Tak Ada yang Lebih Pedih dari Kehilangan
Sastra | 2022-12-04 13:11:03Pandemi mengambil duniaku
Mengasingkanku dari keramaian
Tapi kini segala asa terpatrikan
Rutinitas kembali normal
Kerja terasa mudah diiringi kolaborasi kebersamaan
Senyum, canda, tawa, tangis, marah, bersama sahabat tersimpul dalam kenangan
Imajinasi kenangan dulu ingin terulang lagi hingga 3 bulan
Namun hari ini terbentur oleh kenyataan
Waktu selalu memberi kesan dan pesan
Dua sahabatku menentukan pilihannya
Ya, ini nyata?
Bukan, ini hanya khayalanku!
Pertanyaan berperang di kepala
Hingga tangis keluhkan lidahku
Tak ada kata yang kuucapkan
Sedih bukan sekedar sedih, tapi pilu
Apakah kau tahu apa itu pilu?
Tak bisa kugambarkan
Aku yang payah
Berdiam memikirkan bagaimana jika mereka tak ada
Aku yang payah
Bergelut oleh waktu antara Bogor dan Tangsel hingga memberi batas kebersamaan kita
Aku yang payah
Hingga kini, pandemi masih buatku takut berada di khalayak ramai
Aku yang payah
Yang memilih diam demi menjaga sebuah perasaan
Aku yang payah
Yang tak mampu berbicara, padahal banyak kata yang ingin teruraikan
Sampailah kini kehilangan itu tiba
Air mata tak pernah cukup membasuh dukaku
Karena tak ada yang lebih pedih dari kehilangan
Sesungguhnya sahabat tak akan pernah pergi
Selamanya di hati
Kulantunkan doa, semoga kita bahagia selalu dan jarak tak luputkan tali silaturahmi
Maaf dan terima kasih pada kalian yang selalu ada di segala keadaan susah dan senang
Kebaikan yang tak pernah bisa kuimpaskan
Semoga Allah yang membalasnya
Bahagia kalian adalah bahagiaku
Kebersamaan ini akan kita kenang sampai tua nanti
Tambahan: follow instagram dan dengarkan podcast aku, ya sahabat Dessya!
IG: @dessisurya26
Twitter: @dessisurya
Podcast: https://anchor.fm/dessi-surya
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.