Tips Mengatur Keuangan Selama Pandemi
Gaya Hidup | 2021-12-10 14:57:10Tidak terasa kita masuk tahun kedua dimana pandemi yang disebabkan oleh virus Covid-19 terjadi. Walaupun Indonesia sudah banyak sekali menujukkan tingkat penurunan kasus yang sangat signifikan namun tentunya kita sebagai warga Negara yang baik harus tetap siaga akan timbulnya varian baru.
Masih teringat dalam ingatan saya ketika awal tahun 2020 yaitu bulan Maret lebih tepatnya virus Corona masuk ke Indonesia. Awalnya saya tidak terlalu mempedulikan namun ternyata suami terkena imbasnya.
Selain itu juga ada beberapa teman yang terkena dampak dengan dirumahkan sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Saya pun ikut prihatin karena teman saya ini memiliki dua anak balita dan istrinya tidak bekerja.
Saya masih bersyukur karena belum dikaruniai momongan dan suami istri sama-sama bekerja. Ada banyak hikmah yang saya petik selama pandemic ini terjadi, yaitu:
1. Ketidakpastian hidup yang selalu muncul
Yang namanya hidup tidak bisa datar-datar saja. Selalu ada masalah meskipun bukan masalah besar. Pandemi yang terjadi sejak tahun 2020 memang saya anggap datangnya dari Tuhan sehingga tidak perlu menyalahkan siapapun. Namun yang perlu diingat adalah kita harus selalu berjaga-jaga akan adanya ketidakpastian dalam hidup. Berjaga akan hal buruk bisa datang dalam kehidupan. Bukan berarti negative thinking ya gaes.
2. Dana darurat itu penting
Status mapan dalam pekerjaan ternyata tidak menjadi jaminan manakala pandemic terjadi. Hal ini terjadi pada teman saya yang sudah berada di posisi manager di perusahaan tempat dia bekerja. Perusahaan jasa yang menyediakan permainan anak-anak dimana selama pandemic otomatis tutup menjadikan dirinya dirumahkan sementara tanpa menerima penghasilan bulanan.
Suami saya yang bekerja di sektor transportasi pun sempat dirumahkan beberapa bulan karena di saat PSBB tahun 2020 lalu kegiatan transportasi ke luar daerah sempat terjadi penurunan.
Pegawai dirumahkan namun hidup harus terus berjalan bukan! Ada tagihan listrik yang harus dibayar, ada biaya pendidikan anak yang juga harus dilunasi. Dan yang paling penting adalah ada perut yang harus diisi demi tetap hidup di dunia.
Lalu bagaimana mengatur keuangan selama pandemic yang ideal? Saya memilki sedikit tips bagaimana mengatur keuangan selama pandemic yang mungkin bisa kalian tiru. Tips ini berdasarkan pengalaman pribadi dan juga sharing dengan teman yang terdampak pandemic.
Tips mengatur keuangan selama pandemic antara lain:
1. Lakukan budgeting ulang untuk biaya bulanan Anda.
Potong biaya yang tidak penting seperti rekreasi. Rekreasi memang penting untuk menghilangkan kepenatan namun di masa pandemic bisa jadi semua orang yang terkena imbas akan memikirkan kebutuhan primernya terlebih dahulu.
2. Hemat energi
Hemat energi di rumah merupakan salah satu cara memangkas biaya operasional rumah tangga. Contohnya saja mematikan lampu di salah satu ruangan apabila tidak digunakan, hemat pemakaian air dengan tidak lupa mematikan keran setelah mandi merupakan salah satu cara untuk memangkas biaya operasional rumah tangga.
3. Turunkan gaya hidup.
Yang biasanya suka jajan di luar, nongkrong dan sebagainya maka usahakan mulai dari sekarang kurangilah kebiasaan itu. Bukan berarti dihilangkan sama sekali namun setidaknya Anda tahu batasan dan tentu saja budget untuk kegiatan rekreasi. Intinya jangan berlebihan dalam mengalokasikan dana untuk kebutuhan tersier.
Demikian tips sederhana dari saya yang mungkin bisa dipraktikan oleh Anda dan keluarga selama pandemic. Pastinya kita tidak berharap pandemic terulang kembali namun setidaknya kita sudah mengetahui dan memiliki persiapan manakala terjadi hal lain yang tak terduga dalam hidup. Tak harus ada pandemic bukan untuk menyiapkan dana darurat!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.