Rektor Idaqu Bersama UYM Lakukan Studi Banding ke Universitas Al-Azhar Mesir
Info Terkini | 2021-12-04 15:15:12Universitas Al-Azhar yang berada di Mesir tidak hanya menjadi kampus Islam tertua di dunia. Tetapi juga menjadi tempat lebih dari 10 ribu mahasiswa Indonesia untuk belajar Islam dan menjadi delegasi pelajar asing terbesar dari seluruh dunia.
Hal tersebut diungkapkan Wakil Grand Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Muhammad Ad-Duwainy saat menerima Delegasi Pondok Pesantren Salafiyah dan Pesantren Modern yang dipimpin oleh Waketum DMI Komjen Pol (P) DR. Syafruddin dan Ketua Umum Forum Komunikasi Pesantren Muadalah (FKPM) Prof. Dr. KH. Amal Fathullah Zarkasyi, MA. Ahad (28/11).
Dilansir dari kumparan.com/cerita-santri, Rombongan Daarul Qur’an yang terdiri dari KH Yusuf Mansur, KH Ahmad Jamil, KH Tarmizi Ashidiq dan KH Anwar Sani datang ke Mesir untuk mengikuti kegiatan kerjasama muadalah dengan Al-Azhar bersama beberapa delegasi pesantren dari Indonesia.
Muadalah sendiri merupakan kurikulum yang diselenggarakan dan berada di lingkungan pesantren dengan basis kitab kuning atau dirasah islamiyah dan berada di bawah Kementerian Agama.
Dalam kesempatan tersebut, KH Ahmad Jamil selaku Pimpinan Daarul Qur’an Direktorat Pendidikan, berharap kerjasama ini akan semakin mempermudah sekaligus memperbanyak alumni pesantren khususnya dari Daarul Qur’an belajar di Al-Azhar.
"Saat ini ada ratusan alumni Daarul Qur’an yang tengah menuntut ilmu di Al-Azhar dan kami berharap dengan kerjasama ini akan semakin banyak lagi alumni Daarul Qur’an yang bisa meneruskan studinya di negeri para nabi ini dengan segala kemudahan,” ujar Ahmad Jamil.
Selama perjalanan di Mesir para Rombongan Daarul Qur’an juga menyempatkan diri untuk bertemu dengan lulusan-lulusan Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an yang sedang melanjutkan pendidikan di Mesir. Semoga kedepannya mahasiswa Idaqu bisa menjadi orang sukses dan membantu Institut Daarul Qur’an supaya bisa berkembang menjadi Universitas bertaraf Internasional seperti Universitas Al-Azhar.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.