Terpilih menjadi Peserta IVLP, Wakil Rektor II UMPR diundang oleh Pemerintah Amerika Serikat
Eduaksi | 2022-11-01 08:22:05Wakil Rektor II Universitas Muhamadiyah Palangkaraya, Hj. Ika Safitri Windiarti ST, M.Eng., PhD, Menjadi salah satu pemimpin pendidikan di Indonesia yang terpilih untuk mengikuti program Internasional Visitor Leadership Program (IVLP) beserta 3 peserta lainnya yaitu dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Airlangga dan Universitas Teknologi Sumbawa, selama hampir 1 bulan pada September-Oktober 2022 ini.
International Visitor Leadership Program (IVLP) adalah program pertukaran professional yang dibiayai oleh Department of State Pemerintah Amerika Serikat yang diperuntukkan bagi para pemimpin di seluruh dunia, berdasarkan tema yang diselenggarakan. Program ini tidak dibuka untuk umum melainkan berdasarkan nominasi. Hj. Ika Windiarti, berbagi cerita bahwa dirinya direkomendasikan oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Palangkaraya terdahulu, Dr. Bulkani, MPd, yang juga alumni IVLP tahun 2014. Dalam kesempatan terpisah, Dr. Bulkani menyatakan bahwa program ini sangat eksklusif karena kita diundang oleh Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, hanya untuk pemimpin-pemimpin yang kompeten di bidangnya masing-masing, sesuai dengan tema yang diadakan.
Hj. Ika Windiarti sendiri mengungkapkan bahwa dirinya sudah dinominasikan dan masuk database calon peserta sejak akhir tahun 2018, akan tetapi karena pandemi Covid, seluruh program ditunda. Baru pada 2021, dosen lulusan S2 dan S3 Australia ini diundang untuk mengikuti IVLP dengan tema Empowering Muslim Women as Peacemakers and Agents of Change, secara virtual pada bulan Oktober-November 2021 lalu. Alhamdulillah tahun 2022 kembali dinominasikan untuk mengikuti IVLP secara langsung berkunjung ke Amerika Serikat pada bulan September-Oktober 2022, dengan tema Expanding U.S. - Indonesia Partnerships in Higher Education.
Pada kegiatan ini, Hj. Ika Windiarti, PhD beserta seluruh peserta mengunjungi 4 kota di 4 negara bagian yaitu Washington DC, Pittsburgh di Pennsylvania, Tucson di Arizona, serta San Fransisco di California. Sebagian besar kegiatan ini berupa pertemuan dan diskusi dengan pemimpin institusi, baik perguruan tinggi, unsur pemerintahan, maupun NGO.
Beberapa hal yang dibicarakan dalam diskusi adalah teknis menjalin kemitraan, pertukaran mahasiswa dan dosen, strategi mendapatkan mahasiswa internasional, strategi mendapatkan hibah, cara dan teknis pelaksanaan penelitian bersama (joint research). Tak kalah penting adalah pengelolaan hak atas kekayaan intelektual dan etika dalam penelitian. Hal yang paling berharga adalah diperolehnya personal kunci dari mitra di Amerika Serikat untuk ditindaklanjuti dalam program kelanjutan berdasarkan kebutuhan masing-masing kampus Peserta program IVLP ini.
Adapun Liaison Officer yaitu Mr. Shawn Callanan dan Mr. Charles Ariwijaya sangat berperan penting dalam memberikan petunjuk berlangsungnya kegiatan dan membimbing pelaksanaan diskusi. Mr Callanan menambahkan bahwa harapan dari penyelenggara, bahwa kegiatan ini dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mendapatkan sebanyak mungkin informasi terkait kemitraan dalam pendidikan tinggi.
Peserta juga diberikan kesempatan untuk kegiatan santai, misalnya menonton pertandingan basket, kunjungan ke rumah warga Amerika di Tucson, Cruise di Golden Gate Bridge di Teluk California, dan juga mengunjungi beberapa museum, antara lain Arizona Sonora Desert Museum, Carnegie Museum, California Academy of Science, dan juga Gedung Putih dan Parlemen Amerika, tambahnya. Sementara itu, Mr Ariwijaya menyampaikan kegiatan IVLP ini selalu diikuti dengan antusias oleh para pesertanya yang membawa visi dan misi untuk kemajuan unit yang dipimpinnya. Alumni IVLP yang terkemuka dari Indonesia antara lain Megawati Sukarnoputri, KH. Abdurrahman Wahid, Basuki Tjahaya Purnama, dan Dahlan Iskan. Nilai kontrak untuk tahun ini adalah 22.500 USD atau 350juta untuk tiap peserta, tambahnya. (Humas)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.