Teman Saleh Membantu Kehidupan Kita
Agama | 2024-01-06 17:04:22Dalam kehidupan, kita tentu sangat membutuhkan teman karena kita sebagai manusia disebut sebagai makhluk sosial yang selalu bergantung kepada orang lain. Namun begitu teman seperti apa yang bisa memberikan keuntungan bagi kita. Hal ini cukup menarik karena pertemanan akan menentukan perjalanan hidup yang dijalani oleh kita sendiri.
Mungkin selama ini kita banyak memiliki teman dalam berbagai bidang kehidupan. Orang yang banyak teman bisa menandakan jika yang bersangkutan memiliki pergaulan yang hebat. Tetapi dengan banyaknya teman memang dapat dikatakan baik secara sosial namun yang lebih sempurna adalah kita mempunyai teman yang juga baik spiritualnya di mana banyak yang berharga akan diberikan kepada kita selama menjalin pertemanan dengannya.
Dengan demikian, kita boleh dengan siapa saja berteman jika sebatas menjadi teman untuk sekedar dikenal. Akantetapi jika pertemanan yang dijalin dalam kesejatian mesti memberi kemanfaatan dan kebaikan dalam hidup maka tentu saja bukan diharuskan memilih-milih teman namun semua jalinan pertemanan mesti memberikan rasa bahagia dan juga keberkahan selalu ada di dalamnya dan yang terpenting dalam pertemanan itu harus berada dalam koridor kebaikan dan jauh dari keburukan yang dilakukan.
“Perumpamaan teman yang baik dan yang jahat adalah seperti orang yang membawa minyak wangi dan tukang pandai besi. Yang membawa minyak wangi, boleh jadi dia memberimu, atau kamu membeli daripadanya, atau paling tidak kamu mendapatkan harum semerbak daripadanya. Adapun tukang pandai besi, boleh jadi bajumu terbakar karenanya, atau kamu mendapatkan bau busuk daripadanya."(HR Al-Bukhari dan Muslim).
Tentu saja dalam menjalin pertemanan pun tetaplah mesti ada dalam kemaslahatan yang artinya teman yang dekat dengan kita pun mesti mengarahkan kita selalu dalam kebaikan bahkan teman yang baik itu akan selalu mengingatkan kita kalau melakukan kesalahan karena saking baiknya. Teman yang baik pun tetap akan melakukan amar maruf nahyi munkar saat pertemanan itu dijalankan karena apapun bentuknya pertemanan itu akan dipertanggung jawabkan di depan Allah.
Justeru pertemanan yang terjalin secara baik yang didasari oleh nilai-nilai agama maka akan jauh dari bentuk-bentuk kemaksiatan. Mereka akan saling mengingatkan untuk kebaikan dan juga mengingatkan dalam hal-hal yang kurang sejalan dengan agama. Pertemanan itu bukan sekedar tatap muka dan juga hubungan baik dalam dunia maya tetapi pertemanan itu selalu ditujukan untuk mendapat keridhoan dari Allah SWT. Mereka saat berteman akan menghindarkan sesuatu yang sangat dibenci Allah. Mereka menyadari ada yang lebih penting dari sekedar pertemanan yaitu bagaimana mereka berupaya agar Allah tetapi menyayangi dan melindungi mereka gangguan setan terkutuk yang dapat menjerumuskan kepada perbuatan dosa.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) pernah ditanya, "Seperti apakah orang yang bisa dijadikan teman baik?" "Teman yang baik adalah Dia yang membantumu untuk selalu mengingat Allah dan mengingatkanmu ketika kamu melupakan Allah," jawab Rasulullah.
Semakin jelas nyatanya bahwa berteman itu sendiri tak boleh asal-adalan karena ada tuntunannya dalam agama Islam yang dianut. Jadi tentu saja berteman pun bukan sekedar disesuaikan dengan selera hati melainkan juga harus seperti yang diperintahkan Allah dan juga dilakukan Rasulullah, di mana pertemanan yang ada mesti untuk ketaatan kepada Allah bukan justeru pertemanan yang ada malah justeru menjadi pengabdi kemaksiatan.
Ustadz Adi Hidayat telah menjelaskan kepada kita bagaimana cara memilih sahabat yang baik sesuai tuntunan Rasulullah SAW dan diantaranya adalah berteman dengan orang-orang yang bertakwa. Allah SWT selalu memberikan petunjuk kepada orang-orang yang bertakwa dan bahkan di manapun mereka berada akan Allah berikan kepada mereka segala kemudahan. (https://unida.gontor.ac.id).
Dengan begitu pertemanan yang terjalin itu sudah seharusnya menguntungkan kita di dunia dan di akhirat. Artinya pertemanan yang terjadi mesti saling meguatkan keimanan dan ketakwaan kita. Sebab apalah artinya kita menjalin pertemanan jika di dalamnya hanya hura-hura semata tetapi tak menghasilkan sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kita. Intinya pertemanan itu harus selalu baik sesuai ketentuan agama yang berlaku agar memberi kemaslahatan bagi kita yang melakukannya.
Di sini bukan harus meninggalkan teman-teman yang ada. Tetap saja kita bisa dekat dengan mereka, tetapi untuk menjalin pertemanan yang banyak manfaatnya maka tentu saja harus memilih teman yang saleh yang bisa membuat kita semakin taat kepada Allah dan juga dengan begitu apa yang dilakukan takkan pernah sia-sia karena banyak memberi kemaslahatan dibanding kemudharatan.***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.