URGENSI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI GENERASI MILENIAL
Agama | 2021-12-07 09:43:19Menurut Yuswohady dalam artikel Millennial Trends (2016) Generasi milenial (Millennial Generation) adalah generasi yang lahir dalam rentang waktu awal tahun 1980 hingga tahun 2000. Kini generasi milenial disebut sebagai populasi terbesar di dunia. Berdasarkan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015, terdapat 269,9 juta generasi milenial di Indonesia pada 2020. Dengan jumlah yang besar, generasi milenial dinilai memiliki beberapa karakteristik menonjol yang bisa dibilang unik dibandingkan generasi lainnya. Menurut Glints, ada 7 karakteristik generasi milenial yaitu: mudah beradaptasi, melek teknologi, achievement-oriented atau berorientasi pada pencapaian, butuh perhatian, me me me generation, berpikiran terbuka dan mudah bosan.
Berdasarkan survei dari World Economic Forum berjudul Global Shapers Annual Survey 2016 terdapat 10 permasalahan utama bagi generasi milenial yaitu: perubahan iklim, perang dunia, konflik agama, kemiskinan, korupsi, keamanan, rendahnya Pendidikan, instabilitas politik, ketahanan pangan dan yang terakhir pengangguran. Survei ini memetakan opini dari 26.000 milenial dari 181 negara.
Di Indonesia generasi milenial banyak menyita perhatian banyak orang. Bagaimana jadinya jika bangsa Indonesia maju tetapi kurangnya akan pendidikan, baik pendidikan agama Islam maupun pendidikan lainnya. Agama Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad sebagai pelengkap ajaran yang dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya. Islam mengatur hubungan Allah dengan hamba-Nya (hablumminallah) dan hubungan manusia dengan manusia lainnya (hablumminannas).
Menurut Prof. Dr. Hasan Langgulung: Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang memiliki 4 macam fungsi, yaitu: 1) Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. 2) Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda. 3) Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup (survival) suatu masyarakat dan peradaban. Menurut M. Yusuf al-Qardhawi: Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan manusia seutuhnya, akal dan hatinya, rohani dan jasmaninya, akhlak dan keterampilannya. Karena itu, pendidikan agama Islam menyiapkan manusia untuk hidup baik dalam keadaan damai maupun perang, dan menyiapkannya untuk menghadapi masyarakat dengan segala kebaikan dan kejahatannya, manis dan pahitnya.
Jika dilihat pada zaman yang semakin modern ini sangat dibutuhkan pendidikan agama Islam. Di mana pada saat ini banyak sekali faktor-faktor yang dapat mempengaruhi generasi milenial baik faktor dari dalam maupun dari luar. Budaya asing yang masuk ke Indonesia memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif dari budaya asing seperti bertambahnya wawasan masyarakat Indonesia akan budaya bangsa asing yang masuk ke Indonesia seperti bahasa. Masyarakat Indonesia yang awalnya hanya dapat berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia atau bahasa daerah masing-masing, kini dapat menambah bahasa baru dari adanya budaya asing yang masuk ke Indonesia. Namun, dibalik dampak positif yang kita terima terdapat juga dampak negatif akibat masuknya budaya asing ke Indonesia. Pakaian yang terlalu mini atau terlalu terbuka dari budaya asing merupakan hal yang berdampak negatif bagi masyarakat Indonesia khususnya umat Islam.
Pendidikan Agama Islam pada zaman sekarang sangat dibutuhkan, karena pada saat ini banyak sekali umat Islam yang lalai akan perintah Allah. Contohnya dengan masuknya budaya asing saat ini banyak sekali umat Islam khususnya perempuan memperlihatkan auratnya di depan orang yang bukan mahramnya. Seperti menggunakan pakaian yang terlalu terbuka, memperlihatkan lekuk tubuh, mengenakan hijab tetapi rambut terlihat dan tidak menutup dada. Bahkan kerap kali mereka sengaja mengunggahnya di akun sosial media mereka dengan alasan agar terkenal. Hal tersebut jelas menyimpang dari ajaran agama Islam.
Kurangnya kesadaran dari diri sendiri merupakan faktor terbesar kurangnya pendidikan agama Islam. Contoh nyata yang dapat kita ambil dari kurangnya akan pendidikan agama Islam adalah yang terjadi di Indonesia saat ini. Saat ini cara berpakaian para generasi milenial sangat memprihatinkan, khususnya dalam hal mengenakan hijab. Hijab pada dasarnya adalah untuk menutup aurat yang dikenakan di kepala dan menutupi dada. Mirisnya pada saat ini para generasi milenial menggunakan hijab tidak sesuai dengan perintah yang diajarkan. Mereka mengenakan hijab semaunya saja, bahkan tidak sedikit orang yang mengenakan hijab, tetapi sengaja untuk memperlihatkan auratnya. Sebenarnya mereka tahu bahwa yang mereka lakukan salah, tetapi karena kurangnya pendidikan agama Islam mereka tetap melakukan hal tersebut.
Generasi milenial harus mempelajari pendidikan agama Islam agar terjadi keseimbangan dengan pendidikan umum. Pendidikan Islam menyiapkan peranan generasi milenial dalam meneruskan tugas di dunia dan kelak dapat memperoleh hasilnya (pahala) di akhirat. Pendidikan agama Islam merupakan bimbingan untuk membentuk kepribadian dan karakteristik yang lebih baik. Pendidikan Islam ditujukan untuk mencapai keseimbangan pertumbuhan dari pribadi, manusia secara menyeluruh melalui Latihan-latihan kejiwaan, akal pikiran, kecerdasan, perasaan, dan pancaindra. Oleh karena itu, pendidikan Islami harus mengembangkan seluruh aspek kehidupan manusia, baik spiritual, intelektual, imajinasi, jasmani, rohani, baik secara individual maupun kelompok untuk mencapai kehidupan yang sempurna.
Pendidikan Islam merupakan salah satu aspek dari ajaran Islam secara keseluruhan. Karena tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dan Islam, yaitu menciptakan pribadi yang selalu bertakwa kepada Allah dan dapat mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat. Banyak generasi milenial pada zaman sekarang yang kurang mau mempelajari ilmu agama Islam. Sebenarnya hal ini terjadi karena banyak faktor yang mempengaruhi baik dari keluarga, lingkungan, teman, dan pergaulan yang salah. Keluarga sebagai sebuah institusi mini yang dapat memberikan pemenuhan kebutuhan anak sebagai makhluk bio psiko-sosio-spiritual dengan pengembangan kepribadiannya.
Dalam menuntut pendidikan agama Islam di zaman yang serba digital saat ini, kita juga dapat memperolehnya melalui media sosial seperti youtube, instagram, tik tok dengan mendengarkan kajian dari para penceramah dan kita juga dapat melihat quotes-quotes yang berhubungan tentang agama Islam. Dalam mempelajari agama Islam kita juga harus memperhatikan agar apa yang kita pelajari sesuai dengan apa yang memang diperintahkan oleh Allah. Jangan sampai yang kita pelajari malah tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan-Nya.
Dengan demikian, pendidikan agama Islam penting bagi generasi milenial. Karena dengan mempelajari pendidikan agama Islam, diharapkan generasi milenial dapat tumbuh mengikuti perkembangan zaman. Walaupun mengikuti perkembangan zaman, akan tetapi apa yang dilakukan para generasi milenial tetap harus sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasul kepada umat muslim agar tidak terjadinya penyimpangan yang dapat berdampak buruk bagi para generasi milenial. Kita sebagai umat muslim, harus saling menguatkan satu sama lain dalam berbuat kebaikan agar terciptanya umat muslim yang baik akhlaknya dan juga perilakunya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.