PUISI UNTUK PARA PAHLAWAN
Sastra | 2022-11-09 09:04:01Pahlawan adalah gelar bagi mereka yang telah berjuang dan berjasa. Urusan raga dan nyawa berani ditaruhkan. Ide pikiran tak henti dicurahkan. Segala rintangan perjuangan dilawan. Impian pun berbuah kenyataan.
Pahlawan adalah pejuang yang gugur di medan perang. Usir penjajah demi meraih kemerdekaan. Intimidasi sudah tak lagi asing ditemui. Strategi perang diatur dengan penuh pertimbangan. Iman yang berbuah surga menjadi penghibur dalam sekarat mereka yang sesaat.
Pahlawan adalah pengelola negara yang istiqomah merawat dan menjaganya. Ukiran gagasan mencipta karya yang kaya manfaat. Ijazah menjadi syarat bukti kompetensi yang dimiliki. Sila kelima adalah harapan yang senantiasa didamba. Indonesia maju merupakan hasil kerja keras, kerja cerdas, kerja ikhlas, dan kerja tuntasnya.
Pahlawan adalah guru bagi mereka yang giat menuntut darinya ilmu. Ucap, sikap, dan sifat menjadi teladan bagi siapa yang melihat. Identitasnya kadang terlupakan oleh para pemanfaat jasanya. Sesaat setelah mereka merasa diri lebih unggul dalam hal dunia fana. Isyarat penting baginya untuk lebih kuat menghadapi perjuangan yang masih berat.
Pahlawan adalah seorang suami bagi istri yang bergantung nafkah kepadanya. Usaha maksimal yang tak kenal lelah. Ikhtiar menjemput rejeki halal yang bukan hanya untuk istrinya saja, namun untuk sang ibunda pula. Sungkan rasanya untuk mengeluh peluh di hadapan mereka yang mengandung janin dan melahirkan. Ikrar kuat telah terucap bahwa diri akan senantiasa bertanggung jawab atas amanat.
Pahlawan adalah seorang ayah dan ibu bagi anak yang berbakti kepadanya. Untaian doa tak bosan dimunajatkannya kepada Yang Maha Kuasa. Ibarat jembatan penghubung kesuksesan dan benteng pelindung bagi anaknya. Suara ilahi pun tergantung pada ridha dan murkanya. Inilah sosok kunci berwujud manusia untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Pahlawan adalah seorang anak yang terpaksa menjadi tulang punggung keluarga. Ukuran fisik bukanlah suatu alasan untuk bermalasan. Isak tangis tertimbun dalam ketegaran hati dan kebesaran jiwa. Sibuk diri bertaruh nasib dalam keramaian dunia. Integritas adalah prinsipnya untuk meraih keberhasilan.
Pahlawan adalah dirimu yang saat ini berjuang menyambung hidup. Usia sisa dirasa tak pernah cukup untuk mengumpul bekal pulang. Ibadah menjadi niat awal dalam segala urusan. Sujud pun tersungkur mengadu dan memohon ampun. Insan mulia menambah gelar hidupmu nanti di kampung halaman.
Tasikmalaya, 10 November 2022
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.