Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image AL Debaran

Ketertinggalan Bukan Berarti Tidak Bisa Mengejar

Info Terkini | 2022-11-13 19:00:12

Meski ketinggalan dan kalah bersaing dengan negara maju dalam pengembangan teknologi, termasuk bidang pertahanan. Tetapi bukan berarti ketertinggalan ini tidak bisa dikejar.

Tentu ketertinggalan bisa kita kejar dan mencapainya. Setuju dengan Pak Menhan Prabowo Subianto. Pak Menhan mengatakan , bukan berarti ketertinggalan tidak bisa dikejar.

"Kalau kita mau mengejar ketertinggalan kita di bidang teknologi, mau tidak mau kita harus investasi di bidang teknologi tersebut," kata Prabowo saat memberikan sambutan pada Seminar Nasional "Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan" di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (8/11/2022).

Setuju pak Menhan. Ini baru pemimpin sama halnya para pemimpin kita terdahulu. Membangun Indonesia dari no lewat pemikirannua.

"Di bidang sumber daya manusia (SDM) tersebut, untuk mencapai tingkat teknologi yang kita kehendaki, yaitu teknologi yang bisa kita ciptakan sendiri, minimal sebagian besar teknologi itu bisa kita kuasai sendiri," tambah Prabowo.

Meskipun demikian, upaya tersebut bukan upaya bisa dicapai dalam waktu sebentar. Butuh proses dan proses. Ibarat manusia lahir tidak bisa apa-apa. Namun dilatih dan terus berlatih bisa berjalan dan berdiri. Bahkan bisa melakukan hal lain.

Dicontohkannya program yang pernah dilakukan pada masa pemerintahan Soekarno.

"Dulu, waktu Bung Karno kirim anak-anak kita belajar teknologi, belajar fisika, belajar kedirgantaraan, Pak Habibie dikirim, semua dikirim, kira-kira tahun '57-'58.

Baru kita mampu membuat pesawat pertama mungkin tahun '80. Bayangkan, (dari tahun) '58 sampai tahun '80, hampir 25 tahun, seperempat abad baru kita mampu," ungkapnya.

Sayangnya kata Prabowo, segala capaian cendekiawan yang dihasilkan dari program Bung Karno tersebut tidak diperhatikan dan dikembangkan lantaran menganggap enteng bidang pertahanan.

"Sehingga, ada elite Indonesia yang menyatakan PTDI tidak penting, industri kita tidak penting, PT PAL tidak penting, Pindad tidak penting," tegasnya.

Prabowo melanjutkan, dirinya mencoba mengadopsi program Bung Karno itu dan diimplementasikan di Universitas Pertahanan (Unhan), yang berada di bawah Kementerian Pertahanan (Kemhan), untuk memperkecil defisit ketertinggalan di bidang teknologi pertahanan.

Upaya yang dilakukan dengan menambah fakultas dan program studi (prodi) yang dibutuhkan pada masa depan

Karena itu, saya segera usulkan ke Presiden dan Presiden setuju Universitas Pertahanan membentuk empat fakultas baru dan semuanya di bidang yang kritis.

Pertama, engineering, fakultas teknik. Kita membentuk fakultas teknik engineering di semua program studi, teknik elektronika, teknik dirgantara, teknik sipil, dan sebagainya," paparnya.

Kedua, mendirikan fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam (MIPA) dengan prodi matematika, fisika, biologi, dan kimia. Keempat ilmu eksak ini dinilai menjadi perkembangan peradaban manusia ke depan.

"Kalau Saudara bicara sekarang teknologi elektronika, Saudara harus bicara STEM, bicara science, technology, engineering, and mathematics. Karena itu, di Unhan kita selenggarakan segera. Alhamdulillah sekarang sudah kalau tidak salah sudah angkatan ketiga," jelas Prabowo.

Lalu, fakultas kedokteran dan fakultas farmasi. Pendiriannya dilatarbelakangi dengan upaya mengantisipasi adanya potensi bahaya biologis.

Prediksi ini tepat lantaran terjadi pandemi Covid-19 mulai awal 2020.

"Jadi, Saudara, (kita membuat) antisipasi yang terjelek bukan menyebarkan pesimisme, tapi meningkatkan kemampuan kita untuk menghadapi ancaman. Demikian juga dengan akibat biologis ini. Sekarang kita hadapi bahaya kenaikan harga pangan, langkanya pangan, belum lagi akibat perang Ukraina dan Rusia," ujarnya.

Prabowo menambahkan, pendidikan di Unhan dikhususkan kepada bagi calon mahasiswa dengan kecerdasan intelektual (IQ) minimal 120.

Pun tanpa dipungut biaya, tetapi sekurang-kurangnya mendapatkan nilai 9 di bidang matematika dan fisika selama 3 tahun berturut-turut di jenjang sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat.

"Ini sangat sulit dan ini tidak bisa kita izinkan adanya nota-nota, surat-surat rekomendasi anaknya ini, keponakannya itu. Tidak ada,"tegasnya.

"Mengharukan, saya bangga adanya anak-anak orang kecil, anaknya tukang bakso, anak buruh pelabuhan, anaknya petani, anaknya kopral, anaknya sersan yang ternyata memiliki IQ tinggi, yang ternyata memiliki hasil akademis yang baik dan diterima langsung di program kita," pungkasnya.

Sumber : Sindonews.com

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image