Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Anju Nofarof Hasudungan

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah Bukti Guru Berpihak pada Murid

Eduaksi | Thursday, 10 Nov 2022, 03:09 WIB

Diferensiasi adalah pendekatan instruksional untuk membantu guru mengajar dengan murid serta konten dalam pikiran. Diferensiasi benar-benar berarti mencoba memastikan bahwa pengajaran dan pembelajaran berhasil untuk seluruh murid, yang benar-benar harus menjadi tujuan sebagai guru.

Pembelajaran berdiferensiasi adalah proses menyesuaikan pelajaran untuk memenuhi minat, kebutuhan, dan kekuatan individu setiap murid. Mengajar dengan cara ini memberi murid pilihan dan fleksibilitas dalam cara mereka belajar, dan membantu guru mempersonalisasi pembelajaran. Metode ini juga membutuhkan kejelasan instruksional dan tujuan pembelajaran yang jelas, memungkinkan murid untuk memenuhi tujuan tersebut dengan lebih baik (Sahril et al., 2021).

Model diferensiasi sangat beragam, tetapi dapat diringkas menjadi tiga kebutuhan murid yang memerlukan instruksi pembeda: kesiapan murid, minat murid, dan profil belajar murid. Profil pembelajaran mengacu pada mode pembelajaran yang disukai dan memiliki empat aspek—gender, budaya, gaya belajar, dan preferensi kecerdasan (Tomlinson, 2000).

Pembelajaran berdiferensiasi adalah filosofi dan cara mengajar yang menghormati kebutuhan belajar murid yang berbeda dan mengharapkan semua murid untuk mengalami kesuksesan sebagai pembelajar. Kegiatan belajar dapat dibedakan berdasarkan kesiapan murid untuk mempelajari konten atau keterampilan tertentu, minat mereka atau cara belajar yang mereka sukai. Di kelas yang berbeda, murid mengalami pembelajaran dalam banyak konfigurasi – bekerja dalam kelompok kecil (dengan teman sebaya yang memiliki kesiapan, minat, atau preferensi belajar yang sama atau berbeda), dengan pasangan, secara individu, dan sebagai keseluruhan kelompok (Faiz et al., 2022).

Apa manfaat pembelajaran berdiferensiasi?

Pembelajaran berdiferensiasi bermanfaat karena membantu pendidik terhubung dengan gaya belajar yang berbeda. Tidak semua murid akan menanggapi kuliah kelas; permainan atau video dapat bekerja lebih baik dengan murid lain. Beberapa murid mungkin belajar lebih baik dengan membaca daripada menggunakan komputer. Memberikan murid pilihan tentang bagaimana mereka belajar memungkinkan mereka untuk memenuhi tujuan pembelajaran dengan cara terbaik bagi mereka.

Gambar 1.1 Pembelajaran Berdiferensiasi (Sumber: https://www.3plearning.com/blog/differentiated-instruction/)

Apa pun yang guru ajarkan, beberapa murid akan menemukan materi tertentu menarik, sementara yang lain tidak, dan murid akan mempelajari materi yang sama dalam waktu yang bervariasi. Pembelajaran berdiferensiasi memotivasi mereka untuk mempelajari materi dengan cara yang kondusif bagi minat mereka sendiri dan gaya belajar yang unik (Wahyuni, 2022).

Untuk memastikan bahwa tujuan yang sama sedang dikejar oleh semua murid (meskipun mereka masing-masing mengambil jalan mereka sendiri untuk sampai ke sana), pembelajaran berdiferensiasi harus berbasis standar.

Langkah pertama bagi guru harus mencakup pengujian diagnostik dan inventaris pembelajaran. Tujuan guru adalah untuk menetapkan garis dasar untuk masing-masing murid. Kemudian guru dapat mengidentifikasi taktik untuk membantu setiap murid mencapai tujuan dan menyampaikan konten yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Pembelajaran berdiferensiasi terlihat ketika guru:

1. Tawarkan pilihan kepada murid untuk dipilih dalam tugas atau rencana pelajaran.

2. Menyediakan beberapa teks dan jenis bahan pembelajaran.

3. Memanfaatkan berbagai metode pembelajaran pribadi dan penilaian murid.

4. Sesuaikan pengajaran agar sesuai dengan berbagai bentuk kecerdasan.

Di kelas yang berbeda, kesamaan diakui dan dibangun, dan perbedaan murid menjadi elemen penting dalam pengajaran dan pembelajaran juga.

Apa saja yang bisa guru diferensiasikan?

1. Konten - media dan metode yang digunakan guru untuk memberikan dan menginstruksikan keterampilan, ide, dan informasi

2. Proses - Latihan dan Praktik yang dilakukan murid untuk lebih memahami konten

3. Produk - Materi, seperti tes dan proyek, murid lengkap untuk menunjukkan pemahaman

Agar pembelajaran berdiferensiasi berhasil, guru harus dengan jelas menjelaskan tujuan pembelajaran dan kriteria keberhasilan. Pembelajaran berdiferensiasi tumbuh subur di lingkungan kelas di mana murid bekerja menuju tujuan bersama dengan pola pikir yang berkembang. Guru harus mengidentifikasi dan tanggap terhadap kebutuhan murid, menciptakan budaya kelas yang mendukung di mana murid merangkul diferensiasi untuk diri mereka sendiri dan rekan-rekan mereka (Hasudungan, 2022).

Mengetahui kebutuhan unik murid memungkinkan guru untuk mengajar mereka secara lebih efektif, dengan tujuan meningkatkan hasil kognitif dan akademik (Kim et al., 2019). Menariknya, pendekatan pembelajaran berdiferensiasi diperlukan untuk memikirkan perbedaan antara murid, mengenali kualitas mereka, dan mengatasi hambatan mereka. Memenuhi kontras murid adalah ujian karena perbedaan ini dapat dianggap berasal dari atribut murid yang berbeda, misalnya, minat murid, gaya belajar, tingkat kemajuan, kecepatan belajar, kapasitas, landasan sosial, tingkat bahasa, perspektif, metodologi administrasi, dan sebagainya.

Demikian pula, ada banyak variasi dalam eksekusi pembelajaran berdiferensiasi; misalnya, guru menempatkan beberapa murid dalam berbagai pertemuan (seperti yang ditunjukkan oleh tingkat kemahiran mereka), menyajikan pengaturan alternatif kegiatan, menawarkan lebih banyak bantuan dan masukan kepada pembaca yang bermasalah, memberikan materi tambahan kepada murid yang cerdas, mengajukan permintaan yang cukup berat pada pencapaian tujuan pembelajaran, membagi waktu lebih sedikit, menawarkan hiburan yang lebih besar untuk murid tertentu, memungkinkan murid untuk bekerja sendiri daripada dalam pengaturan pertemuan, memilih tahap awal untuk menghadapi siklus belajar.

Pada akhirnya penulis ingin mengatakan bahwa, penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah bukti ketika guru berpihak pada murid dan memikirkan kebahagiaan murid (student well-being).

Daftar Pustaka

Faiz, A., Pratama, A., & Kurniawaty, I. (2022). Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Program Guru Penggerak pada Modul 2.1. Jurnal Basicedu, 6(2), 2846–2853. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i2.2504

Hasudungan, A. N. (2022). Budaya Kekerasan dan Pendidikan Multikultural di Sekolah: Sebuah Telaah Kritis. Keguruan: Jurnal Penelitian, Pemikiran Dan Pengabdian, 10(1), 30–41. https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/Keguruan/article/view/5816

Kim, S., Raza, M., & Seidman, E. (2019). Improving 21st-century teaching skills: The key to effective 21st-century learners. Research in Comparative and International Education, 14(1), 99–117. https://doi.org/10.1177/1745499919829214

Sahril, S., N, A. S., & Nur, M. S. (2021). The Impact of Differentiated Instruction on Students’ Performance in Critical Reading. Eralingua: Jurnal Pendidikan Bahasa Asing Dan Sastra, 5(1), 275. https://doi.org/10.26858/eralingua.v5i1.18937

Tomlinson, C. A. (2000). Differentiation of Instruction in the Elementary Grades. ERIC Digests, 1–7. https://files.eric.ed.gov/fulltext/ED443572.pdf

Wahyuni, A. S. (2022). Literature Review: Pendekatan Berdiferensiasi Dalam Pembelajaran IPA. JURNAL PENDIDIKAN MIPA, 12(2), 118–126. https://doi.org/10.37630/jpm.v12i2.562

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image