Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sutanto

Kembangkan Wirausaha, MTsN 3 Bantul Luncurkan Bonlega

Eduaksi | 2021-12-07 11:38:21

Imogiri-Madrasah tidak hanya membekali siswa denga ilmu agama saja, namun perlu juga membekali siswanya dengan jiwa kemandirian dan keterampilan untuk mencari sebuah sumber penghasilan dengan membuka usaha ataupun menyalurkan kreatifitas yang dimiliki.

Berdasar pemikiran itulah MTsN 3 Bantul yang dikenal dengan sebutan Matsaga (MAdrasah TSAnawiyah tiGA), meluncurkan produk berupa Abon Lele Matsaga (Bonlega), Crispy lele, dengan merk “Crisle Matsaga” dan minuman Nata de Aloevera Matsaga, Senin (6/12/2021) di madrasah setempat.

Wakil Kepala Madrasah Urusan Kurikulum Puji Lestari, S.Pd selaku Manajer Produksi didampingi bagian produksi Sudarmi, S.Pd dan Masuratin, S.Ag menjelaskan peluncuran produk tersebut tak lepas dari status Madrasah Adiwiyata Kabupaten yang disandang mulai 2021.

Bahan baku lele untuk pembuatan abon dan crispy diperoleh dari Budidaya Ikan dan Sayuran dalam ember di Madrasah (Budiksamber). Muara dari Budiksamber adalah melatih siswa untuk belajar berwirausaha sekaligus sebagai sumber pembelajaran IPA tentang pertumbuhan dan perkembangan tanaman serta hewan, serta pelajaran IPS ekonomi. Sayuran yang di tanam adalah kangkung sedang ikan yang dibudidayakan adalah ikan lele. Sayuran kangkung dan ikan lele di jual di kalangan guru, dan sudah beberapa kali panen.

“Jadi kegiatan penghijauan di sekolah diselipkan dengan kegiatan kewirausahaan. Dengan kegiatan secara tidak langsung tersebut, maka siswa akan melakukan dua kegiatan secara tidak langsung pula, sehingga kegiatan pembelajaran bisa dilakukan dengan mengalir dan tidak kaku,” terang Puji.

Budiksamber dari awal dibuat, terdiri dari 10 ember besar, yang diisi dengan 50 bibit lele, dan 12 gelas plastik tiap ember ditanami sayuran kangkung. Dari awal dibuat panen kangkung sudah tak terhitung jumlahnya, sedang panen ikan lele sudah 3 kali panen raya. Awalnya kangkung diikat rapi dan dijual ke bapak ibu guru, dengan harga per ikat dua ribu rupiah. Namun saat ini hasil kangkung sudah melimpah, hampir setiap dua pekan sekali sayur kangkung bisa dipanen. Semua bapak ibu guru dapat memanennya dalam keadaan segar, langsung potong dari ember. Ini sangat bermanfaat bagi bapak ibu guru semua, bisa mendapatkan sayuran segar secara murah bahkan kadang gratis. Jadi program budiksamber akan terus dilanjutkan, sekaligus mendukung program Adiwiyata.

Menurut Masuratin, proses pembuatan Bonlega cukup mudah: pertama, lumuri daging lele dengan garam dan bawang putih, goreng sampai kekuningan. Kedua, pisahkan daging lele dari duri, lalu dihaluskan, sisihkan. Ketiga, haluskan semua bumbu, kecuali lengkuas dan daun salam. Tumis bumbu halus dan masukkan daun salam dan lengkuas. Keempat, masukkan daging lele halus, masak sampai tercampur rata, taburi dengan gula dan garam lalu masak sampai kering. Kelima, tiriskan abon sampai tidak ada minyak. Keenam, setelah dingin, kemas dengan plastik pengemas, dan tempel merk matsaga

Sudarmi menambahkan, untuk pembuatan Crisle Matsaga prosesnya dengan lele di fillet tipis tipis, dimarimasi selama setengah jam ditambahi 1 sendok telur yang sudah di kocok, kemudian siapkan tepung maizena dan baking powder serta bumbu yang sudah dihaluskan dan tambahkan air secukupnya dan aduk hingga merata, celupkan filet ikan lele ke dalam adonan, goreng sampai mengering, diamkan semalam agar bisa crispy, goreng kembali dengan api sedang sampai lele bener benar crispy, dikemas dan siap dijual.

Untuk produk Bonlega dan Crisle Matsaga bisa bertahan dalam jangka waktu lama. Jika masih dalam kemasan bisa bertahan dalam dua pekan

Puji menambahkan, untuk minuman segar Nata de Aloevera proses pembuatannya : kupas batang daun aluevera lalu cuci bersih lalu potong-potong dadu, kupas buah naga potong dadu kecil-kecil, bunga telang dilarutkan dalam air (untuk pewarna ungu), rendam dengan dalam 2 liter air yang sudah dicampur dengan air kapur sirih selama 15 menit, cuci kembali dengan air bersih lalu tiriskan, didihkan 3 liter air lalu masukkan potongan aluifera ke dalam air mendidih, masukkan gula pasir, vanili, citrun setelah 30 menit matikan kompor.

Bagi menjadi 3 bagian (wadah), bagian 1 diberikan pada larutan buah naga, bagian 2 dicampur dengan air perasan bunga telang, bagian 3 dicampur dengan jeruk nipis, dikemas, diberi label dan nata de aloevera siap di pasarkan/ dijual.

Minuman segar ini memiliki banyak manfaat, mengatasi panas dalam, mengatasi masalah pencernaan, mengatasi gejala Gastroseophageal reflux disease atau asam lambung, membantu regenarasi sel, dan sebagainya. Sengja kita memilih Nata de Aloevera di buat dari aloevera/ lidah buaya karena banyak di tanam di kebun madrasah,” pungkas Puji.

Kepala Madrasah Sugeng Muhari, S.Pd menyambut baik kreativitas dari para guru bersama para siswa membangun sinergi membuat produk yang sangat bermanfaat. Dirinya yakin apabila ditekuni tidak mustahil produk madrasah akan diterima masyarakat luas.

“Semoga 3 produk yang diluncurkan dapat laris diterima masyarakat, sehingga secara tidak langsung turut mempromosikan madrasah juga,” tandas Sugeng

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image