Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Deffy Ruspiyandy

Mengatasi Kesulitan dengan Mendepankan Ketakwaan

Agama | Friday, 18 Nov 2022, 07:11 WIB

Hidup mudah dengan rezeki berkah dan melimpah selalu diinginkan oleh siapapun. Akantetapi pada kenyataannya kerapkali hal itu bukanlah sesuatu yang mudah. Banyak kesulitan yang menimpa kita dan dengan adanya kesulitan itu seringkali menyababkan banyak orang putus asa dan menyerah pada akhirya. Padahal setiap kesulitan yang menimpa pada akhirnya akan berujung sesuatu yang kadang sering kita tidak duga sebelumnya setelah berikhtiar secara optimal.

Kesulitan ini memang memaksa kita sebagai orang yang memiliki akal untuk mampu mengerahkan segala kemampuan untuk berikhtiar keluar dari kesulitan itu. Jadi jika ditelaah lebih dalam kesulitan itu adalah semacam ujian bagi kita untuk berjuang mengatasinya dan tidak mengeluh kepada keadaan. Berat memang tetapi hanya orang-orang tangguhlah yang bisa keluar dari persoalan yang dimaksud.

“Karena, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya, sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS al-Insyirah: 5-6).

Tentu saja dengan meyakini ayat tersebut sudah jelas Allah menjanjikan jika di balik kesulitan yang diberikan kemudahan dan itu disebut dua kali. Hal ini menandakan jika ikhtiar dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut maka Allah senantiasa akan membantu hamba-Nya keluar dari persoalan tersebut. Degan begitu ketika mendapat kesulitan maka kita pun harus mengedepankan baik sangka kepada Allah bahwa ujian yang diberikan kepada kita hakikatnya adalah bentuk kasih sayang Allah kepada kita.

Jelas menghadirkan ketakwaan dalam hal ini sesuatu yang logis agar kita mampu mengatasi kesulitan yang terjadi. Tentu saja ketakwaan adalah hal yang dapat mendekatkan diri kita dengan Allah. Oleh sebab itu maka ketika kesulitan datang menerpa kita maka yang jelas harus dilakukan adalah bagaimana meningkatkan kualitas ketakwaan dengan jalan menjalankan ibadah-ibadah yang diperintahkan oleh Allah

.

Ketakwaan dapat terwujud dengan kita menjalankan perintah-Nya dan juga menjauhi larangan-Nya. (Foto : Republika.co.id/ANTARA-Mohammad Ayudha

Selain itu kita pun dituntut untuk berinstrospeksi kepada diri kita barangkali mungkin kita telah melakukan dosa kecil maupun besar. Tak ada salahnya jika kemudian kita beristighfar minta ampun kepada Allah serta bertaubat dengan apa yang telah kita perbuat. Allah teramat suka kepada orang-orang yang berbuat dosa kemudian sadar dan meminta ampunan kepada Allah. Setelah itu maka sepenuhnya serahkan segala sesuatunya kepada Allah setelah kita melakukan ikhtiar.

“Barangsiapa bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeqi dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (ath-Thalaq [65]: 2-3).

Jadi ketakwaan sendiri merupakan solusi hidup bagi siapapun.Jadi jelas ketika mendapatkan kesulitan maka yang terpenting jangan jauh dari Allah dan berupaya mendekatkan diri dengan mlaksanakan segala ibadah yang diperintahkannya. Bahkan lengkapi pula semua itu dengan berzikir di setiap saat untuk mengingat Allah karena dengan mengingat Allah hati akan menjadi tenang.

Proses ini memang tidak semudah membalikkan tangan karena butuh kesabaran dan keyakinan yang utuh. Tentu saja hal itu begitu pahit untuk kita hadapi akantetapi insha Allah ujungnya akan berbuah manis. Kita tahu Allah takkan pernah ingkar terhadap janjinya. Maka dari itu perbanyaklah mengingat dan dekat dengan Allah karena yakin solusi hidup kita hanya datang dari Allah SWT.

“Dan barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS: ath-Thalaq [65]: 4).

Dengan begitu semestinya kita yakin dan takkan ada lagi muslim yang putus asa dalam hidupnya ketika mampu mengedepankan ketakwaan di dalam menghadapi masalah yang tengah dihadapinya. Karena dengan takwa segalanya akan jadi mudah dan Allah sangat menyukai orang-orang yang bertakwa.***

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image