Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Putri Santoso

Ketika Pulang Minta Restu Ibu Lebih Berkesan dari Status Menyentuh di WA

Gaya Hidup | Thursday, 22 Dec 2022, 13:50 WIB

Ketika Pulang Minta Restu Ibu Lebih Berkesan dari Status Menyentuh di WA

"Si Indra ke mana bu? Kok jarang keliatan sekarang?" Tanya seorang ibu kepada tetangganya dengan rasa penasaran.

"Ooo Indra sekarang udah dapat kerjaan di kota. Makanya jarang pulang." Jawab si ibu yang kini lebih sering mengisi hari-harinya sendirian. Hanya dengan suaminya, tanpa anak-anak.

"Anak sekarang memang beda ya bu." Komentar tetangganya dengan rasa iba.

"Ya mau gimana lagi bu. Emang udah jamannya begini. Yang penting anak sukses. Aku ikut senang." Keluh si ibu pasrah.

Sepenggal percakapan di atas semakin jamak kita dengar dari orang tua yang hidup sebatang kara karena ditinggal merantau atau bekerja oleh anak-anaknya.

Memang benar, tidak seperti orang-orang zaman dulu, anak-anak sekarang justru tampak lebih banyak yang hidup jauh dari orang tuanya.

Ya kebanyakan, karena faktor pekerjaan lah yang mengharuskan mereka untuk tinggal jauh dari ortu agar lebih dekat dari tempat kerja.

Gen Z yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, yang saat ini usianya berkisar antara 10 hingga 25 tahun kerap kali terlihat cuek kepada orang-orang terdekatnya. Seperti, orang tuanya.

Mereka sering terlihat lebih mau tambahkan pekerjaan dan membangun jaringan pertemanan atau bahkan lebih sering terlihat asyik travelling daripada pulkam buat mengunjungi ibunya di rumah.

Meskipun dari luar kelihatannya mereka kurang peduli, tapi, banyak generasi Z yang justru menempatkan "kebahagian" orang tua mereka sebagai prioritas utama.

Bagi kebanyakan gen Z, salah satu cara membahagiakan orang tua adalah dengan menjadi "orang sukses" meski terpaksa harus merantau dan jauh dari orang tua.

Begitu juga yang terjadi dengan aku. Sebagai salah satu generasi Z, aku juga terpaksa harus berjauhan dari ortu. Tapi jauh di lubuk hati, aku tentu saja ingin dekat dengan mereka. Merawat mereka. Dan, mengisi hari-harinya.

Unggahan Twitter Pak Ericj Thohir | Sumber : Twitter @erickthohir

Apalagi, tadi aku sempat liat ada yang retweet ucapan Hari Ibu dari Pak Erick Thohir (ET). Pas aku cek di aku pak ET, memang benar, beliau menulis tweet yang menurut aku cukup menyentuh.

Di sana beliau berpesan agar kita menyempatkan pulang dan menemui ibu. Atau, segera pulang bagi suami-suami yang sudah punya istri--untuk mengucapkan "Selamat Hari Ibu dan Perempuan."

Trus, pak ET juga nyaranin kita buat ketemu minta restu supaya kerja kita lebih berkah. Serta, meminta doa agar akhlak tetap terjaga.

Tentang Gen Z yang Terlalu Sibuk Kerja dan Berteman

Tweet yang menyentuh itu bikin aku jadi tambah kangen sama Ibu dan mencoba mencari beberapa ucapan Hari Ibu di internet.

Di sela-sela pencarian tersebut, aku nemuin banyak banget artikel yang bahas riset-riset menarik tentang ibu dan Gen Z.

Dimana, hasil riset tersebut menunjukkan kalau gen Z, memang cenderung kelihatan sibuk bekerja dan sibuk membangun jaringan pertemanan bahkan sibuk travelling hingga tampaknya lupa sama orang tua.

Tapi seperti yang aku bilang di atas. Meskipun, anak-anak sekarang kelihatannya lebih mementingkan pekerjaan, tapi banyak kok di antara mereka yang justru memprioritaskan kebahagiaan orang tua. Karena itu juga lah yang aku rasakan.

Bagaimana dengan kalian?

Foto Bersama Ibu (dokumen pribadi)

Apakah kalian punya rencana untuk pulang dan menemui ibu demi bisa tidur di pangkuannya, sembari mengucapkan "hari ibu?" Bukan lewat telepon atau sekedar status WhatsApp

Buat aku, pulang dan menemui Ibu di rumah akan jauh lebih berarti dibandingkan dengan status WA yang berisi ucapan Hari Ibu betapapun menyentuhnya status tersebut.

Karena peran merekalah kita bisa sukses seperti sekarang. By the way, terima kasih buat Pak ET yang udah ngingetin Gen Z kaya aku untuk tidak lupa kepada Ibu sesibuk apapun kita. Dan, yang paling penting, thanks karena sudah mengingatkan aku buat mengutamakan "pulang" ke pangkuan ibu di hari istimewa ini untuk mengucapkan langsung kata-kata itu dan mendengar lagi suaranya yang ngangenin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image