Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Arifatul Raisa

Kesetaraan Gender Sebenarnya Untuk Siapa? Begini Pandangan Gen Z

Edukasi | Thursday, 03 Nov 2022, 10:37 WIB
Foto : Ilustrasi Canva

Kesetaraan gender merupakan salah satu isu sosial yang hangat dibahas di sosial media masa kini. Mungkin tidak sedikit pula yang masih bertanya-bertanya apa permasalahan yang diangkat oleh isu kesetaraan gender. Istilah kesetaraan gender atau Gender Equality membahas mengenai peluang sosial, ekonomi maupun budaya yang berkaitan dengan jenis kelamin, khususnya bagi laki-laki dan perempuan. Dalam kehidupan sosial pada umumnya terdapat perbedaan ekspetasi yang diberikan kepada gender laki-laki maupun perempuan, baik dari bagaimana mereka harus berprilaku, berpakaian, atau bekerja.

Salah satu bentuk isu sosial yang diangkat oleh aktivis kesetaraan gender ialah pembagian upah kerja yang belum merata antara pekerja laki-laki dan perempuan. Seringkali ditemukan kasus dimana pekerja perempuan dibayar lebih rendah dibandingkan pekerja laki-laki. Masih dilingkup pekerjaan, ditemui pula permasalahan dimana status menikah seorang pekerja wanita akan mempengaruhi posisi mereka, namun bagi pekerja laki-laki meski mereka menikah dan memiliki anak hal tersebut tidak berdampak signifikan dengan posisi mereka didunia kerja.

“Jadi, sejauh yang saya ketahui tentang kesetaraan gender itu mungkin yang paling umum itu terkait penggajian ya atau pembayaran upah kerja. Dimana seorang wanita dan pria itu cenderung memiliki kesetimpangan. Karena posisi-posisi penting pada pekerjaan itu, umumnya dipegang oleh laki-laki dan peran laki-laki yang dicari. Nah, selain itu, wanita juga mengalami banyak permasalahan terkait dunia kerja. Misalkan, wanita itu banyak mempertimbangkan tentang rumah tangga, tentang berkeluarga, mau punya anak gitu kan. Banyak yang mereka pertimbangkan, karena semua itu kan ber-impact kepada karir mereka,” kata salah seorang mahasiswi Ilmu Biomedis Zerlina Dwi R. (19), dalam wawancara singkat, Minggu (18/09/2022).

Kemudian, tidak sedikit pula muncul pertanyaan apakah kesetaraan gender ini hanya berpihak pada kaum perempuan atau wanita saja? Menurut Zerlina hal tersebut tidaklah benar, pada dasarnya kesetaraan gender tidak hanya menguntungkan kaum wanita namun juga bagi kaum laki-laki.

“Selain itu juga ada lebih banyak masalah lagi kan tentang kesetaraan gender, sebenarnya tidak hanya wanita doang yang ter-influence atau terpengaruhi, tapi lelaki juga karena kehadiran toxic masculinity dan patriarkism, salah satu isu yang saya ketahui yaitu terkait kepercayaan orang terkait laporang pelecehan seksual. Nah, dengan, misalkan lelaki melaporkan tentang pelecehan mereka itu cenderung tidak didengarkan, sedangkan kalau wanita lebih dipercaya gitu kalau ada kasus pelecehan. Nah, itu kan isu kesetaraan gender, kenapa kalau laki-laki yang melaporkan itu ngga dihiraukan, terlalu didengarkan lah istilahnya gitu,” tambah Zerlina (19).

Sementara itu, seorang mahasiswa Ilmu Komunikasi Bayu Satria H. (20) juga mengungkapkan bahwa isu kesetaraan gender ini juga meringankan tuntutan sosial maupun kerja kaum laki-laki dalam kehidupan sehari-hari.

“Kalau dari sisi aku sebagai laki-laki sih melihat kesetaraan gender itu justru memudahkan laki-laki dalam banyak hal. Jadi, tuntutan untuk laki-laki itu tidak terlalu banyak karena laki-laki cenderung di tuntut untuk bisa di banyak hal gitu. Misal, bisa bawa kendaraan, bisa cari uang, tapi karena ada isu-isu kesetaraan gender kan perempuan juga diharapkan bisa melakukan hal yang sama gitu kan. Jadi, dari pandangan laki-laki cukup memudahkan lah, cukup meringankan beban laki-laki,” Kata Bayu (19), dalam wawancara singkat, Senin (03/10/2022).

Tujuan dari kesetaraan gender ini pada dasarnya untuk menciptakan kesetaraan dalam distribusi kekuasaan dan pengaruh, sehingga baik laki-laki maupun perempuan memiliki kesempatan yang sama dalam membangun kemandirian finansial maupun kehidupan sosial. Namun, masih banyak kebingungan dan tanda tanya akan batasan kesetaraan gender itu sendiri.

“Sejauh ini yang aku lihat ketika kita bilang dalam konteks perempuan dalam isu kesetaraan gender tu terkadang mereka tuh kayak berlebihan gitu, malah jatuhnya kayak bukan kesetaraan tapi ingin diperlakukan khusus gitu lho kalau perempuan. Kayak kita ambil contoh kalau kesetaraan gender, ketika laki-laki udah dapat tempat duduk duluan di bis, perempuan ya karena kesetaraan ya harus berdiri aja, kalau perempuannya memang sehat dan tidak mengandungkan atau dalam usia yang masih muda lah gitu, kita ambil konteksnya yang sama,” ungkap Bayu (19).

Pada dasarnya yang diharapkan dalam kesetaraan gender tidaklah untuk menguntungkan salah satu kaum saja. Namun, melalui kesetaraan gender ini diharapkan setiap individu memiliki kesempatan yang sama dan diperlakukan dengan setara pula. Sehingga, siapapun yang dirasa lebih layak baik itu dari segi kemampuan, karakteristik, fisik, dan sebagainya, maka dirinya lah yang berhak tanpa memandang apakah individu tersebut laki-laki atau perempuan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image