Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adeummunasywah Adeummunasywah

Syurga adalah tempat healing yang sebenarnya

Gaya Hidup | Saturday, 03 Dec 2022, 10:45 WIB

Syurga adalah tempat healing yang sebenarnya

Oleh : Heni Nuraeni

Healing,banyak digunakan di media sosial, khususnya saat seseorang sedang melakukan perjalanan liburan.

Dalam Bahasa Indonesia, healing berarti penyembuhan atau pengobatan. Mungkin, karena liburan dianggap dapat merefreshkan pikiran dan melepas lelah dalam aktivitas, maka istilah healing pun digunakan untuk hal ini.

Benar, bahwa terkadang seseorang memerlukan waktu untuk merefreshkan pikiran dan perasaannya karena sebagaimana tubuh, hati terkadang juga perlu istirahat.

Imam ‘Ali pernah berkata,

روِّحوا القُلوبَ فإنها تَتْعَبُ كما تتعب الأبدانُ

“Istirahatkanlah hati, karena hati juga bisa letih sebagaimana tubuh.” (Syarah Tadzkirah Sami’ hal. 263)

Namun, jangan selalu menjadikan healing sebagai solusi untuk ketenangan hidup.

Ketenangan hidup itu didapatkan ketika kita telah yakin bahwa apa-apa yang kita lakukan telah sesuai dengan ajaran agama yang kita yakini, yakni sesuai dengan Islam. Sesuai secara akidah dan syariat.

Sesungguhnya, kehidupan dunia senantiasa dihiasi air mata, onak duri perjuangan, dan penuh dengan segala sesuatu yang tidak menyenangkan.

Rasulullah ﷺ pun telah mengingatkan kepada kita,

أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: «حُجِبت النار بالشهوات، وحُجبت الجنة بالمَكَاره»متفق عليه

Dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Jalan menuju neraka dipenuhi dengan syahwat dan jalan menuju surga dipenuhi dengan hal-hal yang tidak menyenangkan.” (Muttafaq ‘alaih)

Jadikanlah hadis di atas sebagai bahan renungan, apakah jalan yang kita tempuh sekarang ini adalah jalan yang penuh dengan syahwat atau penuh dengan hal-hal yang tidak menyenangkan?

Benarlah orang-orang yang mengatakan, healingnya kita kelak adalah ketika kaki telah tertapak di surga Allah Taala. Di sanalah tempat untuk tidak lagi berjuang, tiada lagi keluh dan kesah, serta tiada lagi onak dan duri.

Wallahu 'alam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image