Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sri Wahyuni

TUJUAN IBADAH DAN KEISTEMEWAAN MUAMALAH

Agama | Sunday, 12 Dec 2021, 09:33 WIB

Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang selalu memberi keberkahan didalamnya dengan mengandung keselamatan bagi pemeluknya, memiliki kitab suci alqur’an serta as sunnah sebagai pedoman hidup. Di dalam agama islam memiliki ketentuan dan aturan mengenai hubungan antara manusia dengan Allah (habluminaAllah) dan hubungan antara manusia (habluminannas). Dengan demikian disebut juga dengan Ibadah dan Muamalah, Ibadah sebagai hubungan mahluk kepada tuhannya dan muamalah sebagai hubungan antar manusia.

Arti kehidupan bagi manusia adalah kenyataan bahwa bagaimana mereka bahagia. Namun, dalam islam kita diajarkan bahwa masih ada kehidupan setelah kita meninggal yaitu akhirat dan awal mulanya dimulai pada hari kiamat. Maka dari itu kita diajarkan untuk bahagia dunia maupun akhirat. Contoh ibadah dalam islam seperti melakukan sesuatu dengan niat baik ingin mendapat ridho Allah SWT dan ikhlas serta memohon rahmatnya hal ini juga sebagai tanda bukti bahwa kita hamba yang selalu mencintainya seperti kekasih yang membutuhkan pengakuan bukti kepada orang yang mencintainya.

Aqidah yang kuat akan mengantarkan ibadah yang benar, akhlaq yang terpuji dan muamalat yang membawa maslahat. Artinya, ketaatan menuanaikan ibadah, berakhlaq karimah, dan bermuamalah yang baik akan memelihara aqidah. Maka dari itu tegakkanlah akhlak dalam bermuamalah, saling menolong, menghargai antara sesama kita, baik itu satu umat apalagi satu bangsa. Jangan biarkan sifat hasad, dengki, atau prasangka buruk kepada orang lain masuk kedalam pikiran kita.

Insya Allah kelak akan lahir generasi dan umat mendatang yang hati, dan pikiranya dipenuhi kedamaian dan rasa cinta sesame, disertai dengan tingkat iman dan ketaqwaan yang bertambah. Perhatikan firman-Nya dalam QS at-Taubah [9]: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma`ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Tujuan hidup manusia Setiap penciptaan pasti memiliki tujuan, begitu juga dengan adanya manusia di dunia. Allah SWT menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya penciptaan. Bahkan Allah menanugerahkan akal pada manusia untuk membedakan mana yang benar dan yang batil. Dengan keistimewaan tersebut, manusia diberikan dua tujuan untuk menjalani hidup di dunia. Yang pertama yaitu beribadah secara total kepada Allah SWT. Dimana Allah SWT berfirman dalam surat adz-dzariyat ayat 56 yang artinya “ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. Makna dari ayat tersebut, bahwa tujuan dari penciptaan manusia dan jin yaitu untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT.

Ibadah merupakan pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya. Dimana puncak dari ibadah adalah ketika seorang hamba mendapatkan ridho dari Tuhannya. Oleh karena itu ibadah memiliki tujuan-tujuan tertentu agar mencapai puncak tersebut. Berikut adalah tujuan-tujuan dari ibadah:

a. Memenuhi kewajiban terhadap Tuhan

b. Mendapat ganjaran/pahala

c. Mendapatkan ampunan dan surga-Nya

d. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah

e. Memperoleh ketenangan hati

f. Memudahkan rezeki

Allah Swt juga berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 201 yang bermaksud : Dan di antara mereka ada orang yang berdoa : Ya Tuhan kami, berilah Kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami daripada siksa api neraka. Keistimewaan Ibadah Dalam Islam Ibadah dalam Islam mempunyai ciri-ciri keistimewaan yang tersendiri, yang membedakannya dengan ibadah dalam agama dan kepercayaan yang lain. Keistimewaan ibadah anatara lain adalah:

1. Dalam melaksanakan ibadah bebas atau tidak membawa barang perantara, seperti pemujaaan, persembahan atau hal lain yang membuat do’a terkabul seperti kepercayaan agama lain.

2. Tidak terikat pada tempat dan waktu, yakni tiada keterbatasan waktu untuk seseorang Muslim beribadah kepada TuhanNya.

3. Tidak membebani siapapun,karena dalam islam ada keringanan atau disebut dengan rukhshoh

4. ruanglingkup ibadah yang terbuka luas dan dapat dimanfaatkan oleh semua umat Islam untuk mencapai kebahagiaan kehidupan dunia dan akhirat.

Sedangkan muamalat merupakan hubungan interaksi antara manusia dengan makhluk lainnya. Hubungan tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tabarru (bentuk interaksi dengan tujuan tolong-menolong atau memberikan kebaikan), tijarah (bentuk interaksi dengan tujuan mendapatkan keuntungan). Adapun tujuan muamalat sebagai berikut :

a. Saling menjaga hak dan kewajiban pada kehidupan masyarakat

b. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari

c. Terciptanya kehidupan yang harmonis sesama manusia

d. Memanfaatkan alam semesta dengan baik

Keistimewaan Muamalah memiliki, di antaranya:

1. Berdasarkan kepada gambaran (tasawwur) kehidupan yang jelas.

2. Memberi kesejahteraan dan keadilan kepada semua pihak yang terlibat dalam perdagangan atau perkara hukum.

3. Menegaskan konsep pembagian keuntungan dan kerugian, juga penagihan pendapatan kekayaan kepada semua lapisan masyarakat (pajak).

4. Keimanan yang kuat dapat memberikan kehidupan yang berahlak dan bermartabat

Dalam syariat yang ditetapkan oleh Allah, ada dua syarat agar ibadah yang dilakukan hamba diterima oleh Allah SWT. Yaitu meniatkan secara murni bahwa ibadah yang dilakukan hanya semata-mata karena Allah SWT. Selain niat, syarat selanjutnya yaitu harus sesuai dengan apa yang telah disyariatkan oleh Allah. Maka kita tidak boleh mengurangi ataupun menambahkan syariat-syariat yang telah ditentukan oleh Allah. Suatu hal yang mustahil jika manusia tidak membutuhkan manusia lainnya. Wallahu a’lam bi ash-shawab

Sekian dari saya semoga artikel ini bermanfaat Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image