Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sri Mardaleni

Teliti dan Informatif Terhadap Pemilu 2024 Mendatang

Gaya Hidup | Thursday, 10 Nov 2022, 07:39 WIB

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu

orang fasik membawa suatu berita maka periksalah dengan teliti,” (Al-Hujurat:6)

Dewasa ini mengatakan komunikasi manusia adalah yang paling berbeda dalam arti asal-mula filosofinya dan asumsi serta fundamental yang melandasinya. Dapat kita artikan bahwa setiap manusia memiliki hubungan timbal balik atar individunya. Dengan hubungan tesebut manusia memiliki hakikat yang mengikat manusia itu sendiri. Hakikat tersebut adalah kebenaran yang dibawa oleh manusia dalam mendakwahkan sesutu informasi. Maka hakikat tersebutlah yang membuat orang lain percaya dengan informasi yang disampaikan.

https://www.pexels.com/photo/person-dropping-paper-on-box-1550337/

Seharusnya orang-orang zaman kini juga bisa menyampaikan kebenaran yang hakiki. Serta paham akan apa yang dibicarakan dan disampaikan kepada orang lain. Akan lebih baik lagi jika menyampaikan suatu informasi itu terdapat pijakan atau landasan yang bisa kita pertangungjawabkan. Sehingga tidak terjadi masalah-masalah besar akibat perkataan kita sendiri. Dan untuk mengatasi informasi tanpa kejelesan pijakan, landasan adalah dengan adanya ketelitian.

Ketelitian adalah fungsi lain yang harus disiapkan dalam pandangan bersikap dan memutuskan suatu keputusan. Sebagai pelindung ketelitian harus kita terapkan dalam kehidupan. Untuk itu, ketelitian dapat mengambarkan berbagai variabel kejangalan dalam suatu informasi yang datang kepada kita. Sehingga itu kita mampu membedakan kejelasan informasi. Dengan begitu, kita sudah mengurangi penyebaran informasi dari orang-orang fasik.

Baik penyebaranya melalui aplikasi sosmed diantaranya facebook, whats App, dan media lainya. Justru pada massa ini dakwah tersebut mudah sampai kepada tangan yang membutuhkan informasi. Akan tetapi, penyampaian informasi kali ini tidak didasari oleh landasan yang bisa dipertangungjawabkan. Seperti masa pemilihan presiden dan wakil presiden serta wakil rakyat lainya hingga ditetapkannya presiden dan wakil presiden yang akan datang. Sering kali kita temui informasi-informasi yang jauh dari kebenaran yang hakiki.

Permasalahan ini banyak masyarakat mengatakan bahwa Komisi Pemilihan Umum (KPU) kali ini harus memiliki solusi jitu sebagai ketelitian penyalahgunaan irformasi yang tidak informatif terhadap masyarakat. Terutama pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden. Melihat pada proses terdahulu bahwa, adanya sindikat kecurangan pemilu. Protes keras tersebut tidak membuktikan benar atau memang salah tuduhan tersebut. Atau protes keras yang terjadi terpilihnya presiden tahun kemarin ada oknum yang kurang berkenan, sehingga adanya propaganda kecurangan menjadi konflik antar masyarakat. Adanya konflik antar pribadi atau kelompok, hambatan inilah yang membuat para orang-orang fasik mudah menyebar luaskan maksud dan tujuanya.

Tidak hanya kejadian itu, penggumuman pemenangan presiden dan wakil presiden Indonesia pada periode 2019-2024 contohnya, juga tidak luput dari konflik penyebaran informasi yang tidak hakiki. Dengan adanya pengumuman informasi ini berbagai pihak ingin menentang dan tidak menerimanya. Maka disebar luaskanlah informasi-informasi bodong ingin menjatuhkan presiden dan wakil presiden dari tahtanya. Padahal, komunikasi itu sendiri mencangkup pentransferan dan pemahaman makna.

Upaya menjauhi orang-orang fasik ini adalah dengan adanya ketelitian dalam menerima informasi. Ketelitian adalah fungsi lain yang harus disiapkan dalam pandangan bersikap dan memutuskan suatu keputusan. Sebagai pelindung ketelitian harus kita terapkan dalam kehidupan. Untuk itu, ketelitian dapat mengambarkan berbagai variabel kejanggalan dalam suatu informasi yang datang kepada kita. Sehingga itu kita mampu membedakan kejelasan informasi. Dengan begitu, kita sudah mengurangi penyebaran informasi dari orang-orang fasik. Untuk pemilu 2024 mendatang diharapkan tidak ada lagi yang tidak ada ketelitian terhadap informasi yang beredar sebab ini adalah kesiapan kita sebagai masyarakat agar lebih pintar untuk menangkap informasi yang benar.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image