Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image

Ngulik Inspirasi dalam Lorong Sejarah di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat

Eduaksi | 2025-10-13 21:04:39

Kalau biasanya perpustakaan identik dengan rak penuh buku, di Bandung ada satu perpustakaan yang punya daya tarik lain. Di Jalan Kawaluyaan berdiri Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Jawa Barat, atau yang lebih dikenal dengan Dispusipda. Di dalam gedung ini ada sebuah lorong panjang yang isinya bikin siapa pun penasaran. Namanya Panggung Inohong Jawa Barat, lorong khusus yang menampilkan wajah tokoh berpengaruh dari tanah Sunda.

Begitu masuk lorong, mata langsung tertuju pada deretan tokoh yang seakan menyambut pengunjung. Ada Dewi Sartika, pahlawan pendidikan bagi kaum perempuan. Ada juga Emma Poeradiredja dan Raden Siti Jenab, dua tokoh perempuan inspiratif yang berjuang untuk pendidikan dan kesetaraan. Tidak ketinggalan Abdul Halim dari Majalengka yang berperan besar dalam pergerakan nasional. Total ada sekitar tiga ratus tokoh yang dipajang di dinding lorong ini, mulai dari pejuang kemerdekaan, seniman, budayawan, hingga atlet.

“Lorong ini bukan sekadar ruang pajang. Tujuannya supaya generasi sekarang lebih kenal dengan tokoh hebat Jawa Barat,” kata seorang petugas Dispusipda, Jumat (03/10/2025).

Petugas itu menjelaskan bahwa keberadaan lorong tokoh sengaja dibuat untuk menghidupkan kembali sejarah. Dengan cara ini, anak-anak sekolah atau pengunjung umum bisa lebih mudah merasakan kedekatan dengan tokoh yang sebelumnya hanya mereka kenal lewat buku pelajaran.

Dispusipda sendiri bukan lembaga baru. Sejak 1956, tempat ini sudah berdiri dengan nama Perpustakaan Negara. Beberapa kali mengalami perubahan, hingga akhirnya resmi menjadi Dispusipda pada 2016. Dari sekian banyak koleksi yang ada di dalamnya, lorong tokoh menjadi salah satu bagian yang paling diminati pengunjung.

“Pelajar sering datang bareng guru. Responsnya selalu antusias, mereka kagum bisa melihat langsung siapa tokoh yang pernah mereka pelajari,” ujar seorang petugas pustakawan, jumat (03/10/2025).

Pustakawan itu menambahkan bahwa manfaat dari lorong tokoh tidak hanya soal pengetahuan. Banyak pengunjung yang mengaku pulang dengan rasa bangga. Mereka menyadari betapa besar pengorbanan para tokoh dan merasa terinspirasi untuk berbuat lebih baik di masa sekarang.

Seorang pengunjung juga berbagi kesan setelah keluar dari lorong. “Setiap wajah di sana terasa hidup, seperti sedang berbicara. Rasanya seperti diajak kembali ke masa lalu,” ucapnya, jumat (03/10/2025).

Pengunjung tersebut kemudian bercerita bahwa pengalaman berjalan di lorong tokoh membuatnya sadar. Menurutnya, perjuangan yang dilakukan generasi sekarang hanyalah kelanjutan dari jalan panjang yang sudah ditempuh para tokoh sebelumnya.

Panggung Inohong Jawa Barat akhirnya bukan hanya sekadar lorong pajangan. Tempat ini menjadi ruang refleksi sekaligus sumber inspirasi. Setiap orang yang datang bisa pulang dengan pengetahuan baru, rasa bangga, dan semangat untuk terus melanjutkan perjuangan.

Reporter: Saninatun Nazwa Slamet

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image