Mie Caluek Khas Pidie Juga Mie Aceh
Kuliner | 2021-12-04 07:41:33Belum lengkap rasanya bila Anda berkunjung ke Pidie ataupun Pidie Jaya bila mencicipi makanan khas satu ini. Ternyata, kuliner Mie Aceh tidak hanya Mie Aceh saja, tetapi ada Mie lain lagi yang sangat terkenal kelezatannya yaitu Mie Caluek.
Bagi masyarakat Aceh, khususnya di Kabupaten Pidie, mie caluek menjadi menu favorit. Mie Caluek merupakan varian lain dari kuliner mie yang khas Aceh. Selain terkenal dengan mie Aceh, makanan yang mirip dengan spaghetti ini juga tenar di daerah Serambi Mekah.
"Sangat unik memang namanya. Tapi, bukan berarti rasanya tak unik. Kuliner khas Aceh ini juga terkenal kelezatannya," tulis Nailul Amani, mahasiswi Politeknik Kutaraja, dalam laporannya.
Campuran mie ini masih mengandalkan bumbu rempah lokal. Mie Caluek memiliki kuah kacang yang warnanya agak kemerahan dan rasanya sedikit pedas karena ada campuran cabai Keleng atau di sebut bubuk cabai kering, dan kuah tersebut yang menjadi pelengkap nikmatnya kuliner asal Pidie Jaya tersebut.
Untuk lebih sempurnanya lagi, biasanya Mie Caluek ini ditambahkan kerupuk tepung merah putih. Bagi yang menyukai rasa pedas, jangan lupa tambahkan sambal merah dicampur bawang. Tentunya, akan menambah rasa kian nikmat.
Mie Caluek juga banyak disajikan dengan campuran sayur. Banyak juga orang mencampur Mie Caluek dengan pecal atau lontong. Meski berbeda-beda, namun tak mengurangi nikmatnya rasa mi yang disajikan.
Salah satu sentra Mie Caluek yang terkenal yakni di Pidie. Di kabupaten ini, terdapat beberapa tempat yang dikenal akan kelezatan Mi Caluek nya. Ada di pasar Grong-grong, ada pula di alun-alun kota Sigli, dan di keude Meureudu (kini Pidie Jaya). Bila di tempat lain, sering dijumpai Mie Caluek hanya pada pagi hari.
Paling sering, Mie Caluek dapat ditemui ketika bulan puasa. Namun di bulan-bulan lain luar Ramadhan di tempat-tempat keramaian Mie ini juga sering ditemukan dan dijual di gerobak-gerobak
Selain dari tempat asalnya, Mie Caluek juga mulai dijual di Banda Aceh dan sekitarnya l. Mie Caluek kini bisa diperoleh melalui outlet jalan Prof. Ali Hasyimi, sekitaran jembatan Pango yaitu MIE CALUEK SIGLI cabang Lampineung.
Usaha ini dimulai bersama orang tuanya sejak 2009, untuk omset perharinya sekitaran 2 juta per hari. Sekarang usaha ini dijalankan dengan anaknya dan sudah mempunyai cabang dan memperkerjakan 2 orang karyawan. Pada hari biasa dan 4 sampai 5 karyawan bila di bulan puasa.
Harga yang ditawarkan mulai dari Rp7.000 sampai dengan Rp 12.000 setiap porsinya tergantung permintaan dari pelanggan. Rata-rata pelanggannya adalah masyarakat biasa dan mahasiswa yang tinggal diseputaran Banda Aceh dan Aceh Besar.
Proses pembuatan Mie Caluek sangatlah mudah sekali. Tempat mengolah Mie Caluek dilakukan di rumah, kemudian dipasarkan ditempat penjualan (outlet). Biasanya penjual belum membungkus Mie Caluek bila belum dipesan, ketika ada yang pesan barulah dibungkus untuk dimakan di rumah.
Penjualan Mie Caluek mulai dibuka sejak pukul 08:00 wib sampai dengan 13:00 wib siang, buka setiap hari mulai dari Senin sampai dengan Sabtu, untuk Minggu tidak ada penjualan alias libur. (*)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.