Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image David Efendi

Janji Kader Hijau Muhammadiyah

Agama | Wednesday, 14 Dec 2022, 09:03 WIB

“Perintah menanam walau besok akan Kiamat adalah wujud nyata kearifan islam terhadap alam semesta. Semua pemeluk agama ini seharusnya memikirkannya makna kalimat ini”

Pelajar Muhammadiyah menunjukkan pembelaan terbaiknya kepada alam, dengan memperkuat gerakan ekoliterasinya. Itu semua adalah harapan terbaik yang bisa kita semua mengambil peran di dalam penyelamatan bumi. (David Efendi, Kader Hijau Muhammadiyah)

Respon pelajar Muhammadiyah terhadap degradasi dan keterancaman lingkungan hidup sebenarnya sudah cukup lama. Gerakan pelajar ini telah memberikan banyak tenaga dan pikiran untuk membela lingkungan hidup sebagaimana mereka membela dirinya sendiri. Dalam banyak forum ilmiah dan forum bergengsi di organisasi ini telah memberikan ruang luas bagi terciptanya diskusi dan penguatan kapasitas pengetahuan ekologi bagi kader dan anggota-anggotanya di seantero negeri ini. Seminar, worshop, training, diskusi, dan sebagainya dimanfaatkan untuk membincang persoalan paling serius abad ini. Masalah lingkungan adalah buah dari kecenderungan masyarakat modern yang overdoses hasrat kapitalistik dan teknologi tak ramah lingkungan. Pelajar islam adalah pelajar yang sungguh-sungguh untuk memastikan alam semesta ini tetap layak dihuni untuk semua. Semua orang bisa saja mengklaim kekayaan tetapi tidak bisa tidak bahwa planet bumi adalah milik semua orang.

Saya sangat antusias memberikan prolog dari kumpulan tulisan pelajar Muhammadiyah ihwal ekologi dan segala persoalannya. Bagi saya, puluhan tulisan ini telah mendapatkan legitimasi etis dan politis karena kaum muda lah yang paling sah menyelematkan masa depan mereka akibat ulah perbuatan pengambil kebijakan yang kehilangan otonomi. Negara ini dalam mengelola sumberdaya alam seringkali dikalahkan oleh kedaukatan kapital dan keserakahan gerombolan mafia. Kaum pelajar ini nyaring suaranya, ide dan ‘suara’nya menggema sampai alam yang jauh di masa depan. Karenanya, kutukan atau kesadaran bersuara yang mereka perlihatakan dalam ragam tulisan ini adalah bentuk jihad ekologi kaum pelajar yang sangat penting untuk diperkuat. Mereka adalah juga suara Greta Thunberg yang menggugat orang dewasa dan orang orang yang seharusnya mampu mengambil peran tetapi tidak melakukannya. “maaf, kalian orang dewasa tahu banyak hal tentang lingkungan tetapi sebagian besar gagal mengupayakan tindakan.” Protest Greta dalam pidatonya di depan ribuan orang di Austria (Dapat ditonton dengan keyword Greta Thunberg di kanal Youtube.com).

Kalimat penuh tenaga agar manusia tidak hanya mengutuk kegelapan itu tetap relavan untuk menggaungkan peran-peran kemanusiaan kita dalam merespon berbagai kerusakan lingkungan akibat perbuatan tangan manusia: teknologi yang massif, rezim pasar kapitalistik yang brutal karena industrialisasi, dan manusia yang durhaka kepada alam semesta anugerah Allah Swt. Faktor over populasi tidak didisksuiakn karena penulis sedang mencari cara memahami secara aktual dan solutif. Kata Gandhi, ‘bumi cukup menghidupi semua manusia tetapi tidak untuk satu orang serakah. Orang-orang yang serakah, pemerintahan yang tidak melindungi keseimbangan alam adalah bentuk ‘neo-kafir’ (baca: kafir ekologis) yang harus diingatkan dan dikoreksi tanpa henti, tanpa kata istirahat.

Pendidikan ekoliterasi

Ekoliterasi sebagai satu gerakan lingkungan yang berbasis pengilmuan bagi masyarakat terkait bagaimana meningkatkan daya tahan ekologi, ekosistem, dan juga bagaimana mengenali masalah lingkungan serta mengidentifikasi peluang solusi yang dapat diupayakan Bersama-sama dari masyarakat, negara, dan kalangan masyarakat ekonomi (bisnis). Ekoliterasi adalah gerakan bukan sekedar keterampilan tentang teori-teori. Ekoliterasi adalah keterhubungan antara pengetahuan lingkungan, pikiran-pikiran transformasi dan pertahanan, dengan serangkaian tindakan sistematis dan massif demi penyelamatan masa depan kehidupan.

Di Muhammadiyah setidaknya ada dua metode gerakan ekoliterasi yang bisa kita sarikan disini. Pertama, Pendidikan lingkungan. Dalam model ini sosialisasi dan penguatan kampanye yang membangun kesadaran ekologis, perbuatan apa yang etis dan tidak bagi keberlangsungan ekosistem, ajaran-ajaran apa yang ada dalam al-quran dan hadis tentang lingkungan dan sebagainya. Pembangunan kesadaran etis ini memang sangat diharapkan akan juga berlanjut pada aktifitas pembelaan dan pemberdayaan yang berguna untuk mengoreksi berbagai masalah ketahanan lingkungan.

Sebagai Pendidikan lingkungan, ada baiknya kita menengok dan mengamalkan etika hijau Muhammadiyah yang disbeutkan dalam panduan islami warga Muhammadiyah, antara lain:

1. Lingkungan hidup merupakan ciptaan dan anugerah Allah yang harus dimakmurkan dan dipelihara.

2. Warga Muhammadiyah berkewajiban melakukan konservasi sumberdaya alam dan ekosistem untuk keseimbangan sistem kehidupan.

3. Warga Muhammadiyah dilarang melakukan tindakan yang menyebabkan kerusakan lingkungan

4. Warga Muhammadiyah harus mempraktikkan budaya bersih, sehat, dan indah.

5. Warga Muhammadiyah wajib amar ma'ruf dan nahi munkar untuk mencegah kezaliman, keserakahan, dan kebijakan yang menimbulkan kehancuran, kerusakan, dan ketidakadilan lingkungan

6. Warga Muhammadiyah wajib mengupayakan aksi praksis demi keseimbangan, kelestarian, dan keselamatan lingkungan hidup.

dalam konteks pelajar Muhammadiyah saya menggubah janji pelajarnya untuk diarahkan ke pembelaan lingkungan. Ini versi tidak resmi:

Janji Ekologi Pelajar Muhammadiyah:

1. Berjuang menegakkan keseimbangan alam sesuai dengan ajaran Islam

2. Menghormat kedaulatan dan keamanan lingkungan hidup

3. Bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu yang berguna untuk kebaikan alam semesta.

4. Bekerja keras, mandiri, dan berdedikasi dalam membela dan melindungi lingkungan hidup

5. Rela berkorban dan giat memberi pertolongan pada kesengsaraan lingkungan hidup

6. Selalu siap menjadi kader Muhammadiyah dan bangsa yang berani ber-amar ma'ruf dan nahi munkar untuk kemaslahatan lingkungan hidup.

Kedua, advokasi. Ada beragam advokasi yang biasa diekspreskan oleh pelajar. Menulis dan mendiskusikan masalah lingkungan adalah cara advokasi yang sangat sering dilakukan pelajar Muhammadiyah. Ada ekoliterasi camp, ada sekolah ekologi, ada sekolah tangguh bencana, ada sekolah sungai, ada Komunitas kader hijau, kokam hijau, ada workshop ecobreak, dan sebagainya adalah kekayaan cipta karsa pelajar Muhammadiyah. Sedangkan, untuk level Muhammadiyah ada banyak upaya yang sudah dikerahkan misalnya Jihad konstitusi yang menolak komersialisasi air yang berakibat pada kehancuran keseimbangan lingkungan. Keserakahan ekonomi dan liberalisasi ekonomi sering sekali memarjinalkan dan meminggirkan kepentingan dan hak serta keadilan bagi lingkungan hidup. Kadang, korporasi juga berkedok pura-pura ramah lingkungan dalam usaha bisnis dan promosinya. Posisi Pelajar Muhammadiyah sejalan dengan Muhammadiyah: menolak komersialsiasi air baik untuk korporasi nasional atau multinasional. Selain itu, gerakan advokasi adalah gerakan yang terus mengalami perubahan strategi dan Teknik. Ada bentuk perlawanan sehar-hari yang dilakukan seperti melarang kantin sekolah menggunakan sedotan plastik, tidak berbelanja di toko modern berjejaring yang memanjakan kemasan plastic sementara kapasitas manusia tak mampu mengelola plastic apalagi memusnakan.

Pahlawan-pahlawan Belia

Dari kumpulan tulisan ekoliterasi yang berhasil dihimpun dari kader-kader unggul pelajar Muhammadiyah terbayang dalam diri saya bahwa mereka adalah pahlawan-pahlawan belia bagi lingkungan. Mereka juga adalah jihadis muda yang bersungguh-sungguh dengan kekuatan terbaiknya menyuarakan jeritan bumi untuk mendapat respon bagi kelompok manusia yang memiliki orotitas melakukan pencegahan dan penyelesaian masalah.

Ada beberapa klaster yang menarik dalam tulisan di buku ini. Setidaknya saya melihat beberapa klister antara lain, tulisan-tulisan terkait teologi islam dan lingkungan, tulisan terkait plastic sebagai masalah aktual. Tulisan mengenai bagaimana kerusakan lingkungan seperti pembekaran hutan yang dibiarkan, serta tulisan yang mengarah pada praktik advokasi kreatif dengan menghasilkan produk dan gerakan-gerakan yang menarik untuk penyyelematan bumi: diet plastik, tidak memakai botol sekali pakai, dan sebagaianya. Tentu saja ilmu pengetahuan yang terhimpun dalam buku ini adalah senjata untuk perubahan perilaku manusia agar lebih bersahabat dengan alam.

Beberapa bulan terakhir ini kita diperlihatkan energi raksasa dari remaja bernama Greta Thunberg asal Swedia. Perempuan usia 15 tahun yang setahun lalu nekad mogok sekolah dan sendirian saja dengan cara memarkir sepeda kecilnya untuk aksi tunggal solidaritas perubahan iklim di depan parlemen negara Swedia. Gerakan yang awalnya sunyi, menghentakkan kesadaran bumi manusia. Sunyi yang berbunyi nyaring. Dan dalam waktu kurang lebuh satu tahun beraksi, Greta berhasil menginspirasi ratusan ribu manusia di berbagai belahan dunia untuk aksi bersama-sama dalam Fridays For Future, ajakan menjaga planet bumi dari kehancuran akibat Iklim.

Bersyukur di lingkungan Angkatan Muda Muhammadiyah telah bergerak Kader Hijau Muhammadiyah (KHM) yang beralamat website di kaderhijaumu.id telah mengambil posisi penting dalam gerakan lingkungan kontemporer. Saya juga gembira pelajar Muhammmadiyah Sumsel sudah mendeklaraiskan kader hijau mUhammadiyah mengikuti beberapa kabupaten dan propinsi lainnya. Forum kultural ini menyatukan banyak asa dan imajinasi aktifis akan pentingnya kedaulatan dan keamanan lingkungan untuk generasi mendatang. Anak-anak ini gelisah oleh kerusakan lingkungan yang seharusnya tidak terjadi, pemerintah dan negara yang seharusnya bisa menghentikan. Abainya negara inilah yang mendorong gerakan masyarakat sipil ini. Di lingkungan NU ada FNKSDA, di Kristen ada Kristen hijau, dan beragam Komunitas pro keadilan lingkungan (ecological justice) yang tidak berada dalam afiliasi agama.

Sifat Kader Ekologis Muhammadiyah sangat perlu sekali dirumuskan sebagai etika kader hijau Muhammadiyah. Berikut saya usulkan beberapa, misalnya, kader hijau Muhammadiyah:

1. Meyakini dengan sepenuh hati bahwa alam semesta adalah anugerah Allah Swt yang wajib disyukuri.

2. Bersungguh sungguh dalam menjaga, melindungi dan melestarikan lingkungan hidup

3. Menjadi pelopor dalam upaya membela lingkungan hidup dari hal hal yang mengancam kelestariannya.

4. Mencintai alam semesta seperti halnya mencintai diri sendiri

5. Berusaha dengan sungguh sungguh menyelamatkan alam sebagai tindakan ibadah dan dalam rangka memuliakan kehidupan .

Insyallah dan dengan bacaan basmillah pelajar Muhammadiyah teruslah berikhtiar dan berkomitmen lahir dan bathin untuk kemaslahatan bagi alam semesta. Hari ini, di alam kita di tanah air Indonesia ini kita benar-benar butuh lebih banyak Greta, anak-anak muda yang penuh emosional dan dedikasi kepada semesta raya. Semoga ribuan pelajar kader hijau Muhammadiyah mampu menjalaninya serta tabah sampai akhir. Amin Ya Rabbal Alamin.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image