Pentingnya Pendidikan Islam dalam Keluarga
Eduaksi | 2022-12-16 16:16:32Oleh: febriyan Himawan
Di zaman globalisasi nampaknya pendidikan semakin berat dengan adanya tuntutan masyarakat modern yang semakin kompleks. Dampaknya pendidik harus mengikuti laju perkembangan zaman yang semakin dinamis dan kreatif, namun tetap mempertahankan nilai-nilai Islami. Penanaman nilai-nilai Islami melalui pendidikan sangat diperlukan pada masa kanak-kanak. Tahukah kalian pendidikan agama islam itu sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dilingkungan keluarga karena mereka yang terdekat pada kita.
Agama merupakan pondasi yang paling utama dan paling penting dalam sebuah keluarga.Keluarga yang dibangun dengan berlandaskan Agama yang kuat, maka akan mencerminkan anggota keluarga yang beradab,berakhlak,berilmu,dan lain sebagainya.
Keluarga merupakan pendidikan yang pertama yang didapat oleh anak. Lingkungan pendidikan yang pertama membawa pengaruh terhadap anak untuk melanjutkan pendidikan yang akan dialaminya di sekolah dan di masyarakat, dengan kata lain bahwa peran keluarga adalah suatu kewajiban yang harus diberikan kepada anaknya untuk membentuk kepribadian bagi anaknya, baik di lingkungan sekolah maupun diluar lingkungan sekolah.
Keluarga yang tidak menanamkan pendidikan anak sejak kecil, sehingga mereka tidak dapat memahami norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Kebiasaan-kebiasaan yang baik yang sesuai dengan ajaran agama tidak dicontohkan orang tua kepada anak sejak kecil. Kebiasaan- kebiasaan yang baik yang dibentuk sejak lahir akan menjadi dasar pokok dalam pembentukan kepribadian anak. Apabila kepribadian dipenuhi oleh nilai agama, maka akan terhindarlah anak dari kelakukan-kelakuan yang tidak baik.
Jangan heran mengapa banyak krimanallitas yang terjadi dinegara ini seperti pemerkosaan, pembunuhan, pencurian ini semua dikarenakan tidak adanya nilai-nilai moral yang tertanam dalam anak-anak, remaja, dewasa. Maka dari itu pentingnya pendidikan agama islam untuk masyrakat kita. Dari kenyataan yang ada kita perlu mempertanyakan peran dari tokoh-tokoh agama, pendikan dan peran pemerintah. Apakah mereka telah melupakan pentingnya menanamkan nilai-nilai moral pada masyrakat.
Pendidikan dalam keluarga merupakan aspek penting dalam pembentukan perilaku seseorang. Pada umumnya pendidikan dalam keluarga dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai agama, etika yang meliputi budi perkerti, cara, tingkah laku yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan Islam merupakan sistem pengajaran yang didasarkan pada ajaran agama Islam, yang mana sumber ajaran Islam yang dimaksud adalah Alquran dan AsSunnah. Pendidikan Islam harus ditanamkan pada anak sedini mungkin, bahkan saat anak masih dalam kandungan. Dalam pandangan Islam, manusia lahir dengan membawa fitrah keagamaan yang harus dikembangkan lebih optimal lagi, yaitu oleh orang tua sebagai pendidik pertama dan utama, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah Swt.
Disini ada beberapa cara untuk menanamkan ajaran agama islam dalam lingkunan keluarga
1. Memberikan pendidikan akidah
Contohnya, membiasakan anak untuk mengucapkan bismillah setiap melakukan sesuatu dan mengakhiri dengan hamdalah tujuannya agar anak selalu mengingat Allah.
2. Memberikan pendidikan ibadah
Apalagi yang harus dilakukan oleh orang tua setelah memberikan dasar nilai-nilai akidah pada anak-anak? Kenalkan dan biasakan anak untuk melakukan ibadah sesuai dengan agamanya ketika sedang dimana saja. Ingatkan anak untuk tidak lupa melakukan sholat wajib lima waktu sesuai ajaran agama Islam meskipun mereka sedang sibuk sekalipun.
Walaupun sudah menginjak usia remaja tidak ada salahnya untuk tetap mengajak anak melakukan ibadah bersama. Setidaknya lakukan shalat berjamaah setiap kali ada kesempatan. Ini adalah cara menanamkan nilai keagamaan yang efektif untuk mengingatkan anak pada ibadah wajib.
3. Mendidik anak dengan akhlak
Selain nilai akidah dan pendidikan menyangkut ibadah, kita juga harus mengajarkan tentang akhlak kepada anak-anak dan remaja. Akhlak ini berkaitan dengan karakter mereka nantinya dan adab dalam bergaul secara sosial.
Beberapa contoh pendidikan akhlak yang bisa diajarkan adalah memberi salam kepada orang yang lebih tua, mendahulukan orang tua ketika berada di tempat umum, menolong orang lain yang membutuhkan bantuan dan sebagainya. Dengan menanamkan akhlak sejak dini dimulai saat mereka masih usia anak-anak maka ketika menginjak remaja sudah menjadi kebiasaan yang otomatis selalu dilakukan.
4. Menuntun serta membimbing anak-anak dalam membaca buku bacaan agama ataupun kisah teladan yang dalam agama maupun lingkungan sekitar/alam semesta yang juga merupakan ciptaan Allah SWT.
Mengajarkan pendidikan Agama Islam dalam lingkungan keluarga merupakan kewajiban Orang tua terhadap Anak. Dan Anak akan menuntut pertanggungjawaban dihadapan Allah swt. apabila Orang tua tersebut tidak pernah mengajarkan tentang Pendidikan Agam Islam terhadap Sang Anak.Pendidikan Agama Islam dari Orang tua kepada Sang Anak akan menjadi amal jariyah bagi Orang tua apabila setelah mereka berpulang menghadap Sang Pencipta,dan Sang Anak tetap menjalankan kewajibannya dengan baik dan penuh ketaatan.Karena seperti Sabda Nabi Muhammad saw. yang berbunyi : "Apabila manusia itu meninggal dunia maka terputuslah segala amalnya kecuali tiga: yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak sholeh yang berdoa baginya."
Oleh sebab itu,sebagai Orang tua,hendaklah semasa hidup mereka harus membekali Anak-anaknya dengan Pendidikan Agama Islam yang kuat,agar Anak-anak dapat tumbuh menjadi Anak-anak yang Sholih dan Sholihah yang dapat mendo'akan kedua Orang tua mereka tatkala mereka telah berpulang mengahdap kepada Sang Khalik. Karena do'a anak yang Sholih tidak akan pernah terhalang dan akan tetap sampai kepada kedua Orang tua,sekalipun raga sudah berkalang tanah.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.