Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image ahmad muttaqillah Muttaqillah

Membumikan Sumpah Pemuda

Rembuk | 2022-10-31 11:28:35

Kita masih ingat tanggal 28 Oktober 1928 adalah peristiwa yang amat penting, yaitu Sumpah Pemuda. Peristiwa itu menyuratkan sekaligus pula menyiratkan agar bangsa ini harus tetap bersatu. Karena teks sumpah pemuda yang sangat bermakna bagi bangsa Indonesia.

Teks tersebut antara lain

1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persataun, bahasa Indonesia.

Yang teks aslinya dengan menggunakan ejaan lama sebagai berikut:

SOEMPAH PEMOEDA

Pertama: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA.

Kedua: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA.

Ketiga: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA.

Ikrar ini dicetuskan sebelum Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Sejatinya bangsa Indonesia harus tetap bersatu dalam jalinan kebaggsaan dan kebahasaan.

Apa yanag terjadi pada saat ini adalah sangat mengkhawatirkan. Tali persatuan yang pernah diikrarkan oleh para pendahulu bangsa pada masa lalu sudah mulai tercabik-cabik oleh berbagai narasi yang berindikasi memecah belah. Rasa setanah air, rasa satu bangsa, rasa satu bahasa telah dicoba untuk dirobek-robek.

Perkembangan liberalisme dan komunisme yang semakin massif sangat berpotensi memecah belah masyarakat Indonesia. Liberalisme dalam berpolitik, liberalism ekonomi, dan liberalisme beragama sangat bepotensi mengacaukan kondisi berbangsa dan bernegara, sehingga ikrar sumpah pemuda nyaris tidak lagi membumi.

Adu domba antarkelompok, antarpaham keagamaan, serta antaragama merupakan upaya pengikisan rasa persatuan dan kesatuan. Usaha-usaha ke arah tersebut bisa dilakukan oleh kalangan politisi, pejabat pemerintah, dan kelompok masyarakat, dan lain-lain yang tidak ingin bangsa ini bersatu, karena ingin meraih kekuasaan permanen, bak gaya komunis yang telah dan sedang berlaku di Cina.

Upaya mempertentangkan Pancasila dengan agama oleh, penghinaan terhadap simbol-simbol kegamaan sampaii dengan persekusi terhadap para ulama, dan tokoh-tokoh agama adalah indikasi memecah belah bangsa. Hal ini sering kita lihat dalam tayangan-tayangan media sosial. Fenomena ini perlu diwaspadai.

Indikasi-indikasi lain yang menyebabkan rapuhnya rasa persatuan dan kesatuan adalah penanganan terhadap para demonstran dengan cara referesif, sehingga banyak memakan banyak korban. Pemilihan umum yang banyak memakan korban jiwa, yang disebabkan alfanya pertimbangan-pertimbangan psikologis, serta faktor-faktor lain yang memicu terjadinya suatu demonstrasi besar-besaran. Seluruh komponen bangsa harus segera menginsafi masalah inii agar persoalan tidak terus seperti gunung merapi yang selalu memuntahkan lahar.

Tak kalah penting saat ini bahasa-bahasa yang berkembang di masyarakat pun jauh dari keteladanan karena kata-kata kotor yang tak layak sering kali disematkan kepada kelompok-kelompok tertentu. Persoalan bahasa yang dikatakan maupun ditulis sebagai ekspresi pandangan negatif, kekesalan, dan hinaan penyebab rentannya eksistensi rasa persatuan.

Solusinya adalah usaha-usaha peningkatan tali silaturahmi dan saling pengertian satu sama lain agar tidak terjadinya suatu kekacauan. Kedua penegakan hukum yang tak pandang bulu oleh penguasa dan aparat pemerintah, dan pelindungan terhadapa hak-hak asasi masyarakat baik kelompok maupun perorangan. Ketiga upaya pemilihan umum yang jurdil. Dan terakhir melandaskan dasar kenegaraan dan penyelenggaraan pemerintah berpondasikan demokrasi Pancasila dan UUD 1945.

Dalam rangka membumikan sumpah pemuda, pemerintah harus mengambil langkah-langkah konkrit yang mampu menyatukan seluruh komponen bangsa dengan berbagai cara yang dapat merangkul tidak memukul dan tidak memihak. Maka dengan cara-cara yang disebutkan seperti pada solusi di atas adalah salah satu hal yang perlu dilakukan.

Berikutnya adalah keteladanan pemimpin harus diberikan kepada seluruh masyarakat dengan penegakkan hukum yang adil. Menjauhkan sifat-sifat yang hedonis, khususnya bagi pejabat dan tokoh masyarakat lainnya termasuk para seniman.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image