UBS, Model Ujian di Sekolah Masa PTMT
Eduaksi | 2021-12-03 16:12:09Pandemi telah mengubah banyak hal dalam dunia pendidikan. Pembatasan kegiatan dan interaksi antar manusia menjadi kebijakan umum yang harus diterapkan. Namun berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi proses pendidikan masih bisa diselamatkan. Kemajuan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi (TIK) ini telah mentransformasi banyak hal dalam kehidupan. Tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Bagi sekolah, pilihan melakukan aktifitas pembelajaran secara daring menjadi alternatif yang tak bisa dielakkan. Meski banyak kekurangan terutama pada aspek mendidik, pemanfaatan teknologi pendidikan berbasis dalam jaringan menjadi keniscayaan dan peluang mempercepat kemajuan.
Tidak hanya proses pembelajaran, proses penilaian pun dilakukan secara daring. Tidak dipungkiri efisiensi penggunaan TIK menjadi benefit tersendiri yang langsung bisa dirasakan. Jika sebelumnya banyak menggunakan kertas untuk mencetak soal ujian, lembar jawaban, daftar hadir dan berita acara maka dengan ujian online semua itu bisa menjadi paperless. Dengan mengurangi penggunaan kertas menjadikan sekolah lebih ramah lingkungan serta berpartisipasi secara global mengurangi sampah dan penebangan pohon sebagai bahan baku kertas.
Sebenarnya ujian online bukan sesuatu yang baru. Sebelumnya kita mengenal Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) sebagai bagian dari ujian akademik untuk siswa SMP dan SMA tingkat akhir. Namun kini kebijakan ujian online secara nasional tersebut telah dihapus olek kemendikbud. Bagi lulusan SMA yang akan melanjutkan belajar di perguruan tinggi negeri, mereka harus lolos Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Kedua ujian tersebut menggunakan perangkat komputer desktop maupun laptop.
Nah kini ujian online mulai bertransformasi ke perangkat yang lebih fleksibel dan akrab dengan kehidupan kita. Anda pun bisa dengan mudah menebaknya, apalagi kalau bukan smartphone. Gadget yang satu ini telah menjadi bagian penting dalam memudahkan kegiatan sehari-hari masyarakat dari berbagai kalangan. Smartphone dengan seri terbaru semakin diincar karena banyaknya fitur-fitur baru yang semakin keren dan memanjakan penggunanya. Dan pelajar zaman now adalah generasi Z yang paling keranjingan menggunakan smartphone.
Dengan semakin canggihnya perkembangan teknologi digital yang ditanamkan pada smartphone menjadikan telepon genggam tersebut mempunyai kemampuan tingkat tinggi, dengan fungsi hampir menyerupai komputer. Seiring perkembangan perangkat keras pada handphone, perkembangan perangkat lunak atau lebih akrab kita menyebutnya sebagai aplikasi bermunculan bak jamur di musim hujan. Termasuk dalam hal ini adalah aplikasi untuk ujian secara online via smartphone. Aplikasi apa saja? Di jaman kiwari anda bisa mencarinya dengan berselancar bersama mbah google ya, he he.
Kehadiran smartphone canggih dan aplikasi ujian online menjadikan sekolah harus cepat beradaptasi dengan perkembangan tersebut. Kami pun menyambutnya dengan terbuka dan mulai menerapkannya untuk berbagai kegiatan ujian. Termasuk kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS) yang sudah berlangsung di sekolah kami mulai awal bulan desember ini. Saya ikut menyebutnya dengan istilah Ujian Berbasis Smartphone (UBS).
Pada saat pembelajaran jarak jauh (PJJ) ujian pun dilakukan secara daring di rumah. Berbeda dengan saat PJJ, dalam masa PTM Terbatas sekarang ini PAS secara online atau UBS tersebut dilaksanakan di sekolah. Siswa mengerjakan ujian di sekolah dengan menggunakan gadget masing-masing seperti smartphone dan tablet. Sebelumnya siswa diharuskan sudah menginstal aplikasi yang kami gunakan untuk UBS tersebut.
Strategi pelaksanaan PAS secara daring di sekolah dimaksudkan untuk menjamin siswa melaksanakan dengan jujur dan praktis. Maksud praktis disini adalah jika terjadi masalah terkait seperti sistem aplikasi, sinyal dan lainnya cepat tertangani dengan guru pengawas di ruang ujian atau teknisi IT (information teknologi) di sekolah. Protokol kesehatan tidak lupa diberlakukan guna membuat suasana kondusif di saat masih pandemi sekarang ini. Selama tiga hari model ujian ini diterapkan tidak banyak masalah yang muncul baik terkait aplikasinya maupun cara penggunaan di perangkat smartphone siswa. Dan sepertinya model ujian seperti ini akan menjadi tren bagi banyak sekolah di masa depan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.