Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Muhammad Kamil

Datang ke Darunnajah, 420 Ulama akan Kaji Pengembangan Perguruan Tinggi Pesantren

Eduaksi | Friday, 04 Nov 2022, 16:42 WIB
Suasana Pesantren Darunnajah Jakarta difoto dari ketinggian.

JAKARTA — Sebanyak 420 ulama dari seluruh Indonesia akan mendatangi Pesantren Darunnajah Jakarta pada Ahad 6 November 2022. Mereka akan meramaikan peluncuran aset wakaf baru, yaitu Universitas Darunnajah.

Para ulama tersebut adalah pengasuh pondok pesantren dengan jumlah santri yang beragam, mulai ratusan hingga ribuan.

Presiden Universitas Darunnajah KH Hadiyanto Arif menjelaskan para tamu akan menginap di Kompleks Pesantren Darunnajah Jakarta. Mereka akan meramaikan peluncuran aset wakaf terbaru Darunnajah yang akan dilakukan oleh para ulama beserta tokoh bangsa seperti wakil presiden RI 2004-2009 dan 2014-2019 M Jusuf Kalla, Pengurus Dewan Masjid Indonesia Komisaris Jenderal (pur) Syafruddin Kambo, dan Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin.

“Alhamdulillah, ini kesyukuran dan kebahagiaan buat kami menyambut para tamu,”ujar Hadiyanto di Jakarta pada Jumat 4 November 2022.

Acara peluncuran ini akan dimeriahkan dengan sejumlah kegiatan akademik, salah satunya adalah konferensi internasional tentang langkah strategis mengembangkan perguruan tinggi pesantren. Kegiatan ini akan menentukan apa saja upaya kolaboratif yang harus dilakukan dan juga strategi merangkul berbagai pihak untuk mengembangkan perguruan tinggi Islam.

“Dari sini kami ingin menginspirasi kehidupan dengan cahaya Islam yang rahmatan lil alamin,” ujar cucu pewakaf Darunnajah KH Abdul Manaf Mukhayyar (1922-2005).

Setelah peluncuran universitas Darunnajah dan konferensi internasional, para ulama akan menghadiri musyawarah nasional (Munas) Pengasuh Pesantren se-Asia Tenggara dan Perhimpunan Pengasuh Pesantren Indonesia (P2I) di tempat yang sama.

Pembina P2I KH Sofwan Manaf menjelaskan acara tersebut bertujuan untuk mendalami langkah pengembangan pesantren dengan merujuk kepada Pancasila, UUD 1945 dan UU No. 18 Tahun 2019 tentang Pesantren.

Selain itu, Munas ini juga akan menguatkan peran lembaga pesantren sebagai sumber wasathiyah Islam di Nusantara. Wasathiyah berarti memosisikan diri di tengah, menguatkan kearifan, dan merangkul berbagai keragaman yang merupakan keniscayaan Bangsa Indonesia.

Wasathiyah yang menjadi sikap keagamaan akan menguatkan persatuan dan kedaulatan bangsa. Dengan pemahaman ini, seluruh elemen bangsa yang beragam akan menyatu dalam satu pemahaman untuk memajukan negara menuju persatuan, keadilan, dan kemakmuran.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image