Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Jogja Terkini

Warga Rejowinangun Menggelar Kampung Srawung: Warga Gumbregah

Wisata | Monday, 24 Oct 2022, 09:21 WIB
Warga Rejowinangun Menggelar Kampung Srawung "Warga Gumbregah" (ist)

YOGYAKARTA - Kampung Srawung kembali digelar selama tiga hari, sejak 20-23 Oktober 2022 di Fasum RW 05 Rejowinangun, Kotagede, Yogyakarta dengan tema "Warga Gumbregah".

Hari pertama

Acara dimulai dengan rangkain kegiatan keagamaan oleh remaja dan takmir 2 Masjid Besar Gedongkuning. Hari pertama Kampung Srawung diakhiri dengan acara puncak Pengajian Akbar dalam kebersamaan, mengangkat Kajian " Warga Gumbregah, Nadhah Barokah.

Dari sisi keagamaan menurut Ahlan dan Eko Wahyudi acara Kampung Srawung ini sangat mencairkan suasana keagamaan, sehingga semua masyarakat dapat menikmati sesrawungan.

Hari Kedua

Kampung Srawung berkolaborasi dengan struktur pemerintahan dari level terbawah RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, sampai Kabupaten. Di hari kedua ini Kampung Srawung menyelenggarakan workshop wahana permainan anak tradisional, pentas seni berbagai Sanggar Anak, juga gelaran UMKM kuliner dan Fashion sebagai wujud pemberdayaan sosial masyarakat untuk kemakmuran.

Hari Ketiga

Dalam menguri-uri budaya adiluhung Yogyakarta, Kampung Srawung mengumpulkan seluruh elemen masyarakat berbaur menjadi satu. Mulai pagi hari kami menyelenggarakan Sepeda Gembira Kota Tuo yang diikuti oleh 400 orang menyusuri Kota Tua Yogyakarta diakhiri dengan pusat kegiatan UMKM untuk ngelarisi dagangan Tonggo.

Pada sore hari diadakan Ambiyuk, seluruh warga dari berbagai RT melakukan Kirab budaya yang diikuti kurang lebih 1000 orang, anak-anak, remaja dan dewasa. Warga sangat antusias membawa 7 Gunungan salah satunya Apeman untuk di bagikan kepada masyarakat Umum.

Puncak acara Kampung Srawung pada malam hari menyelenggarakan acara adat dan kesenian, " Srawung Tonggo, Kembul Bujono" di hadiri oleh semua tokoh masyarakat, jajaran pemerintah, pemimpin keagamaan dan berbagai komunitas.

Hadir pula pada acara puncak Kampung Srawung Mantri Pamong Praja Kemantren Kotagede Komaru Mak'arif yang mengapreasiasi Kampung Srawung.

"Acara ini sangat bagus sekali sebagai ajang silaturahmi dan menumbuhkan kepedulian antar masyarakat perkotaan, juga bisa menggali potensi warga," ucap Komaru.

Para pengunjung menyatu menikmati Sajian Dapur Tonggo yang dapat di nikmati secara gratis sebagai wujud pelayanan sambung tresno kepada para tamu. Acara puncak dibuka dengan doa lintas agama dan sajian tarian dan hiburan rakyat, semakin menambah meriah acara Kampung Srawung ke-5 dengan tema "Warga Gumbregah".

Menurut Tokoh Adat setempat Kampung Srawung menggali potensi kuliner daerah setempat.

"Di luar dugaan kita, Antusiame Warga dalam perjamuan (sedekah) potensi dapur setiap rumah tahun ini membludak, Awalnya saya kawatir tidak cukup, Alkhamdulillah justru masih dicukupkan untuk semua tamu,"ungkap Joko.

Acara Kampung Srawung ini juga terselenggara dengan kerja keras para pemuda setempat. Harapannya semoga tahun 2023 bisa terselenggara lagi dan mendapatkan dukungan dari banyak pihak .

"Saya sangat bahagia seluruh pemuda RW 05 Rejowinangun, bersama-sama antusias membantu, semua persiapan sehingga acara ini berjalan lancar. Semoga tahun tahun berikutnya semakin meriah dan berdampak luas untuk masyarakat,"jelas Fajar, selaku ketua Panitia Pelaksanaan Kampung Srawung.

Tokoh Kotagede Irsyam Hs Silver juga mengapresiasi acara Kampung Srawung, "Apik Dab, acara ini muncul dari masyarakat dengan atau tanpa dukungan pemerintah sudah jalan. Tapi kebangetan kalau dinas terkait tidak support acara seperti ini yang sudah jalan selama 5 tahun secara swadaya."

Tak lupa testimoni dari Komunitas Podjok Sepeda Tua, yang diwakili TowielFiet, "Acara ini luar biasa, harus semakin dikembangkan, semoga kedepannya bisa jadi Kegiatan destinasi wisata Yogyakarta, menjadi festival tahunan." (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image