Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Siti Khotijah

KEBIJAKAN MONETER SYARIAH MENCIPTAKAN STABILITAS HARGA

Ekonomi Syariah | Monday, 17 Oct 2022, 17:31 WIB

Uang merupakan variable yang tidak bisa dihindari dalam aktivitas ekonomi sehari-hari masyarakat. Dan juga uang yang beredar di masyarakat perlu mendapatkan perhatian seiring sejalan dengan perputaran ekonomi yang terjadi di masyarakat. Adakalanya dalam kondisi tertentu perputaran uang berlangsung cukup cepat dan uang beredar terlalu banyak misalnya perayaan hari besar dan pada saat pergantian tahun ajaran baru di sekolah. Terjadinya kenaikan harga secara umum yang didorong oleh penarikan uang dalam jumlah massal di masyarakat diwaktu yang bersamaan yang akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Penurunan daya beli masyarakat ini terjadi disebabkan karena nilai uang yang berkurang daya belinya dari sebelumnya. Dalam kondisi ini diperlukan adanya intervensi otoritas agar laju inflasi dapat dihentikan dan ditekan turun dalam sebuah kebijakan moneter.

Kebijakan moneter pada prinsipnya merupakan bagian dari kebijakan ekonomi makro untuk mempengaruhi variabel ekonomi agar mencapai tujuan stabilitas harga dan mata uang. Ketercapaian stabilitas harga dan mata uang dalam suatu perekonomian merupakan upaya yang penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mencapai peningkatan kesejahteraan masyarakat. Menjaga stabilitas harga dan mata uang bermakna memelihara suatu tingkat harga dan nilai tukar mata uang tidak mengalami perubahan atau berfluktuasi dari suatu waktu ke waktu tertentu dalam suatu rentang waktu perekonomian. Menjaga stabilitas harga dan nilai tukar mata uang berperan cukup tinggi dalam mencapai perekonomian yang stabil karena mempertahankan harga dan nilai tukar pada kisaran yang stabil pada jangka waktu tertentu akan memberikan kepastian dalam perekonomian. Harga yang stabil dan nilai tukar yang tidak terlalu berfluktuasi akan menyebabkan masyarakat berhadapan dengan beban biaya yang rendah dan rentang harga barang dan jasa yang terjangkau masyarakat.

Kebijakan moneter yang diambil oleh otoritas moneter memerlukan jalur tertentu dan instrumen tertentu agar berlaku efektif memengaruhi sasaran dan target akhir yang diharapkan. Dalam konteks kebijakan moneter konvensional telah dipahami bahwa kebijakan yang diambil umumnya menggunakan instrumen berbasis bunga dan memungkinkan terjadinya perdagangan mata uang atau perdagangan aset berbasis mata uang yang bergulung-gulung. Instrumen seperti ini terbukti rentan dan menjadi penyebab terjadi krisis keuangan yang kemudian mendorong terjadinya krisis ekonomi dan krisis lainnya seperti krisis sosial dan politik sebagaimana ditunjukkan oleh krisis moneter Asia 1998 dan Krisis Global tahun 2008.

Kebijakan moneter konvensional yang membolehkan pembungaan uang dan memperkenankan uang diperlakukan sebagai komoditas yang diperdagangkan telah mendorong timbulnya motif menyimpan uang untuk tujuan spekulasi sebagai mata pencarian. Telah menjadi suatu realitas bahwa sikap spekulatif yang ditunjukkan oleh para spekulan mata uang dan aset berbasis pembungaan telah menyebabkan krisis yang menyengsarakan masyarakat dunia. Lihat saja bagaimana krisis moneter Asia pada tahun 1998 yang harus diikuti dengan krisis sosial dan politik karena kerentanan sektor pasar keuangan akibat ulah spekulan yang mempermainkan mata uang dengan dalih hanya berbisnis (business as usual) karena memperdagangkan mata uang Dollar terhadap mata uang domestik. Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang cukup menderita mengalami krisis moneter pada era tersebut.

Demikian pula halnya krisis global pada tahun 2008 telah menujukkan bagaimana keserakahan para pemburu mempermainkan ekonomi dunia global lewat produk derivatif berskema Kredit Perumahan Murah (subprime mortgage) yang kemudian dijadikan aset yang menggelembung sebagai instrumen yang diperdagangkan sampai ke luar negeri. Praktik pembungaan uang yang bersanding dengan aksi spekulasi dan moral hazard ini telah menyebabkan gelombang krisis dan merosotnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap produk-produk pasar keuangan. Industri keuangan justru berkembang seperti industri perjudian yang kelihatannya menawarkan keuntungan menggiurkan namun terkandung risiko sewaktu-waktu ambruk yang sangat besar. Gelembung besar yang terjadi di sektor industri keuangan inilah yang menjadi bom waktu yang akan meledak sewaktu-waktu dan memakan korban yang tidak sedikit akibat ulah para spekulan dan pelaku pengambil rente. Sistem moneter syariah memberikan solusi menjanjikan stabilitas pada harga dan nilai uang dengan memastikan yang hanya digunakan untuk motif transaksi, membayar kewajiban cicilan hutang, motif menyimpan kekayaan dengan tujuan berjaga-jaga, dan tidak menyimpan uang untuk tujuan spekulasi dan pembungaan uang. Dalam kerangka sistem moneter syariah uang dipastikan mengalir di sektor riil. Pasar uang dijadikan sebagai pendukung dan penyedia dana ke pasar sektor riil. Sehingga dengan demikian terjadi keseimbangan antara uang yang beredar dengan kebutuhan di sektor produktif dan riil.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image