Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fatimah Azzahra

Selamatkan Anak dari HIV/AIDS

Gaya Hidup | Monday, 12 Dec 2022, 00:40 WIB

Anak adalah sosok bersih nan polos yang penuh dengan harapan dan masa depan. Sudah seharusnya orang dewasa, khususnya orangtua melindungi anak-anak, termasuk melindungi mereka dari penyakit HIV/AIDS.

Anak dengan HIV/AIDS

Dilansir dari laman Republika.co.id (6/12/2022), Satuan Tugas Human Immunodeficiency Virus (HIV) Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dwiyanti Puspitasari mencatat, sebanyak 220 anak-anak di Indonesia didiagnosis dengan Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) selama 2021 lalu.

Sementara laman kompas.com (29/11/2022) melaporkan, dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tercatat 12.553 anak di bawah usia 14 tahun terinfeksi HIV. Kasus HIV pada anak banyak dialami oleh anak di bawah usia 4 tahun, dengan jumlah 4.764 orang.

Faktanya bisa saja di lapangan lebih banyak yang terinfeksi. Karena fenomena ini seperti gunung es. Masih banyak pihak yang merasa malu untuk melaporkan.

Sungguh miris. Anak-anak, para penerus estafet peradaban, harus menderita penyakit yang hingga kini belum ada obatnya akibat rusaknya sistem sosial kita.

Gara-gara Gaul Bebas!

Penularan HIV/AIDS biasanya terjadi akibat gaul bebas. Mulai dari gonta ganti pasangan, melakukan hubungan dengan penderita, jarum suntik pengguna narkoba yang dipakai bersama, juga hubungan sesama jenis. Seperti yang dinyatakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, hubungan homo seksual menjadi salah satu penularan HIV/AIDS disana. (republika.co.id, 2/12/2022)

Dalam kasus penularan pada anak, orangtua menjadi faktor utama. Karena biasanya terjangkitinya anak oleh HIV/AIDS berasal dari orangtuanya. Bisa jadi sang ayah 'jajan' di luar, pulang membawa penyakit dan menularkan pada istrinya. Anak yang dikandung sang istri pun akhirnya terinfeksi HIV/AIDS.

Diakui atau tidak, gaul bebas sudah menjadi sesuatu yang biasa saat ini. Baik itu hetero seksual atau homo seksual. Entah di kota atau di Desa. Mulai dari pelajar hingga orang dewasa yang sudah berkeluarga. Akibatnya, banyak perempuan dan anak yang jadi korban kebiasaan menjijikkan ini.

Program Mengakhiri HIV/AIDS

Sungguh mengkhawatirkan kondisi saat ini. Pemerintah juga masyarakat yang peduli pun turun tangan berharap bisa mengakhiri penyebaran penyakit ini. Mulai dari edukasi kesehatan reproduksi, hingga bagi-bagi kondom dilakukan.

Pengobatan pun disiapkan oleh pemerintah. Sayangnya, akses pengobatan ini masih terbatas pada kalangan tertentu. Belum semua penderita bisa menikmati pengobatan. Sedihnya, kini pemerintah kekurangan dana untuk menyediakan pengobatan bagi penderita HIV/AIDS.

Target bebas dari HIV/AIDS kiranya menjadi suatu hal yang berat. Ini terjadi karena akar masalah penyebab adanya penyakit ini tidak ikut diberantas. Sesungguhnya pemikiran serba boleh, serba bebas berperan besar dalam menciptakan gaya hidup bebas seperti saat ini. Sayangnya, pemikiran ini dilindungi oleh hukum yang berlaku saat ini atas nama Hak Asasi Manusia.

Pemikiran menjauhkan agama dari kehidupan pun berpengaruh besar. Ajaran agama tentang mana yang boleh dan tak boleh, untuk ingat akan hisab, takut akan murka Allah saat bermaksiat, dan sejenisnya, kini tak dikenal oleh pemeluknya. Banyak muslim yang tak tahu juga tak paham akan ajaran agama Islam. Bahkan, takut untuk mengkaji ajaran agamanya sendiri. Sayangnya, lingkungan saat ini ikut mendukung manusia jauh dari agama dengan label radikal.

Lengkap sudah, duet antara ingin bebas dan jauh dari agama ini membuat manusia hilang arah. Kerusakan demi kerusakan pun terjadi. Hingga perempuan dan anak yang tak berdosa pun jadi korban.

Mendekat pada Allah

Sebagai muslim, kita percaya akan adanya hari penghisaban. Semua yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban sekecil dan sebesar apapun amal kita. Jika saja ini ada dalam setiap diri muslim, mereka akan menjaga diri dari maksiat.

Iman dalam diri yang senantiasa dipupuk dengan mengkaji dan mengkaji. Masyarakat yang peduli dengan sekitar. Saling mengingatkan dalam kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Ditambah negara yang dengan tegas memberikan sanksi bagi para pelaku maksiat. Akan melindungi perempuan, anak, juga semua manusia dari penyakit HIV/AIDS ini.

Cukuplah ayat dari Allah swt sebagai pengingat untuk tidak berperilaku gaul bebas. Salah satunya, "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra: 32).

Mari akhiri HIV/AIDS sampai disini dengan kembali pada aturan ilahi.

Wallahua'lam bish shawab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image