Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Nur Muhammad Arief

Pria Berkepala Supra

Guru Menulis | Saturday, 17 Dec 2022, 20:25 WIB

Di sebuah gang yang ada di kota metropolitan, hiduplah sorang tukang ojek yang bernama Jamal, sudah 5 tahun ia menjadi tukang ojek di sebuah pangkalan di depan Pasar Gembrong, dengan motor Supra Fit tahun 2004, ia sudah memboncengi banyak orang dengan latar belakang kehidupan yang bermacam-macam, bahkan ia pernah mengatakan kalau ia pernah memboncengi anggota DPR yang saat itu sedang blusukan ke Pasar Gembrong.

Namun sayangnya saat ini ojek pengkolan sudah sangat sepi penumpang, masyarakat lebih sering menggunakan ojek online yang katanya lebih murah dibandingkan dengan ojek pangkalan. Banyak para driver ojek pangkalan yang sekarang menjadi driver ojek online. Namun sayangnya Jamal tidak bisa mendaftar jadi driver ojek online, dikarenakan motornya yang sudah terlalu tua.

Ekonomi Jamal saat ini sedang terpuruk karena para penumpang langganannya sudah jarang menggunakan jasa ojek pangkalan. Jamal sangat pusing dengan keadaannya sekarang, ia kehilangan teman-teman pangkalannya, karena mereka sudah mendaftar ojek online, namun Jamal harus tetap ngojek walaupun sekarang ia sangat kesepian.

Sahabat Jamal yang dulu pernah satu pangkalan bareng sudah mulai melupakan Jamal, sejak mereka sudah menjadi driver ojek online, mereka tidak pernah sama sekali datang ke pangkalan. Ketika bertemu di jalan mereka juga tidak pernah menyapa Jamal, mereka benar-benar melupakan Jamal.

Suatu malam ketika Jamal ingin pulang ke rumah, ia bertemu dengan seorang kakek-kakek yang sedang membawa banyak barang. Karena tidak tega melihat kakek-kakek jalan sendirian malam-malam dengan bawaan yang banyak, Jamal berinisiatif untuk memberinya tumpangan sampai ke rumah si kakek tersebut.

“Selamat malam kek, ada yang bisa saya bantu? Sepertinya kakek kesulitan membawa barang barang ini.” ucap Jamal kepada kakek tersebut.

“Iya mas, tadi saya pengen naik ojek di pangkalan tapi sepi.” balas kakek.

“Oh, kebetulan kek saya tukang ojek pangkalan, kakek mau naik ojek?” Jamal menawarkan jasa ojek nya kepada kakek tersebut.

“Iya mas, tolong anterin saya ke kuburan yang ada di gang keramat 7 ya mas.” ucap kakek sambil berusaha naik motor Jamal. Jamal kebingungan, tetapi ia tetap menjalankan motornya menuju kuburan gang keramat 7.

Supaya suasana tidak terlalu sepi, Jamal mulai mengajak ngobrol kakek tersebut, “Kakek orang gang keramat 7 ?” ucap jamal sambil membuka obrolan.

“Iya mas, tapi di situ saya belum lama, baru sekita 6 bulan saya tinggal di situ” jawab si kakek.

“Sebelum nya kakek tinggal di mana?” tanya Jamal kepada kakek.

“Sebelum ke Jakarta saya tinggal di Jawa Tengah, di Gunung Selamet.”

Mungkin karna kakek tersebut bicaranya kurang jelas, jadi Jamal hanya jawab iya iya saja.

Karna sudah sampai tujuan dan obrolan tadi belum selesai, kakek mengajak Jamal untuk mampir sebentar di rumahnya.

“Mampir dulu mas, tadi ceritanya belum selesai, sekalian ngopi dulu.” kakek menawarkan kopi untuk Jamal.

“Iya, Kek, gapapa nih?” Jamal mengiyakan tawaran kakek.

“Gapapa ko mas, mari duduk dulu, saya buatin kopi dulu ya” kakek masuk kedalam rumah nya untuk membuat kopi.

Kakek kembali duduk di teras sambil membawa dua cangkir kopi “Silakan mas diminum kopinya.” Kakek menawarkan kopi untuk Jamal.

“Terima kasih, Kek.” ucap jamal sambil meminum kopinya perlahan.

Lalu Kakek membuka obrolan dengan bercerita kalau sekarang ia susah untuk pergi kemana-mana “Sekarang kalau saya pergi kemana-mana jadi susah, ojek pangkalan udah jarang, angkot juga jarang, apalagi taksi, semuanya sekarang serba online.” ucap kakek membuka obrolan.

“Iya, Kek, supir angkot, supir taksi konvensional, sekarang udah pada daftar jadi taksi online, tukang ojek pangkalan saya juga sama pada udah daftar jadi ojek online, tinggal saya doang yang masih jadi ojek pangkalan.” balas Jamal.

“Ojek pangkalan masih banyak penumpangnya?” tanya kakek.

“Udah sepi, Kek, hari ini aja baru Kakek doang, sekarang pada larinya ke online, mau dafrar ojek online ga bisa karena motornya udah terlalu tua, mau kerja lain ga punya ijazah, ya mau ga mau harus tetep ngojek walaupun udah sepi, kalo ga begini ga bisa makan saya.”

“Mas mau biar banyak penumpang lagi?”

“Ya mau kek, tukang ojek mana yang ga mau banyak penumpang.”

“Saya tau caranya biar masnya banyak penumpang lagi.”

“Ah jangan bercanda kek, kalo emang bisa, gimana caranya kek?” Jamal penasaran dengan ucapan kakek tadi.

“Saya bisa kasih tau caranya kalo mas mau ikutin persyaratan dan konsekuensi nya” ucap kakek sambil menyeruput kopi.

“Apa persyaratannya kek?” Jamal semakin dibuat penasaran.

“Kamu harus setuju dulu, baru bisa saya kasih tau apa itu persyaratannya.”

“Kalau persyaratannya tidak bayar saya setuju kek.”

“Tenang, persyaratannya tidak pake uang sepeserpun, persyaratannya kamu hanya harus mengumpulkan 7 keringat perawan dalam waktu sehari sebelum matahari tenggelam.”

“Hah? Gimana, Kek?” Jamal kebingungan. Lalu kakek mengambil selembar kertas dan botol yang berukuran kecil dari kantongnya dan memberikannya kepada Jamal.

“Ini mantra supaya usaha kamu bisa dilancarkan, dan kamu harus bisa menuruti persyaratan yang tadi saya bilang, kamu harus mengumpulkan 7 keringat perawan lalu kamu taro air keringat itu di botol ini, kalau sudah bisa menuruti persyaratannya, saya jamin kamu akan selalu banyak penumpang dan pangkalan akan ramai kembali.”

Dengan perasaan yang senang, Jamal langsung menyetujui permintaan si kakek dan langsung mengambil botol dan kertas tersebut.

“Ingat, jangan lupa jika kamu gagal akan ada konsekuensinya” tanpa memikirkan konsekuensi dari perbuatannya, Jamal langsung setuju-setuju saja.

Keesokan harinya, sebelum berangkat ke pangkalan, Jamal tidak lupa membaca mantra yang ada di kertas pemberian kakek semalam, dengan perasaan yang senang dan bersemangat, Jamal langsung berangkat menuju pangkalan.

Benar saja, dipangkalan sudah ada perempuan muda yang sedang menunggu ojek, Jamal langsung menawarkan jasanya kepada perempuan tersebut “ojek neng?” tawar Jamal kepada perempuan tersebut.

“Iya bang, ayo cepetan, saya nanti terlambat masuk kuliah” setelah perempuan tersebut naik motornya, Jamal langsung tancap gas menuju tempat yang dituju.

“Cuacanya panas banget ya neng?” ucap Jamal ketika sampai di tempat yang di tuju “Iya nih bang” lalu jamal menawar kan tisu untuk mengelap keringat nya.

“Nih tisu neng, gaenak diliat orang-orang kalo keringetan gitu hehe.” dengan senang hati perempuan tersebut mengambil tisu yang dikasih oleh Jamal.

Lalu Jamal meminta kembali tisu nya “Sini neng tisunya, biar saya aja yang buang.” itu sebenarnya hanyalah modus Jamal supaya bisa mendapatkan keringat perempuan tersebut.

“Eh iya, makasih ya bang.” setelah perempuan itu pergi, Jamal langsung buru-buru memeras tisu tersebut ke dalam botol yang diberikan kakek semalam.

Dengan cara yang sama dan hanya membutuhkan waktu beberapa jam, akhirnya Jamal bisa mengumpulkan 6 keringat perawan.

Karena hanya tinggal satu, Jamal mulai melalaikan persyaratan tersebut, dan karena hari ini Jamal sudah dapat banyak penumpang, ia jadi malas-malasan dan lebih memilih ngopi daripada ngojek. Karena hari sudah mulai petang dan Jamal belum mendapatkan keringat perawan yang ke 7, Jamal mulai panik karena ia belum menyelesaikan persyaratan yang diberikan olek kakek semalam.

Matahari telah tenggelam, dan Jamal masih belum bisa menemukan keringat perawan yang ke 7, karena merasa dirinya tidak apa apa, dengan angkuhnya Jamal berkata “Kayaknya ga bakalan terjadi apa-apa deh, konsekuensi apaan coba, masa gagal ngumpulin keringet perawan ada konsekuensinya, udah ah ga usah dipikirin, mendingan pulang aja, ni botol gua buang aja lah ga guna.” karena sudah banyak penumpang, Jamal menjadi lupa diri dan melupakan perjanjian dengan Kakek semalam.

Sebelum tidur, Jamal dengan kesombongannya berfikir dan berkata, “Kira-kira kalo emang ada konsekuensi, konsekuensi apa ya yang cocok buat gua, jatoh miskin, ga mungkin, kan gua udah miskin, hahaha, ummm apa ya, masa dikutuk, emang gua malin kundang dikutuk jadi batu hahaha, eh, kalo gua dikutuk kira-kira yang cocok jadi apa ya, yang pasti gamau jadi batu, ga mau gua nanti sama kaya malin kundang, mungkin kutukan yang cocok jadi Supra Fit, kan gua cuma punya Supra Fit hahaha, udah ah ga usah dipikirin, mending tidur aja, besok ngojek lagi, kan udah banyak penumpang.”

Ketika bangun tidur, Jamal merasakan ada keanehan di kepalanya, dan ia merasa kepalanya menjadi lebih berat dari biasanya, setelah bangun dari tempat tidurnya, Jamal kaget setengah mati setelah melihat cermin. Jamal langsung pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka karna ia yakin tadi salah lihat.

Ketika cuci muka, Jamal merasakan keanehan di wajahnya, ia kembali bercermin dan ternyata ia tidak salah lihat. Kepalanya benar-benar berubah menjadi kepala Supra Fit 2004, ia bingung setengah mati mengapa bisa kepalanya menjadi kepala Supra Fit kesayangannya, dan ia ingat, mungkin ini semacam kutukan karena ia tidak bisa menyelesaikan persyaratan yang diberikan kakek kemarin malam, dan semalam ia bilang kalau kutukan yang cocok untuknya jadi Supra Fit.

Jamal pun sangat menyesali perbuatannya yang sudah lupa diri dan sombong, ia pun menyepelekan tugas yang diberikan oleh Kakek kemarin malam.

Ketika Jamal keluar dan ingin pergi ke pangkalan ojek, banyak orang yang mengucilkannya,

Banyak anak kecil yang mengolok-oloknya “Yaa pala Supra, pala supra.”

“Yaa aneh, masa manusia kepalanya kepala Supra.”

Lalu ada sekelompok pemuda yang ngomongin Jamal karena keanehan kepalanya “Eh, lu liat deh si Jamal, masa kepalanya jadi kepala Supra Fit, mana tahun 2004 lagi, kan jadul banget hahaha”

Karena banyak yang mengucilkan, akhirnya Jamal memutuskan untuk mengasingkan diri ke dalam sebuah hutan. Di sana ia memulai kehidupan yang baru, hidup sendiri, tanpa penumpang, dan tanpa teman.

Dan Jamal terus menjadi bahan gosip oleh ibu-ibu di sekitar Pasar Gembrong “Eh, ibu tau ga, si Jamal tukang ojek itu, masa tadi pagi saya liat kepalanya berubah jadi kepala Supra.” walaupun Jamal sudah tidak muncul di pangkalan, namun namanya tetap menjadi omongan warga di sana, bahkan ia sudah menjadi urban legend Pasar Gembrong.

Sejak perginya Jamal, pangkalan jadi sangat tidak terawat, dulu yang biasa dipakai anak muda nongkrong, kini sudah tidak lagi, hanya Jamal yang mau membersihkan dan merawat pangkalan, warga lain tidak peduli dengan kondisi pangkalan yang sudah tidak terawat.

“Weh Ler, lah tidur, sialan amat lu, gua cerita lu tidur.” ucap Yusuf kepada Farel.

“Ha? Dari tadi gua ngedengerin cerita lu Cup, anjing, aneh banget cerita lu Cup.” ucap Farel yang masih bingung dengan cerita Yusuf.

“Itu judulnya Pria Berkepala Supra, itu tugas kuliah gua Ler” Yusuf menjelaskan kalau cerita yang tadi dibacakan itu adalah tugas kuliahnya.

“Eh gila, dosen lu mana mau baca cerita aneh begini.”

“Lah, justru cerita begini yang dosen suka, pasti kan dosen bosen baca cerita serius-serius, bagus-bagus. Lagian gua juga ga bisa bikin cerita bagus, yaudah gua bikin cerita lucu-lucuan aja.”

“Ah, itu mah alesan lu aja itu mah, kalo lu ga bisa bikin cerita.”

“Terserah lu lah ler, eh lu kan nelpon gua mau nyeritain si Gina, gimana tu jadinya cewe lu.” Yusuf kembali meluruskan obrolan yang tadi sempat melenceng jauh.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image