Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ramon Momon

Sejumlah Media Massa Asing Menyoroti Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang.

Olahraga | Sunday, 02 Oct 2022, 17:36 WIB

Tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, menjadi perhatian dunia internasional. Berbagai media massa asing menyoroti tragedi yang terjadi usai laga Arema FC melawan Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10) malam WIB, dan membuat sebanyak 174 orang meninggal dunia.

Skysport.com menuliskan judul "Indonesia: At least 174 people killed after riot at football match". Dalam beritanya, Skysport.com menuliskan "sedikitnya 174 tewas setelah terjadi kerusuhan dalam pertandingan antara Arema dan Persebaya Surabaya; sebuah penyerbuan dimulai ketika polisi menembakkan gas air mata ke kerumunan; lebih dari 300 orang dilarikan ke rumah sakit terdekat, tetapi banyak yang meninggal dalam perjalanan atau dalam perawatan," tulisnya.Reuters turut melaporkan insiden ini. Menurut media tersebut, masa yang bergejolak dan melakukan aksi kekerasan sudah lama menjadi ciri khas sepak bola Indonesia.

Sementara Reuters memuat judul "Pihak berwenang Indonesia mengatakan 174 orang tewas setelah huru-hara sepak bola". Dalam laporannya Reuters memuat kronologi, hingga pernyataan Presiden Joko Widodo yang meminta liga ditunda hingga evaluasi dan perbaikan pengamanan dilakukan.

Seperti diketahui, kericuhan terjadi usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar setelah sejumlah flare dilemparkan, termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut.

Petugas pengamanan kemudian melakukan upaya pencegahan dengan melakukan pengalihan agar para suporter tidak masuk ke dalam lapangan dan mengejar pemain. Dalam prosesnya, akhirnya petugas melakukan tembakan gas air mata.

Polri belum dapat menyimpulkan penggunaan gas air mata oleh kepolisian dalam penanganan suporter sepak bola sebagai pangkal utama terjadinya tragedi kemanusiaan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Kepala Divisi (Kadiv) Humas Mabes Polri Irjen Dedi Prasetyo mengatakan, terlalu dini menyimpulkan peristiwa yang menewaskan sedikitnya 129 orang itu berpangkal dari aksi sepihak aparat keamanan.

"Dievaluasi dulu secara menyeluruh. Kita tidak boleh terburu-buru dalam menyimpulkan. Kita akan lakukan evaluasi menyeluruh agar komprehensif. Dan, nanti akan disampaikan (hasilnya)," kata Dedi di Jakarta, Ahad (2/10/2022).

Sementara Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Efendi mengumumkan bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur bertambah. Pemutakhiran data tersebut disampaikannya di Kabupaten Malang, Ahad (2/10/2022).

"Total ada 130 korban meninggal dunia," kata Muhadjir.

Muhadjir mengatakan, hingga saat ini ada kurang lebih 19 jenazah yang masih belum teridentifikasi dan berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar Kota Malang. Sementara itu, jenazah lainnya sudah diambil oleh masing-masing keluarga.

Muhadjir menyerukan masyarakat ada yang merasa kehilangan keluarga saat menyaksikan laga antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan untuk mendatangi ke RSUD Saiful Anwar. "Kalau ada keluarga yang merasa kehilangan, terutama keluarganya yang Aremania, itu segera melakukan pengecekan di Saiful Anwar. Ada 19 orang yang belum teridentifikasi," katanya.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image