Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dr. Abu Fayadh Muhammad Faisal, M.Pd

Intisari Hasil MABIT MASJID Al-Falah Bekasi Permai RW.015 Kota Bekasi

Agama | Monday, 21 Nov 2022, 08:08 WIB
Arsip Kuliah Subuh DKM Al Falah Perumahan Bekasi Permai RW.15 Kota Bekasi

*Intisari Hasil MABIT MASJID Al-Falah Bekasi Permai RW.015 Kota Bekasi*

Masjid Al Falah RW.15, RetizenRepublika, Kota Bekasi, Hasil dialog antara *UAF/Ustadz Abu Fayadh* (Ustadz Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.Pd, I, M.MPd -Hafidzhahulloh Ta'ala- *):

- Umat Islam jangan merasa paling Bangga dan Benar serta bersikap Ashobiyah (golongan, partai, organisasi) karena ISLAM itu bersaudara ingat mau itu Salafy, Haroky, HT/Hijbut Tahrir, PKS, JT/Jamaah Tabligh, NU, Muhammadiyah, Persis, HASMI, dll) itu adalah Wasilah Dakwah jangan merasa paling Benar terhadap Golongannya.

- Umat Islam harus saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa dan menjauhi Sikap Virus 3 T Yakni: Taklid, Ta'ashub (Fanatik Golongan, Partai, Organisasi) dan Taffaruq (Memecah Belah Umat).

- Islam itu bagaikan satu bangunan yang Kokoh harus saling melengkapi.

- Islam adalah agama yang lurus dan benar dan harus syiarkan dakwah Tauhid karena inti Dakwah Rasululloh yang utama adalah Dakwah Tauhid.

- Partai, Ormas dan Golongan hanya Wasilah saja dan semua itu harus bersinergi dalam kerjasama hal kebaikan jangan merasa paling benar apalagi bersikap Ashobiyah harus dijauhi.

*MABIT, 19 November 2022 dimulai Pukul. 19.00 s/d 07.00 di Masjid Al Falah, Perumahan Bekasi Permai RW.015, Kelurahan Bekasi Jaya Kecamatan Bekasi Timur Kota Bekasi*

Alhamdulillah acara Mabit dihadiri dari lebih 50 orang dari berbagai tempat tinggal yakni: *Tambun Utara, Cibitung, Cibinong, Cileungsi, Cikarang, Tambun Selatan, Wisma Asri, dan lainnya terutama pula tuan rumah dari Bekasi Permai RW.15*

*****

Pembahasan: *BAHAYANYA SIKAP ASHOBIYAH (FANATIK TERHADAP GOLONGAN/KELOMPOKNYA)*

Ada diantara kita yang sangat cinta kepada sukunya, sangat bangga dengan kabilahnya, teramat gandrung kepada yayasanya, basah kuyub mandi keringat demi paguyuban, hidup dan mati demi organisasi. Dan siap mati demi seragam, membela atribut dan panji-panji kebesaran korps kebanggaaan.

Bahkan demi partai mereka siap membantai, demi negara mereka siap sengsara, demi komunitas mereka siap untuk menumpas, demi asosiasi mereka tega mencaci-maki, dan demi kesebelasan sepak bola mereka bisa melakukan apa saja.

Rasululloh shallallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:

- ".لَيْسَ مِنَّا مَنْ دَعَا إِلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ قَاتَلَعَلَى عَصَبِيَّةٍ وَلَيْسَ مِنَّا مَنْ مَاتَ عَلَى عَصَبِيَّةٍ“

"Tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang menyeru kepada ashobiyyah (fanatisme golongan). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang berperang atas dasar ashobiyyah (fanatisme golongan). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang terbunuh atas nama ashobiyyah (fanatisme golongan)”. (HR. Abu Dawud 4456)

Begitulah fenomena dan perilaku (ashobiyyah) yang sering menghinggapi sekelompok manusia, baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, angkatan bersenjata, sampai rakyat jelata ikut-ikutan bangkit kemarahannya, padahal sering tak tahu apa duduk persoalannya.

Kadang kala hanya demi membela sobat satu marga, kawan sekolah, teman almamater, korps, atau kesebelasan yang mereka banggakan, mereka tega tawuran sampai mati konyol di lapangan.

Sungguh sebuah pengorbanan jahil dan sia-sia belaka, mereka korbankan nyawa demi susuatu yang tiada berguna sampai ke akhirat sana. Mereka korbankan nyawa kepada sesuatu yang tak bisa membela derajatnya.

Terhadap perilaku ashobiyah, Rasululloh tidak akan mengakui sebagai umatnya.

Rasululloh ﷺ bersabda: "Barangsiapa terbunuh karena membela bendera kefanatikan yang menyeru kepada kebangsaan atau mendukungnya, maka matinya seperti mati Jahiliyah". (HR. Muslim, No. 3440).

Seseorang datang kepada Nabi ﷺ dan berujar: "Ada seorang yang berperang karena dorongan FANATISME, atau berperang karena ingin memperlihatkan KEBERANIAN, dan ada yang berperang karean ingin DILIHAT ORANG, siapakah yang disebut FI SABILILLAH?" Nabi menjawab; "Siapa yang berperang agar KALIMATULLOH menjadi TINGGI, ia berada FI SABILILLAH”. (HR. Bukhari No. 6904)

Bahkan yang lebih tragis lagi, demi menonton konser artis. Mereka rela sakit meringis-ringis dipijak-pijak orang-orang yang histeris.

Nabi ﷺ, bersabda: "Barangsiapa keluar dari ketaatan dan tidak mau bergabung dengan Jama'ah kemudian ia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Dan barangsiapa mati di bawah bendera kefanatikan, dia marah karena fanatik kesukuan atau karena ingin menolong kebangsaan kemudian dia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Dan barangsiapa keluar dari ummatku, kemudian menyerang orang-orang yang baik maupun yang fajir tanpa memperdulikan orang mukmin, dan tidak pernah mengindahkan janji yang telah di buatnya, maka dia tidak termasuk dari golonganku dan saya tidak termasuk dari golongannya". (HR. Muslim No. 3436)

Sungguh sesuatu yang sangat ironis, terhadap agama-Nya mereka bisa biasa saja. Bahkan terkesan cuek bebek, dan tak mau tahu tentang suatu perkara yang akan menyelamatkan ( kebahagiaan) dunia dan akhiratnya. Ketika agama Islam dihina, sunah-sunah Nabi dicaci-maki, dan syari’at Islam dicela, mereka diam seribu basa. Namun ketika partai dan ormas dan tokoh pujaanmu dikritisisi, seketika bangkit kemarahanmu, membela dengan membabi buta, harga mati demi organisasi dan gengsi.

Kepada kaum Muslimin yang sampai saat ini masih terjerat belenggu hizbiyah, mohon untuk segera melepaskannya. Bergabunglah kembali bersama jamaah Rasululloh ﷺ dengan pemahaman para sahabatnya yang shalih. Jangan sampai loyalitas beragama kita terkedilkan oleh ormas-ormas bikinan manusia, yang membuat wawasan agama kita menjadi sempit, picik, dan fanatik.

Dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasululloh ﷺ bersabda: "Barang siapa keluar dari keta'atan dan memisahkan diri dari Jama'ah kemudian dia mati, maka matinya seperti mati jahiliyah. Barangsiapa terbunuh di bawah bendera kefanatikan, balas dendam karena kefanatikan, dan berperang karena kebangsaan, maka dia TIDAK termasuk dari ummatku. Dan barangsiapa keluar dari ummatku lalu (menyerang) ummatku dan membunuh orang yang baik maupun yang fajir, dan tidak memperdulikan orang mukminnya serta tidak pernah mengindahkan janji yang telah dibuatnya, maka dia TIDAK termasuk dari golonganku". (SHAHIH MUSLIM, No. 3437). Semoga bermanfaat info ini, Barokallohu fiikum

* UAF/Ustadz Abu Fayadh adalah Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat serta Ketua ICMI/Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia Orsat Bekasi Timur Kota Bekasi.

@MuslimBersaudara

Hanya Islam Agama yang Benar dan diridhoi ALLOH ﷻ

*Raih Amal Sholeh...!!!, Sebarkan informasi ini sebanyak mungkin, SYUKRON*

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image