengizinkan lagi pengiriman pekerja migran ke beberapa negara penempatan (Taiwan, Malaysia, Hongkong) pada Juni 2022.

Direktur Perencanaan Strategis dan Teknologi Informasi BPJS Ketenagakerjaan Pramudya Iriawan Buntoro menjelaskan kerja sama dengan Ayoconnect merupakan kesempatan mengeksplorasi kapasitas dan sumber daya.

“Sinergi ini merupakan upaya mewujudkan arahan Presiden bahwa kita harus melakukan transformasi digital,”jelas Pramudya.

Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Roswita Nilakurnia mengatakan, target awal kerja sama ini adalah memperluas kanal pelayanan digital untuk klaim. “Kedepannya kami berharap dapat diperluas lagi menghadirkan berbagai kemudahan lainnya untuk registrasi bagi pekerja migran Indonesia, sehingga PMI dapat bekerja tanpa rasa cemas. Tentu hal ini selaras dengan kampanye kami yaitu Kerja Keras Bebas Cemas,”tutup Roswita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image