Mengubah Diri Menjadi Lebih Baik
Agama | 2022-11-17 09:33:39Tentu saja di dalam menjalani kehidupannya, banyak manusia yang tak luput dari kesalahan yang diperbuatnya. Bahkan bisa mungkin hal tersebut terjadi karena yang bersangkutan banyak memiliki kekurangan. Namun demikian, kekurangan itu tak lantas membuat manusia untuk menyerah begitu tanpa ada ikhtiar untuk mengubahnya ke arah yang lebih baik.
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia." (QS. Ar-Ra'd: 11).
Jika demikian adanya, sudah menjadi fitrah manusia untuk mengubah keadaannya sendiri. Ini bermakna perintah Allah. Allah takkan mengingkari janjinya akans elalu mengabulkan doa dan keinginan setiap hamba-Nya. Namun demikian hal tersebut harus dibarengi pula dengan ikhtiar yang harus dilakukan oleh yang bersangkutan. Benar Allah memberi rezekinya kepada setiap makhluknya akan tetapi rezeki itu hanya akan didapatkan ketika di dalamnya ada usaha untuk mendapatkannya. Bohong besar kita akan bisa mendapatkan uang akantetapi kita hanya berpangku tangan saja.
Allah sangat menyukai orang-orang yang berikhtiar dan menggantungkan keberhasilannya hanya kepada Allah. Setiapkeberhasilan atau kesuksesan yang didapatkan adalah jerih payah dari yang bersangkutan tetapi di balik itu emua Allah menentukan kejadiannya yang tergantung dengan ikhtiar yang dilakukan. Jadi dengan demikian agar optimal dari doa yang dipanjatkan maka akan lebih baik dibarengi dengan langkah usaha untuk mengubah keadaan yang terjadi.
Seorang pelajar yang ingin mendapatkan nilai bagus tentunya harus belajar dengan sungguh-sungguh dan akan terlihat hasilnya setelah melaksanakan ujian. Begitupula dengan seorang atlet hanya akan bisa menjadi juara setelah melakukan pertandingan dengan sebleumnya melaksanakan latihan yang keras. Juga kepada manusia yang ingin mengubah keadaan dirinya secara dunia dan ukhrowi maka dia harus melakukan tobat, istighfar, melaksanakan ibadah dan menjauhi larangannya ditambah bersedekah maka hasilnya kemudian akan terlihat. Tentu saja semua ikhiar itu pun tak selamanya tergantung kepada apa yang telah dilakukan melainkan ada pula ketentuan Allah di balik semua itu. Makanya sangat penting jika selalu berdoa kepada Allah agar memberi perubahan pada diri kita untuk selamanya berada di dalam kebaikan dan keridhoan-Nya.
" (Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya (balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti." (QS. Luqman : 16).
Sehingga tentu saja siapapun yang selalu berusaha mengubah dirinya ke arah yang lebih baik dalam segala hal maka Allah sesungguhnya sangat menyukai semacam perbuatan itu. Ketika hidup tidak tenang maka tinggalkanlah kemaksiatan perbanyaklah ibadah. Ketika harta kita berkurang maka jauhilah riba dan perbanyaklah sedekah. Jika kita merasa jauh dari Allah maka mendekatlah kepada Allah dengan melaksanakan ibadah yang diperintahkannya dan perbanyaklah zikir.
Rasulullah SAW menjelaskan makna hijrah sebagaimana disebut dalam Hadits Riwayat Al-Bukhori, "Orang-orang yang berhijrah adalah mereka yang meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT."
Jadi sangat jelas sekali, siapapun yang ingin mengubah keadaannya ke arah yang lebih baik maka bukan saja mengubah dirinya semata tetapi perlu juga meninggalkan segala sesuatu yang dilarang Allah sehingga Allah suka kpadanya dan tentunya akan selalu meriidhoi dan memberikan berbagai keberkahan di dalam hidupnya.***
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.