Keberkahan yang Mendatangkan Pahala
Agama | 2022-12-12 14:20:51Sejatinya, sebagai manusia yang telah beriman kepada-Nya dengan sebenar-benarnya iman, maka sesuatu yang seharusnya kita pikirkan bukan pada bentuk ataupun perbuatan daripada pahala atau balasan yang dijanjikan Allah ta'ala kepada kita. Akan tetapi yang seharusnya menjadi fokus kita adalah bagaimana kita seharusnya menjalankan semua hal yang diperintahkan Allah Subhanahu wa ta'ala dengan sebaik-baiknya dan menghindari segala sesuatu yang dilarang-Nya tanpa sedikit pun berani untuk melawannya. Dengan begitu diharapkan kita akan menjadi hamba Allah ta'ala yang benar dalam keimanannya, sehingga kita akan menjadi seorang yang bertakwa kepada-Nya.
Dan sebagaimana telah kita jelaskan pada pembahasan sebelumnya, bahwa yang kita maksud dengan takwa adalah kehati-hatian kita dalam menjalankan semua bentuk-bentuk ibadah, agar ia tidak ternoda oleh hal-hal yang tidak pernah dicontohkan, baik oleh ajaran Islam ataupun oleh Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam. Takwa juga berarti keberhati-hatian kita untuk menjaga diri dan mengendalikan nafsu, agar kita tidak terjerumus ke dalam kemaksiatan dan tercebur ke dalam perilaku perilaku haram yang merusak keimanan kita kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Dengan begitu, kita berharap akan menemukan sebuah isyarat indah yang menunjuki kita pada perilaku apa yang bisa kita indikasikan sebagai tempat bersemayamnya pahala dan ganjaran. Ada keimanan, ada ketakwaan, dan ada ibadah. Kita bisa menemukan pahala di sana. Sebab Allah Subhanahu wa ta'ala telah menjanjikan bahwa barangsiapa yang beriman dan beramal saleh, maka Allah ta'ala akan menggantinya dengan kenikmatan yang besar, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya,
Barangsiapa yang mengerjakan amalan-amalan saleh, baik laki-laki maupun perempuan, dan dia seorang yang beriman, maka dengan sungguh-sungguh Kami akan memberikan padanya kehidupan yang baik, dan sesungguh-nya Kami akan memberi kepada mereka dengan pahala yang lebih baik daripada apa yang telah mereka lakukan." (QS. An-Nahl [16]: 97)
Kita pun juga akan menemukan isyarat indah tentang pahala, seperti pahala yang akan kita temukan dalam setiap kejadian yang kita alami, "Sungguh sangat mengagumkan keadaan seorang mukmin. Sesungguh-nya semua urusan-urusannya mengandung kebaikan, dan hal tersebut tidak akan pernah terjadi kecuali bagi seorang mukmin.
Jika pada suatu saat dirinya mengalami suatu musibah dan tertimpa malapetaka dan bencana, maka ia bersabar dan sabar itu baik baginya. Dan apabila dirinya berada dalam kelapangan dan kemudahan, maka dia bersyukur, dan syukur itu juga merupakan kebaikan baginya. “(HR.Imam Muslim)
Bahkan kita pun juga bisa menemukan pahala dari keberadaan orang-orang di sekitar kita. Di sana ada peluang kebaikan. Ada peluang dakwah yang harus kita bina, ada suatu ilmu yang selayaknya kita tinggalkan untuk mereka, yang jika mereka terus menjaga dan mengamalkannya, maka pahala jariah itu akan tetap mengalir dan masuk dalam catatan rekening surgawi, yang akan menjadi penyebab terampuninya dosa kita di saat Yaumil Hisab,
“Dan barangsiapa yang menyunahkan di dalam Islam sunah kebaikan, maka dia akan mencatat pahala untuk dirinya sendiri, dan pahala orang-orang sesudahnya yang beramal dengannya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR. Imam Muslim)
Dan kebaikan-kebaikan yang kita lakukan dengan ikhlas tanpa pamrih untuk mendapatkan pujian dari manusia pun juga tersimpan tabungan pahala yang sangat besar,
Dari Abu Said Al-Khudri ra., sesungguhnya ia mendengar bahwasanya Rasulallah saw., bersabda, “Apabila seseorang masuk Islam dan baik keislamannya, yaitu mengamalkan segala yang disyariatkan oleh Islam dengan sebaik-baiknya, maka Allah akan mengampuni segala kesalahannya yang telah lalu, dan setelah itu Allah akan memberikan balasan pahala yang sangat besar, yaitu satu amal kebaikan akan dibalas dengan sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Sedangkan satu keburukan dibalas dengan sebanding (tidak dilipatgandakan), bahkan boleh jadi Allah akan membebaskannya.” (HR. Imam Bukhari)
Terlebih lagi, kita pun akan menemukan isyarat pahala dari mereka -orang-orang yang memaklumatkan permusuhannya kepada kita. Bagi kita, mereka adalah pohon-pohon kesabaran yang akan memberikan buah-buah pahalanya kepada kita, "Yang demikian itu adalah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan, dan kelaparan di jalan Allah. Dan tidak menginjak tempat yang membangkitkan amarah orang-orang kafir, dan tidak menimpakan suatu bencana kepada musuh melainkan dituliskan bagi mereka sebagai amalan saleh...." (QS. At-Taubah [9]: 120)
Intinya, akan selalu ada isyarat-isyarat indah tentang keberadaan pahala di setiap kebaikan-kebaikan yang kita lakukan. Jadi, Fashtabiqul Khairot. Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta'ala juga telah memberikan fasilitas kepada kita, “Dialah Allah yang telah menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapa di antara kalian yang terbaik amalan-amalan shalilmya”, (QS. Al-Mulk [67] : 2)
Referensi: Musyafa, Haidar. 2014. Hidup Berkah dengan Doa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.