Persada Hadir Guna Memenuhi Kebutuhan Dai Nasional
Eduaksi | 2022-11-22 08:43:50Setelah dikukuhkan kepengurusan Persada (Persatuan Dai Dewan Da’wah) Propinsi Jawa Barat pada 18 Juni 2022 lalu dan guna berkonsolidasi serta menyeragamkan tentang apa pedoman dan program yang hendak dilakukan ke depan, maka Persada kemudian mengadakan “Silaturahmi Pengurus dan Sosialisasi Pedoman/Aturan Persada Bagi Para Dai“ yang diselenggarakan Di Pondok Pesantren Darul Iman, Kacematan Parongpong, Kabupaten Bandung (20/11) lalu dan dihadiri segenap dai dari 14 Kabupaten/Kota se-Jabar.
Pada kesempatan itu dilakukan pelepasan Dai Dewan Da’wah Jawa Barat yang akan mengabdi di berbagai pelosok Propinsi Jawa Barat ini. Selain mereka ditugaskan untuk melakukan kegiatan langsung dakwah kepada masyarakat juga mereka ada yang ditunjuk menjadi musyrif Akademi Dakwah Indonesia (ADI) serta memnjadi pengajar atau Pembina rumah-rumah Quran. Sebelumnya mereka telah diberi penmbekalan dengan metode dakwah yang disesuaikan dengan kondisi wilayah tempat mereka berdakwah.
Ketua PERSADA, Ustad Roni Abdul Fatah menegaskan pertemuan pertama yang digelar bertujuan bersilaturahim membahas pedoman Persada yang telah dibuat dengan pimpinan pusat. Tujuannya mensosialisasi aturan Persada ini bukan untuk dikritisi. Pedoman itu hanya dibacakan. Menurutnya, dari kegiatan ini ingin ada semacam ikatan ukhuwah Dai Dewan Da’wah dan juga ingin mendata kekuatan para dai yang aktif di Dewan Da’wah yang selama ini yang dulu belum ada wadahnya. Ustad Roni menambah ingin dai-dai yang ada terorganisir secara baik dan berharap kebaikan yang terorganisir dapat mengaahkan kebtailan yang tak terorgansisir dan sampai yang terjadi sebaliknya. “Dai itu harus berjamah dan kita data. Setiap Kabupatan/Kota diharapkan mendaftarkan minimal 50 orang agar saat launching bulan Desember nanti terkumpul 1000 orang. Minimal ada semacam database sehingga apa yang dilakukan Persada Jabar menjadi role model dan pimpinan pusat sangat berharap kepada kami. Jadi dalam hal ini bukan saja para dai mengajarkan ilmu-ilmu agama tetapi juga mengajak untuk terjun ke kancah politik nasional dan internasional karena kita memilik DNA untuk menjadi besar.” Ujarnya.
Tidak hanya itu, sang ustad mengatakan pula saat ini yang terdata di Jawa Barat Dai Dewan Da’wah ada sekitar 350 orang dan semua dai yang ada nantinya akan mendapatkan pembinaan. Dia pun tertarik dengan Dewan Da’wah karena tegas terhadap aliran sesat serta berkinginan dengan adanya Persad aini bisa Kembali menggelorakan kepada seuruh dai yang agar bisa menadopsi pemikiran Pak Natsir dan juga melakukan dakwah yang telah dilakukannya. “Insha Allah Persada pun bisa menjadi organisasi perekat umat yang menjunjung tinggi Ukhuwah Islamiyah,” terangnya kemudian.
Ketua Dewan Da’wah Jawa Barat Ustad Roinnul Balad mengungkapkan target besar adalah kita bercermin kondisi riil keumatan hari ini. Dewan Da’wah memiliki misi 5 hal besar yaitu penyelamatan aqidah, penegeakan syariat, membangun uhuwah, solidaritas dan menjaga keutuhan NKRI. Semua ini sedang berada di titik nadhir dan ini menjadi PR bagi kita bersama. Makanya, beliau mengatakan menguatkan dai yang ada dan membina dai baru sangat penting artinya. Para dai itu kan memberi informasi tentang semuanya sehingga kita menginventarsir semuanya. “Kita memiliki misi menyelamatkan Jabar dengan dakwah dan membangun Jawa Barat dengan dakwah serta mendukung keutuhan NKRI. Itulah cita-cita Persada ini. Dakwah Itu tugas Dewan Da’wah Jabar namun di lapamgan kurang SDM semoga dengan adanya Persada Dai Dewan Dakwah di lapangan untuk melaksakan kerja dakwah,” ujar Roin.
Dalam membangun dan melaksanakan dakwah untuk penyelamatan umat, Dewan Da’wah Jabar bekerja sama dengan semua pihak seperti ormas, harokah dan lembaga keuangan dan lembaga zakat di ormas-ormas dan kita biaya bersama kegiatan dakwah. Dai juga butuh biaya untuk hidupnya hingga ekonomi mereka harus ditopang. Dewan Da’wah membuka kerja sama dengan semua pihak termasuk dengan Pemerintah melaksankan 5 pilar tadi.” Kita juga sudah kerja sama dengan BAZNAS Jabar dan Lembaga zakat lainnya. Masih kata Roin, pada acara ini juga hadir perwakilan dari BAZNAZ Jabar yanag diwakili Kadiv DPH BAZNAS Jabar, Ibu Yuningsih “Saya juga mendengar jika Pemerintah juga ternyata megakui begitu kekurangan penyuluh agama di seluruh Indonesia.. Karenanya dengan adanya Persada ini kita membantu kebutuhan dai di tingkat nasional,” tambahnya.
Salah seorang dai yang ditejunkan mengabdi di Propinsi Jawa Barat tepatnya Rumah di Quran Di Bunda Rahma di Cicalengka, Kabupaten Bandung, Bambang Timor mengungkapkan adanya kegiatan itu jelas siapapun bisa saling bersinergi dan saling menguatkan guna terciptanya yang Islami dan memahami agama Islam secara utuh. Dia pun berharap kepemimpinan nasional juga mesti dipimpin orang Islam yang pengetahuan tentang keislamannya cukup baik. “Melalui pembinaan selama 4 tahun di STID M Natsir bagaimana saya didik menjadi kader dakwah yang tangguh di segala medan terlebih saya pribadi begitu mengenal rekan-rekan lain dari berbagai pelosok sehingga saya mampu untuk mengemban amanah ini,” ungkap Pria asal Kabupaten Lombok Utara pada kesempatan tersebut.
Senada dengannya, dai lainnya yang berasal dari Bekasi, Mustofa mengatakan dia ditugaskan menjadi musyrif di Akademi Dakwah Indonesia Jawa Barat. Mustofa menegaskan sebab seperti kita tahu bersama berdakwah dan menjadi profesi yang yang difirmankan oleh Allah. Dai itu adalah pewaris para rasul. Jalan dakwah adalah jalan yang dititi oleh Rasulullah. Bertugas di Jawa Barat menurutnya karena saya berasal dari propinsi ini. “Saya siap ditempatkan di mana saja untuk berdakwah. Saya itu ditugaskan di ADI. Saya ingin memaksimalkan program-program yang sudah berjalan di sini. Namun karena pandemik harus vakum. Semoga hadirnya saya bisa mengaktifkan program-program yang vakum tersebut. Targetnya, tidak sekedar menebar kemanfaataan di ligkungan ADI semata tetapi ingin memberi manfaat untuk dunia pendidikan, dan juga mampu meningkatkan kualitas ekonomi di sekitar tenpat ADI itu sendiri,” pungkasnya.***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.