Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Kamaruddin

Peringatan 16 HAKTP, Kelompok Muda di Banda Aceh Diskusi Sengkarut Kekerasan Seksual

Info Terkini | 2021-12-09 22:43:37
Diskusi kelompok muda terkait kekerasan seksual pada perempuan | Foto : Dokumentasi pribadi

Banda Aceh - Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan (HAKTP) merupakan kampanye untuk mendorong upaya-upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan di seluruh dunia. Setiap tahunnya, peristiwa ini diperingati dengan mengangkat tema yang berbeda.

Dalam rangka memperingati 16 HAKTP 2021, sejumlah kelompok muda di Banda Aceh mengadakan diskusi membahas tentang kekerasan seksual dengan tema 'Mengenali Sengkarut Kekerasan Seksual, Yuk Kenalan dengan KS', di KamiKita Community Center, Rabu, 8 Desember 2021.

Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Balai Syura, The Leaders, Flower Aceh, PKBI dan komunitas KamiKita.

Dewan Daerah Balai Syura Banda Aceh, Desy Setiawaty, mengatakan kekerasan seksual di Indonesia, khususnya di Aceh saat ini semakin memprihatinkan. Untuk itu, isu ini perlu dikampanyekan oleh seluruh kelompok. Terutama kelompok muda yang paling dekat dengan media sosial.

"Karena kita mendampingi beberapa kelompok muda. Jadi kita mulai dengan anak muda diskusi mengenai kekerasan seksual berdasarkan pandangan dan pengetahuan mereka," kata Desy.

Ia menyampaikan diskusi tersebut membahas fenomena terbaru terkait kekerasan seksual. Selain pada momen HAKTP, kegiatan ini diharapkan dapat didiskusikan dan menjadi pembahasan di komunitas anak muda masing masing.

Desy menyebutkan apabila dilihat dari angka di Aceh, kekerasan seksual setiap tahun mengalami kenaikan. Kalaupun ada yang turun, hal itu diyakini karena ada korban yang tidak melapor. Masyarakat masih tabu dengan pendidikan seks untuk anak.

"Jadi, di 2020 angka kekerasan tertinggi pada anak. Anak yang menjadi korban kekerasan seksual masa depannya pasti terancam. Artinya ada masa masa pemulihan yang harus dilalui karena dia korban," tegasnya.

Tindak lanjut kegiatan itu, kata Desy, apabila ada kelompok lain yang mau berdiskusi terkait isu kekerasan seksual pihaknya akan menciptakan ruang diskusi tanpa terkecuali.

Narasumber kegiatan, Puteri Handika, mengatakan acara diskusi diawali dengan penjelasan terkait kekerasan seksual, bentuk-bentuk kekerasan seksual, dan apa yang dilakukan jika mendapat perilaku kekerasan.

"Hal yang penting dilakukan jika terjadi kekerasan itu kita harus berani speak up jangan pernah diam, ketika diam jadi kasusnya akan tenggelam," tutur Puteri yang juga kelompok muda dari Flower Aceh.

Kemudian, Mifta Sugesti yang juga narasumber kegiatan, menyampaikan pengetahuan sejak dini kepada anak sangat penting untuk diterapkan. Sehingga anak mengetahui bagian tubuh mana yang tidak boleh disentuh orang lain.

"Saya mengajari anak untuk berani mengatakan tidak ketika ada orang yang menyentuh bagian tidak boleh disentuh dan yang dirasa tidak nyaman," sebut Mifta yang juga dari kelompok muda The Leader.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image