Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Amanda Syafitri

Mengoptimalkan Industri Halal untuk Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Ekonomi Syariah | Thursday, 15 Dec 2022, 06:30 WIB

Industri halal merupakan sektor prioritas yang akan dikembangkan oleh pemerintah melalui master plan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) 2019. Peningkatan industri halal diperkirakan juga akan mendorong pertumbuhan keuangan syariah nasional. Industri halal memiliki arti sebagai industri yang menerapkan standar halal dalam segala aspek.
Indonesia sebagai negara yang penduduknya merupakan 12,7% dari populasi penduduk Muslim dunia, tentu memiliki potensi besar dalam pengembangan industri halal. Besarnya potensi Indonesia didukung juga dengan peningkatan kesadaran akan pentingnya produksi dan konsumsi sektor industri halal. Hal ini akan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
Industri halal juga bisa diterapkan di negara-negara minoritas Muslim, tidak harus negara yang mayoritas muslim saja. Karena pada dasarnya industri halal ditujukan ke semua negara tanpa memandang agama, ras, etnis, dan suku. Dan ada banyak sektor yang bisa menjadi kekuatan Indonesia untuk mengoptimalkan industri halal yang dimiliki. Seperti sektor wisata halal, makanan dan minuman halal, fashion muslim, teknologi, kosmetik, kesehatan dan pendidikan, serta film dan musik.
Tantangan Industri Halal
Salah satu poin penting yang menjadi tantangan dalam industri halal adalah mengenai kualitas SDM (Sumber Daya Manusia). Indonesia masih menduduki peringkat ke-10 dari 15 negara tertinggi dalam perkembangan ekonomi syariah. Yang menjadi salah satu sebabnya adalah kualitas SDM. Dimana industri halal era 4.0 begitu dekat dengan teknologi dan internet. Maka tak heran jika yang dibutuhkan adalah SDM yang memahami industri halal sekaligus industri 4.0. Dan hal ini menjadi perkerjaan rumah bersama untuk peningkatan kualitas SDM Indonesia.
Hal lain yang menjadi tantangan dalam industri halal adalah minimnya potensi industri halal yang dioptimalkan. Sebagai negara yang memiliki populasi penduduk muslim yang mencapai 87%, Indonesia masih menempati peringkat 10 dalam hal produksi makanan halal. Akan tetapi Indonesia menempati peringkat pertama dalam hal konsumen produk makanan halal. Hal ini menjadi fakta yang kontras untuk dibandingkan. Serta menjadi bukti bahwa potensi yang besar akan menjadi sia-sia jika tidak dimanfaatkan dengan baik.
Adanya kendala internal dan eksternal juga menjadi tantangan tersendiri bagi insdutri halal. Seperti minimnya pelaku industri halal yang melakukan sertifikasi halal untuk mengembangkan badan usaha atau produknya. Baik dari sektor wisata halal, makanan dan minuman halal, fashion muslim, teknologi, kosmetik, kesehatan dan pendidikan, maupun sektor film dan musik.
Dalam lingkup eksternal, tantangan persaingan dari pihak luar menjadi PR besar untuk membuat Indonesia maju melalui industri halal. Seperti Malaysia yang menjadi produsen makanan halal peringkat pertama di dunia. Philippina, Thailand, dan Vietnam yang melakukan pengembangan produk-produk halal meski Muslim merupakan populasi minoritas di negara tersebut. Dan China yang menjadi produsen untuk industri produk halal. Serta Australia yang menjadi eksportir dalam makanan halal.
Peluang Industri Halal
Indonesia yang memiliki populasi mayoritas Muslim, menjadi negara yang paling besar memiliki peluang untuk peningkatan industri halal. Karena dengan bertambahnya waktu, jumlah Muslim di Indonesia akan terus bertambah. Hal ini jelas berdampak pada gaya hidup masyarakat Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan hidup yang sesuai dengan tuntunan agama Islam, masyarakat akan memilih industri halal dalam segala sektor kehidupannya.
Peluang selanjutnya adalah industri halal menjadi industri besar yang terus berkembang secara lebih pesat. Menurut Laporan Ekonomi Islam Global pada tahun 2017/2018, konsumen Muslim (secara global) membelanjakan US$ 1,2 triliun untuk produk makanan dan minuman pada 2016. Dan Indonesia menjadi yang tertinggi dalam pembelanjaan makanan dan minuman halal, yakni sebesar (US$ 169,7 miliar).
Mengoptimalkan Industri Halal
Dalam mengoptimalkan industri halal di Indonesia untuk bisa merasakan manfaatnya yakni pertumbuhan ekonomi yang signifikan bagi Indonesia maupun dunia, diperlukan beberapa tindakan. Selain meningkatkan kualitas SDM, juga perlu mengkampanyekan gaya hidup untuk merubah Indonesia dari konsumen pertama industri halal menjadi produsen pertama untuk industri halal.
Tak hanya itu, sektor wisata halal, makanan dan minuman halal, fashion muslim, teknologi, kosmetik, kesehatan dan pendidikan, serta film dan musik juga harus bisa ditangkap oleh pemerintah. Agar dapat dikembangkan untuk kontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia dan dunia. Dengan menggaris bawahi bahwa industri halal diminati oleh banyak negara, dan ada banyak sektor dari industri halal yang bisa dikembangkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image